F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-224: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas

Audio ke-224: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-457
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS 01 Jumadil Akhir 1445 H / 14 Desember 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-224: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang selanjutnya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَامَ فِيْنَا رَسُوْلُ اللهِ ﷺ ، بِمَوْعِظَةٍ ، فَقَالَ : ❲ يَااَيُّهَا النَّاسُ! اِنَّكُمْ مَحْشُورُوْنَ اِلَى اللهِ - تَعَالَى - حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً ؛ قَالَ تَعَالَى : { كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ } [الأنبياء : ١.٤] ، اَلاَ وَاِنَّ اَوَّلَ اْلخَلاَئِقِ يُكْسَى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ اِبْرَاهِيْمُ ﷺ ، اَلاَ وَاِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ اُمَّتِيْ ، فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشَّمَالِ ، فَأَقُوْلُ : يَا رَبِّ! اَصْحَابِيْ ؟! فَيُقَالُ : اِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا اَحْدَثُوْا بَعْدَكَ! فَأَقُوْلُ كَمَا قَالَ اْلعَبْدُ الصَّالِحُ : قَالَ تَعَالَى : { وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَّا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ } إِلَى قَوْلِهِ : { ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ } [المائدة: ١١٧، ١١٨] ، فَيُقَالُ لِي : اِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوْا مُرْتَدِّيْنَ عَلَى اَعْقَابِهِمْ مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ ❳ . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [ الْبُخَارِيُّ ( ٣٣٤٩ ) ، وَمُسْلِمٌ ( ٢٨٥٩ ) ] .
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, dia menuturkan, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berdiri untuk menasihati kami, maka Beliau pun bersabda, 'Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian akan dikumpulkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan tidak berkhitan. Seperti disebutkan di dalam firman-Nya: 'Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Suatu janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya.' [QS. Al-Anbiyaa': 104]

Ketahuilah, manusia yang pertama kali diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim Shallallahu 'alaihi wasallam. Ingatlah, bahwa kelak ada orang-orang dari umatku yang didatangkan, lalu mereka akan digiring ke sisi neraka bersama calon penghuninya. Kemudian aku berkata, 'Ya Rabbku, mereka adalah para sahabatku.' Lalu dikatakan, 'Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu.' Maka aku berkata seperti perkataan hamba yang saleh, sebagaimana di dalam ayat Al-Qur'an, 'Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka,' sampai dengan firman-Nya 'Azza wa Jalla, 'Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana.' [QS. Al-Maidah: 117-118]

Kemudian dikatakan kepadaku, 'Sesungguhnya mereka tetap saja murtad dari agama mereka, sejak kamu meninggalkan mereka'."
(Muttafaqun 'alaih)
Yang pertama kita lihat, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau sering kali memberi nasihat kepada para sahabat. Ada ceramah-ceramah rutin yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam seperti khutbah Jum'at, khutbah Idul Fitri, Idul Adha, setelah shalat; kemudian ada khutbah selesai shalat Khusuf, khutbah Istisqa' yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Tapi ada ceramah-ceramah yang insidental, dikarenakan ada perkara yang harus disampaikan kepada para sahabatnya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan mereka. Kenapa? Karena sarana pada masa itu adalah lebih kepada ceramah daripada tulisan. Yang kalau kita lihat di zaman kita sekarang ini, alhamdulillah, di antara tanda-tanda kiamat itu,

اِنْتِشَارُ القَلَمِ
Menyebarnya pena.
Sehingga semua orang bisa menulis, semua orang bisa membaca, dan di sana sarana untuk itu ada.

Pada kesempatan yang disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu Ta'ala 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berceramah, Beliau mengatakan,

❲ يَااَيُّهَا النَّاسُ! اِنَّكُمْ مَحْشُورُوْنَ اِلَى اللهِ تَعَالَى ❳
Ini sebuah peringatan kepada para sahabat, kalau dunia ini akan kalian tinggalkan, kalian akan dihimpun pada hari kiamat menuju kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dibangkitkan dari kuburnya dalam kondisi tidak beralas kaki.
Sekarang mungkin manusia yang memiliki uang lebih bisa membeli sepuluh, seratus alas kaki dan bisa berganti-ganti. Tapi semua akan engkau tinggalkan. Engkau akan dibangkitkan dalam kondisi tidak beralas kaki, 'uraita ( عُارَية ) tidak berpakaian. Kita bisa sehari 3-4 kali ganti pakaian, dan kita membelinya pun bisa setiap hari kalau kita menginginkan. Tapi kelak ketika datang kematian, yang engkau pakai akan dilepas.

