F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-215: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah

Audio ke-215: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-448
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 17 Jumadil Awwal 1445 H / 01 Desember 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-215: Bab 16 Perintah Memelihara Sunnah dan Adab-Adabnya ~ Pembahasan Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Ahibbaty fillah.
Bersyukur kepada Allah adalah salah satu kunci kebahagiaan seseorang. Bersabar atas musibah yang menimpa adalah pendamping yang harus senantiasa ada bersama rasa syukur kita, karena tidak semua yang kita harapkan, yang kita cita-citakan itu kita bisa meraihnya. Beristighfar atas dosa-dosa yang kita lakukan merupakan pelengkap dua kunci kebahagiaan tadi, bersyukur, bersabar, dan beristighfar.

Hari ini Allah memberikan karunia kepada kita untuk mengkaji kitab Riyadus Shalihin Min Kalami Sayyidil Mursalin. Kita akan memasuki Bab Al-Amru bilmuhaafazhati 'ala sunnati wa adaabihaa

,( بَابُ الْأَمْرُ بِالْمُحَافَظَةِ عَلَى السُّنَّةِ وَآدَابِهَا )
Bab Perintah memelihara sunnah dan etikanya.
Karena sebagai seorang muslim kita bukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban, meninggalkan larangan, tapi ada adab-adab, ada etika-etika, ada sunnah-sunnah yang menjadikan hidup ini semakin indah. Bahkan Allah Jalla Jalaluhu mengatakan,

{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱدۡخُلُوا۟ فِی ٱلسِّلۡمِ كَاۤفَّةࣰ }
"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara kaffah."(QS. Al-Baqarah: 208)
Bagaimana kita akan kaffah Islamnya, akan sempurna Islamnya, kalau kita enggak pernah belajar dan tidak pernah tahu.

Kitab Riyadus Shalihin ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi untuk mempermudah bagi kita mengetahui dan mengenal adab-adab seorang muslim; apa yang seharusnya dia kerjakan dalam kehidupan ini, apa yang seharusnya dia tinggalkan, dan apa yang seharusnya menjadi keinginan dan ambisi dia.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ ، قَالَ ❲ دَعُونِي مَا تَرَكْتُمْ ؛ إِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ سُؤَالِهِمْ ، وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ ؛ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ ، وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ ❳ . ❊ مُتَّفًقٌ عَلَيْهِ [ الْبُخَارِيُّ (٧٢٨٨)، وَمُسْلِمٌ (١٣٣٧) ] .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bersabda, "Biarkan aku dan jangan banyak bertanya tentang apa yang aku tinggalkan dari kalian (yakni tidak diperintah atau dilarang). Sebab yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan pertentangan mereka terhadap para nabi mereka. Jika aku melarang kalian terhadap melakukan sesuatu, maka jauhilah. Dan jika aku perintahkan kalian terhadap melakukan sesuatu, maka lakukanlah ia sesuai dengan kemampuan kalian.(Muttafaqun 'alaih)
Subhanallah, Jamaah.
Sunnah itu, kata Imam Malik bin Anas rahimahullahu Ta'ala,

سَفِيْنَةُ نُوْحٍ
Kapalnya Nabi Nuh (seperti kapalnya nabi Nuh).
مَنْ رَكِبَهَا نَجَاحٌ
Yang naik ke kapal tersebut selamat dari banjir, tapi yang menolak untuk menaiki kapal Nabi Nuh, semuanya tenggelam dan binasa.
Di hadits ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ دَعُونِي مَا تَرَكْتُمْ ❳

Kalian biarkan aku. Enggak perlu banyak-banyak bertanya tentang perkara yang memang kalian tidak diperintah, kalian enggak disuruh. Enggak dilarang, ya udah, kalian kerjakan.

Kenapa Nabi melarang? Karena Nabi cinta kepada kita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak ingin memberatkan umatnya. Bahkan sebagian yang Beliau sukai, Beliau tidak kerjakan karena takut nanti membebani umatnya, merepotkan umatnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sering kali mengatakan,

❲ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَتِيْ ❳
Andai kata aku tidak takut memberatkan umatku, aku akan suruh umatku melakukan ini, aku akan kerjakan ini..
Maka di sini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam sebagai bentuk kesempurnaan kasih sayang Beliau pada kita, Beliau mengatakan, Udah, kalian jangan banyak bertanya.

❲ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ❳
Kalian tahu, yang menyebabkan orang-orang sebelum kalian, umat-umat sebelum kalian itu binasa adalah
❲ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ ❳
banyak pertanyaan mereka, menanyakan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, dan ikhtilaf mereka, perselisihan mereka atas nabi mereka.
Kita masih mengingat kisah Al-Baqarah. Surah Al-Baqarah ini, ini surah Al-Baqarah karena di situ ada kisah sapi betina. Sebenarnya apa masalahnya?

Di masa Nabi Musa 'Alaihissalam, ada orang yang tewas dibunuh. Akhirnya terjadilah kekacauan di antara dua kabilah. Karena orang itu terbunuh, sama pembunuhnya diletakkan di tempat kabilah lain. Kalau sekarang umpamanya orang itu dibunuh di Jember, tapi jasadnya diletakkan di kota lain. Maka ributlah dua kabilah ini.

