F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-203 Buah Beriman Kepada Takdir Bagian Pertama

Audio ke-203 Buah Beriman Kepada Takdir Bagian Pertama
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 12 Jumadal Akhirah 1445 H | 25 Desember 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-203

📖 Buah Beriman Kepada Takdir (Bagian Pertama)


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد الله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحاب ومن ولاه

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga dimuliakan oleh Allāh. Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatus syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah.

Akan kita lanjutkan pembahasan yang terakhir yang disebutkan oleh Syaikh di dalam Kitab ini yaitu tentang, Buah-Buah Beriman Dengan Rukun Iman Yang Enam.

Beliau mengatakan,

ومن ثمرات الإيمان بالقدر:

Di antara buah keimanan dari takdir.

أولاً: الا عتماد على الله تعالى عند فعل الأسباب: لأن السبب والمسبب كلا هما بقضاء الله تعالى وقدره.

Di antara buah dari beriman dengan takdir yang pertama adalah

Bergantung kepada Allāh di dalam melakukan berbagai sebab.

Melakukan berbagai pekerjaan, karena semua sudah ditakdirkan (ditentukan) oleh Allāh. Dan oleh karena itu seseorang bertawakal kepada Allāh, bergantung kepada Allāh dalam melakukan berbagai sebab tadi.

Dan tidak bergantung kepada dirinya sendiri. Dan tidak bertawakal kepada dirinya sendiri. Karena masing-masing dari sebab maupun hasilnya semuanya adalah dengan takdir Allāh dan juga ketentuan Allāh.

Ketika seseorang melakukan sebab ini juga dengan takdir Allāh hasilnya juga termasuk takdir Allāh.

Kalau demikian maka orang yang beriman dengan takdir, harusnya dia bergantung kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam melakukan berbagai sebab tadi.

Dan orang yang bergantung kepada Allāh dalam melakukan sebab diharapkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla memudahkannya. Karena dalam Al-Quran Allāh mengatakan,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertawakal kepada Allāh maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang akan mencukupi dirinya". [QS At-Thalaaq: 3]
Ini menunjukkan tentang buah bertawakal kepada Allāh dan bergantung kepada Allāh di dalam melakukan berbagai sebab, termasuk di antaranya orang yang bertawakal kepada Allāh di dalam melakukan sebab dan bergantung kepada Allāh dalam melakukan sebab, sebab yang remeh di mata manusia, tapi kalau disertai dengan tawakal kepada Allāh maka ini akan menjadi suatu yang berbarakah.

Hasilnya jauh dari apa yang dibayangkan. Jauh lebih baik dari apa yang dibayangkan. Sebab yang ringan tapi kalau disertai dengan tawakal, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan membantu dan memudahkan kita.

Sebagaimana dalam hadits,

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
"Seandainya kalian bertawakal kepada Allāh dengan sebenar-benarnya, niscaya Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan rezeki kepada kalian, sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan rezeki kepada seekor burung yang dia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar pulang dalam keadaan kenyang". [HR Ahmad 1/30]
Hanya dengan modal paruh dan modal kaki, dia bisa mendapatkan rezeki dari Allāh.

Para ulama mengambil faedah dari hadits ini yang dengan sebab yang ringan tapi kalau disertai dengan tawakal maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memberikan kemudahan.

Kemudian yang kedua,

ثانياً: راحة النفس وطمأ نينة القلب،

Buah yang kedua dari beriman dengan takdir adalah

Tenangnya hati dan kelapangan hati,

Kelapangan dada seseorang, ketenangan hati seseorang ketika dia beriman dengan takdir

لأنه متى علم أن ذلك بقضاء الله تعالى وأن المكروه كائن لامحالة ارتاحت النفس واطمأن القلب ورضي بقضاء الرب، فلا أحد أطيب عيشاً وأريح نفساً وأقوى طمأ نينة ممن آمن بالقدر.

Yang kedua, ketenangan hati, kelapangan dada karena orang yang mengetahui tentang takdir Allāh, mempelajari tentang takdir Allāh, sudah ditakdirkan Allāh lima puluh ribu tahun sebelum Allāh menciptakan langit dan bumi. Dan bahwasanya itu harus terjadi.

وأن المكروه كائن

Dan bahwasanya sesuatu yang kita benci pasti terjadi. Apa yang sudah Allāh tulis, apa yang sudah Allāh takdirkan pasti akan terjadi dan harus kita hadapi, maka

ارتاحت النفس

Maka seseorang akan lega hatinya, jiwanya, dan tenang hatinya. Dan dia akan ridho dengan takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan yakin bahwasanya di dalam apa yang Allāh takdirkan pasti di sana ada hikmahnya. Dan tidak mungkin Allāh Subhānahu wa Ta’āla membebani kita di luar kemampuan kita.

Dan bahwasanya di balik musibah ini pasti ada hikmah, ampunan dosa, kembali kepada Allāh, dan bertaubat kepada-Nya. Sehingga orang yang beriman dengan takdir menghadapi musibah sebesar apapun dia tetap akan merasa tenang.

فلا أحد أطيب عيشأً وأريح نفساً وأقوى طمأ نينة ممن آمن بالقدر.

Maka tidak ada di sana orang yang lebih berbahagia hidupnya, dan lebih tenang dalam kehidupannya, dan lebih kuat tumakninahnya daripada orang yang beriman dengan takdir .

Kalau kita benar-benar memahami tentang takdir Allāh, mempelajari dengan baik sesuai dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, maka apa yang kita inginkan selama ini, apa yang kita impikan selama ini berupa kebahagiaan hidup, ketenangan hidup, In syaa Allāh akan kita dapatkan.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan In syaa Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.