Tidak sedikit orang yang berangkat, dia mengancingkan bajunya sendiri. Tapi pulang, orang lain yang membuka kancing bajunya. Dan nanti pun akan masuk ke dalam kuburan dalam kondisi telanjang, dibungkus oleh kafan dan keluar dalam kondisi telanjang.

❲ غُرْلاً ❳
Belum disunat.
Ini isyarat tentang disyariatkannya sunat. Karena nanti, akan dibangkitkan dalam kondisi tidak sunat. Berarti ketika di dunia mereka sunat.

Berkaitan dengan sunat ini, apa hukum sunat itu? Bagi kaum lelaki, pendapat yang kuat adalah wajib. Adapun bagi kaum wanita, sunah (tidak sampai tingkatan wajib). Dan itu pendapat yang pertengahan, yang disebutkan oleh Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala.

Allah menyebutkan,

{ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ }
Itu suatu hal yang pasti, sebagaimana Allah memulai penciptaan, Allah akan kembalikan seperti itu.(QS. Al-Anbiyaa': 104)
Audio ke-224: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas
Kemudian, yang pertama mendapatkan pakaian, siapa? Nabi Ibrahim 'Alaihissalam. Ketika bicara tentang kenapa Nabi Ibrahim 'Alaihissalam? Kok bukan Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam? Ini tidak menunjukkan bahwasanya Nabi Ibrahim lebih mulia dari Nabi kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, tapi memiliki keistimewaan tersendiri Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, yaitu yang pertama mendapatkan pakaian. Kenapa? Sebagian ulama berpendapat, karena Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, beliau pernah ditelanjangi oleh kaumnya ketika mau dibakar. Ya, kita lihatlah bagaimana orang yang hendak dibakar, hendak disiksa, dilucuti pakaiannya. Maka Allah memberikan kemuliaan buat Nabi Ibrahim 'Alaihissalam dengan dikasih pakaian terlebih dahulu.

Kemudian, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bercerita tentang telaga Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi dalam hadits lain pernah mengatakan,

❲ أَنَا فَرَطُكُمْ فِي الحَوْضِ ❳
"Aku menanti kalian di telaga."
Jadi meeting point kita bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah telaga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam di padang mahsyar sana. Jadi ketika keluar, ketika dalam kondisi matahari mendekat, kita belum sampai ke tempat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi selesai itu, kita menuju kepada haudh ( الحَوْض ). Jadi setelah haudh ini, baru nanti akan ada hisab, ada timbangan, pembagian kitab, lalu menuju ke shirath nantinya.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menjelaskan salah satu potongan cerita ketika Beliau berada di haudh 'Alaihis-shalatu wassalam.

Akan didatangkan orang-orang dari umatku yang dihalau dari telagaku, dibawa ke arah kiri sana. Lalu aku mengatakan,

❲ يَا رَبِّ! اَصْحَابِيْ؟! ❳
Mereka sahabat-sahabatku.
Ada riwayat lain mengatakan,

❲ أُصَيْحَابِيْ ❳

Ada yang mengatakan,

❲ أُمَّتِيْ ❳

Maka dikatakan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

{ اِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا اَحْدَثُوْا بَعْدَكَ! }

Nabi protes ketika ada umat yang tidak boleh mendekat ke telaganya, yang dihalau untuk datang ke depannya telaga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Nabi protes mengatakan, Itu Rabbii.. umatku, sahabatku. Lalu dikatakan kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, Engkau enggak tahu apa yang diperbuat oleh umatmu setelah engkau mati?!