Akhirnya mereka meminta kepada Nabi Musa 'Alaihissalam untuk menyelesaikan masalah ini. Allah Jalla Jalaluhu mewahyukan kepada Nabi Musa 'Alaihissalam agar memerintahkan mereka menyembelih baqarah (sapi betina). Allah mengatakan,

{ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةً }
Kalian sembelih satu ekor sapi dan ambil salah satu dari tubuhnya (mau tangannya, mau tulangnya, mau ekornya, apalah, mau tulang mana), ambil salah satu bagian dari tubuh itu, pukulkan kepada orang yang meninggal. Dia akan bangun.(QS. Al-Baqarah: 67)
Perintahnya sangat sederhana. Potong sapi, ambil tulangnya, pukulkan kepada orang yang meninggal dunia. Bangun dia akan kasih tahu siapa yang membunuh dia.

Apa kata kaumnya Nabi Musa 'Alaihissalam?

أَأَتَّخِذُنَا هُزُوًا؟
Engkau hendak menjadikan kita bahan cemoohan? Mau menertawakan kita?
Apa hubungannya sapi betina dengan seorang lelaki yang terbunuh?! Bagaimana dia bisa menghidupkan orang mati, setelah orang itu meninggal dunia?!

Mereka menggunakan nalar mereka. Sedangkan kita nih, ketika disuruh yang harus digunakan adalah kesetiaan kita, loyalitas kita kepada atasan kita, kalau kita kerja di sebuah perusahaan. Disuruh ambil air, ambil air. Disuruh besok masuk jam 6, kita masuk jam 6. Besok pakai baju warna coklat, warna coklat. Besok pakai jaket jangan lupa, pakai jaket. Besok jangan lupa pakai sepatu, pakai sepatu. Kenapa? Ya sudah diperintahkan, jalankan. Enggak perlu banyak tanya, karena akan merepotkan kita. Besok ya, ke kantor pakai sepatu ya! Tanya, Maaf Pak, sepatunya warnanya apa, Pak? Akhirnya dikasih tahu, Warnanya putih sepatunya. Thayyib. Mereknya apa, Pak? Oh mereknya ini disebutkan, enggak punya akhirnya dia. Kalau dia melaksanakan perintah sesuai dengan yang diperintahkan, besok pakai sepatu, pakai sepatu, selesai.

Di sini Bani Israil menanyakan,

أَأَتَّخِذُنَا هُزُوًا؟

Apa kata Nabi Musa 'Alaihissalam?

{ قَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ أَنْ أَكُوْنَ مِنَ الْجَاهِلِيْنَ }
"Aku berlindung kepada Allah dari menjadi orang-orang jahil."
(QS. Al-Baqarah: 67)
Karena orang jahil-lah yang membuat orang melakukan tindakan-tindakan bodoh.

Tatkala orang-orang dari kalangan Nabi Musa tahu Nabi Musa jujur dengan apa yang beliau bicarakan, mereka bertanya lagi. Nabi Musa tentunya jujur, enggak berbohong. Mereka tanya lagi,

{ قَالُوا۟ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ یُبَیِّن لَّنَا مَا هِيَ }
Tolong mintakan buat kami, engkau mintakan kepada Rabbmu buat kami, agar menjelaskan kepada kami, sapinya itu yang kayak apa, sapi betinanya itu yang seperti apa?(QS. Al-Baqarah: 68)
Mereka mempersulit diri mereka, akhirnya Allah menyulitkan buat mereka. Udah dikasih tahu sapinya itu enggak tua, enggak muda, mereka tanya lagi, warnanya kayak apa. Kasih tahu warnanya, oh terus masih sulit ya, cari sapi itu. Engkau yang mempersulit dirimu!

Maka di sini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan, yang menyebabkan umat-umat sebelum kalian itu jadi binasa, jadi hancur, jadi berat hidup mereka, gara-gara mereka banyak bertanya untuk perkara yang seharusnya mereka tidak menanyakannya.

❲ فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ ❳

Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan sebuah arahan buat para sahabatnya dan buat kita.
Kalau aku melarang kalian melakukan sesuatu, maka tinggalkan.
Enggak perlu mikir. Dilarang, tinggalkan!
❲ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ ❳
Tapi kalau aku menyuruh kalian dengan sesuatu,
❲ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ ❳
kalian kerjakan sesuai dengan kemampuan kalian.
Jadi, meninggalkan larangan itu tidak sesuai dengan kemampuan, karena insyaaAllah semua orang bisa meninggalkan larangan, kalau dia mau. Umpamanya dikatakan jangan merokok, ada tulisan "Dilarang merokok". Mungkinkah ada toleransi buat orang merokok di tempat itu? Enggak ada. Di dalam kereta, ada orang merokok, langsung diturunkan di stasiun terdekat. Enggak ada mereka mengatakan, Ya Allah, mohon maaf, saya enggak mampu. Enggak mampu apa? Tinggalkan!

Tapi kalau aku suruh kalian sesuatu, maka kerjakan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena bertindak melakukan sesuatu itu memerlukan energi, memerlukan adanya kesempatan kita mengerjakan hal itu. Kadang kala energi ada, kesempatan enggak ada. Energi ada, kesempatan ada, fulusnya enggak ada. Tapi kalau meninggalkan, Jangan berangkat ke tempat maksiat! ya udah engga usah jalan, duduk di rumahnya.

Di sini Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh kita untuk mengamalkan sunnah/perintah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam dengan tidak banyak bertanya.

Para sahabat Nabi ketika diperintahkan untuk membiarkan jenggot mereka,

❲ أَعْفُوْا اللِّحَى وَاحْفُوْا الشَّوَارِبَ ❳
Biarkan jenggot kalian dan tipiskan kumis kalian.
Enggak ada yang bertanya, Kenapa ya Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam? Aku kepingin bersih, supaya kelihatan gentle. Enggak ada, mereka langsung laksanakan. Maka ini hadits yang pertama dalam bab ini.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.