F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-204 Buah Beriman Kepada Takdir Bagian Kedua

Audio ke-204 Buah Beriman Kepada Takdir Bagian Kedua
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 13 Jumadal Akhirah 1445 H | 26 Desember 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-204

📖 Buah Beriman Kepada Takdir (Bagian Kedua)


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allāh. Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatus syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Akan kita lanjutkan pembahasan yang terakhir yang disebutkan oleh Syaikh di dalam Kitab ini yaitu tentang, Buah-Buah Beriman Dengan Rukun Iman Yang Enam.

Beliau mengatakan,

ومن ثمرات الإيمان بالقدر

Di antara buah keimanan dengan takdir.

ثالثا:

Ketiga:

طرد الإعجاب بالنفس عند حصول المراد،

Di antara buah beriman dengan takdir adalah

Mengusir perasaan ujub terhadap diri sendiri.

Ketika mendapatkan apa yang diinginkan, menghilangkan ujub di dalam diri sendiri ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan.

لأن حصول ذلك نعمة من الله بماقدره من أسباب الخيروالنجاح،

Karena dia mendapatkan apa yang dia inginkan itu adalah nikmat dari Allāh. Nikmat dari Allāh yang sudah Allāh takdirkan, Allāh takdirkan sebab-sebab mendapatkan kebaikan tadi sebelum Allāh mentakdirkan kebaikan tadi.

Seseorang mendapatkan nikmat misalnya, harta yang luas, misalnya. Ketika dia sadar bahwasanya ini adalah dengan takdir Allāh maka dia tidak akan ujub dengan dirinya sendiri.

Ini memang sudah ditentukan, sudah ditulis oleh Allāh lima puluh ribu tahun sebelum Allāh menciptakan langit dan bumi, sehingga hilang dari dirinya ujub.

▪ Apa yang dia banggakan?
▪ Apa yang dia ujubkan?

Kalau dia sudah tahu bahwasanya Allāh yang mentakdirkan. Allāh yang memudahkan dia untuk mendapatkan kebaikan lalu,

- Apa yang kita ujubkan?
- Apa yang kita banggakan?
- Apa yang kita riya'kan?

Kapan ini didapatkan? Apabila seseorang beriman dengan takdir Allāh.

فيشكر الله تعالى على ذلك ويدع الإعجاب

Sehingga dia bersyukur kepada Allāh, “Alhamdulillah yang telah memberikan kepada ana kenikmatan ini”. Dan dia meninggalkan ujub, dia meninggalkan ujub kepada diri sendiri, meninggalkan riya’, dan seterusnya, dari berbagai penyakit hati.

Kemudian yang keempat,

رابعاً: طرد القلق والضجر عند فوات المراد أو حصول المكروه، لأن ذلك بقضاء الله تعالى الذي له ملك السموات والأرض وهو كائن لا محالة، فيضبر على ذلك ويحتسب الأجر.

Yang keempat di antara buah beriman dengan takdir Allāh Azza wa Jalla adalah

Mengusir kegelisahan, mengusir kegundahan ketika kita kehilangan kesempatan atau tidak mendapatkan apa yang kita inginkan atau terjadi sesuatu yang kita benci.

Apa yang kita inginkan, yang kita harapkan ternyata tidak kita dapatkan, apa yang kita benci justru malah terjadi. Kalau seseorang tidak beriman dengan takdir akan menimbulkan di dalam hatinya kegelisahan, kegundahan, keresahan.

Tapi kalau dia beriman dengan takdir, maka itu semuanya akan hilang. Tidak ada di dalam hati kita, perasaan resah, gelisah, dan seterusnya. Tapi dia yakin bahwasanya di dalam itu semua pasti ada hikmahnya

لأن ذلك

Karena yang demikian, adalah dengan takdir Allāh yang di mana kerajaan langit dan juga bumi adalah milik Allāh, dan pasti takdir tersebut akan terjadi, tidak bisa dihindari. Maka orang tersebut akan bersabar atau memilih bersabar atas yang demikian dan memohon, mengharap pahala dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jadi bukan (القلق) lagi, bukan keresahan lagi, dan rasa takut lagi, atau gelisah lagi yang ada dalam hatinya, tapi kesabaran. Sabar dan pasti di dalam semua ini ada hikmah yang terkandung.

وإلى هذا يشير الله تعالى بقوله :
Dan kepada buah yang keempat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengisyaratkan di dalam Al-Quran dengan ucapan-Nya, [QS Al-Hadid: 22-23]

مَاأَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى الْأَرْضِ وَلَا فِى أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَبِ مِن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَلِككَ عَلَى اللَّهِ يَسِيْرٌ ¤ لِكَيْلَا تَأسسَوْا عَلَى مَافَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوابِمَآءَا تَكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengisyaratkan tentang faedah beriman dengan takdir.

"Tidaklah menimpa kalian sebuah musibah di permukaan bumi ini (itu) berupa bencana-bencana alam,

وَلَا فِى أَنْفُسِكُمْ

Dan juga tidak pula musibah yang menimpa diri kalian sendiri secara individu, (misal) sakit, kesandung, tabrakan dan seterusnya.

إِلَّا فِى كِتَبِ مِن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ

Kecuali ada di dalam kitab, sebelum kami menciptakan musibah tersebut.

Jadi sebelum musibah tadi turun sudah Allāh tulis di dalam Lauhul Mahfudz, bahwasanya si Fulan akan mendapatkan musibah demikian di hari tertentu, di hari tersebut, di jam tersebut, di menit tersebut.

Demikian pula kejadian dan bencana yang menimpa orang banyak. Gempa bumi, tsunami, dan seterusnya, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menulis itu semua.

إِنَّ ذَلِككَ عَلَى اللَّهِ يَسِيْرٌ
Yang demikian adalah sesuatu yang sangat mudah bagi Allāh.
Adapun kita maka sangat sulit. Menulis sesuatu sebelum terjadi. Adapun bagi Allāh, maka ini adalah sesuatu yang sangat mudah, tidak ada sesuatu yang sulit bagi Allāh Azza wa Jalla.

Kemudian hikmahnya. Allāh sebutkan,

لِكَيْلَا تَأسسَوْا عَلَى مَافَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوابِمَآءَا تَكُمْ
Tujuannya adalah supaya kalian tidak putus asa dengan apa yang luput dari kalian.
Harta, wanita, anak. Ketika seseorang ingat takdir Allāh maka dia tidak akan putus asa, tidak akan terlalu bersedih. Terjaga hatinya dari kesedihan yang keterlaluan.

وَلَا تَفْرَحُوابِمَآءَا تَكُمْ

Dan supaya kalian tidak berlebih-lebihan di dalam kegembiraan ketika mendapatkan apa yang kalian inginkan.

Ketika dia mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, maka dia ingat ini adalah takdir Allāh, sehingga dia tidak lupa diri, bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dan tidak berlebihan di dalam kegembiraan sehingga melupakan dia dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah mentakdirkan dan Dia-lah yang memudahkan.

وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan Allāh tidak mencintai orang-orang yang sombong lagi membanggakan dirinya.
Orang yang sombong dan membanggakan dirinya, lupa bahwasanya nikmat tersebut adalah dari Allāh

Ini disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam surat Al-Hadid yang berisi tentang hikmah mempelajari iman dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan In syaa Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.