❲ فَاَقُوْلُ كَمَا قَالَ اْلعَبْدُ الصَّالِحُ ❳
Lalu aku berkata seperti yang dikatakan hamba yang saleh.
Itu Nabi Isa 'Alaihissalam ketika mengatakan,

{ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَّا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِى كُنتَ أَنتَ ٱلرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنتَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ }
Dia (mengatakan), "Ya Allah, aku (Nabi Isa 'Alaihissalam mengatakan hal itu) ketika aku hidup di dunia, aku menjadi saksi atas mereka. Ketika Engkau mematikan aku, maka Engkaulah yang mengawasi mereka (apa yang dilakukan oleh umatnya). Dan Engkau Maha Mengawasi segala sesuatu." (QS. Al-Maidah: 117)
{ إِن تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِن تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ }
"Kalau Engkau mengazab mereka, maka mereka adalah hamba-hamba-Mu ya Allah. Tapi kalau Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkau Maha Perkasa dan Maha Bijak."(QS. Al-Maidah: 118)
Audio ke-224: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Ibnu Abbas
Artinya, setelah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam meninggal dunia, Nabi enggak tahu apa yang terjadi dengan umatnya. Dan betul ada pemurtadan. Jadi ada orang-orang yang Nabi kenal mereka. Mereka datang berbai'at kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, dari golongannya Musailamah al-Kazzab, yang dari Bani Hanif dari Riyadh sana, atau dari beberapa tempat yang lainnya, yang mereka setelah meninggalnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, mereka murtad.

Maka di sini, para ulama ketika berbincang, siapa saja sih yang tidak boleh mendekat dari telaga Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam?
  1. Orang-orang yang murtad, tentunya.
  2. Orang-orang yang mengubah ajaran agama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
  3. Orang-orang yang berbuat bid'ah dalam agama ini.
Pelaku dosa-dosa besar yang mereka akhirnya dihalau dari mendekati telaga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kemudian mengatakan,

❲ سُحْقًا ، سُحْقًا ❳
Jauhkan mereka, jauhkan mereka!
اِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوْا مُرْتَدِّيْنَ عَلَى اَعْقَابِهِمْ مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ
Akhirnya disebutkan bahwasanya mereka terus melakukan tindakan kemurtadan, setelah engkau pisah dari mereka.
Artinya, tetap ada orang-orang yang murtad, tapi bukan berarti hadits ini menyebutkan semua sahabat Nabi murtad. Karena orang-orang Syi'ah menggunakan hadits ini sebagai dalil kalau para sahabat Nabi itu semuanya murtad; Abu Bakar murtad, Umar murtad, Utsman murtad. Ali enggak, enggak murtad. Kemudian disebutkan, sahabat-sahabat yang lain tidak murtad, kecuali empat orang, kata mereka.

Subhanallah.
Padahal bagaimana ijma' umat Islam, bahwasanya Abu Bakar adalah khalifah setelah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Umar melanjutkan perjuangan Abu Bakar. Dan di masa Abu Bakarlah ditumpasnya orang-orang yang murtad. Siapa yang melakukan? Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu Ta'ala 'anhu bersama para sahabatnya ketika menumpas pasukan Musailamah al-Kazzab.

Maka hadits ini menunjukkan tentang pentingnya mengamalkan sunnah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Jangan diremehkan! Jangan lagi ada perkataan, Kan cuma sunnah. Apalagi ada orang-orang yang kemudian menambah-nambah urusan agama ini dengan ucapan, Ooh, ini kan baik.., ini kan baik.
Sudahlah.. Kita ini ingin menjaga persatuan, ingin menjaga kebersamaan.

Bagaimana cara supaya umat Islam bisa bersama, bisa bersatu? Enggak ada cara lain, kecuali dengan sunnahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Kalau enggak, semua orang akan membuat inovasi-inovasi baru dalam beribadah, sehingga semua merasa, Menurut ana ini bagus buat ana dan terbukti ada manfaatnya. Menurutmu baik, menurut orang lain belum tentu baik.

Tapi kalau sunnah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam pasti baik. Kalau ada yang meragukan sunnah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, diragukan keislamannya. Ini sunnah Nabi ini kayaknya enggak cocok, enggak pas.

Maka ingat, hadits ini menunjukkan, jangan sampai kita sudah capek beribadah, merasa sudah melakukan yang terbaik. Tapi karena kita meninggalkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kelak kita enggak boleh mendekat dari telaga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengenali kita nantinya dengan bekas wudhu di diri kita. Tapi ada orang-orang yang dihalau dari telaga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.