F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-180: Bab 13 Penjelasan tentang Banyaknya Jalan Menuju Kebaikan ~ Pembahasan Hadits Jabir

Audio ke-180: Bab 13 Penjelasan tentang Banyaknya Jalan Menuju Kebaikan ~ Pembahasan Hadits Jabir
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-413
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 27 Rabi’ul Awwal 1445 H / 13 Oktober 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-180: Bab 13 Penjelasan tentang Banyaknya Jalan Menuju Kebaikan ~ Pembahasan Hadits Jabir Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Na'am, hadits yang selanjutnya.

قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ❲ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا ؛ إِلَّا كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةً ، وَمَا سُرِقَ مِنهُ لَهُ صَدَقَةً ، وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةً ❳ . ❊ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

وَفِيْ رِوَايَةٍ لَهُ : ❲ فَلَا يَغْرِسُ الْمُسْلِمُ غَرْسًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ إِنْسَانٌ ، وَلَا دَابَّةٌ ، وَلَا طَيْرٌ ؛ إِلَّا كَانَ لَهُ صَدَقَةً إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ❳ . وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ : ❲ لَا يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا ، وَلَا يَزْرَعُ زَرْعًا ، فَيَأْكُلُ مِنْهُ إِنْسَانٌ ، وَلَا دَابَّةٌ ، وَلَا شَيْءٌ ؛ إِلَّا كَانَتْ لَهُ صَدَقَةً ❳ .
Dari Jabir radhiyallahu 'anhu, ia bertutur bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, melainkan apa-apa yang dimakan darinya sebagai sedekah baginya, dan apa-apa yang dicuri darinya pun menjadi sedekah baginya. Dan tidaklah kepunyaannya dikurangi oleh seseorang, melainkan hal itu menjadi sedekah baginya."
(HR. Muslim)
Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan, "Tidaklah seorang muslim menanam tanaman, lantas tanaman itu dimakan oleh manusia, binatang, maupun burung, melainkan ia menjadi sedekah bagi dirinya sampai hari kiamat." Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan, "Tidaklah seorang muslim menanam pepohonan, tidak juga menanam tumbuh-tumbuhan, kemudian hasil tanamnya itu dimakan orang, atau binatang, atau makhluk yang lain, melainkan ia menjadi sedekah baginya." (Hadits ini keduanya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Subhanallah, Jamaah.
Kalau kita lihat ya, amal kebajikan ini banyak.. sekali. Dalam hadits yang disebutkan tentang keutamaan menanam (bercocok tanam), kita tahu bercocok tanam ini manfaatnya dunia akhirat. Jadi usahakan kita yang punya lahan, mau besar, mau sedikit, tanami dengan hal yang bermanfaat.

Sekarang masyaaAllah, teknologi, manusia menemukan teknologi menanam hidroponik, katanya seperti itu. Enggak harus punya tanah, enggak harus punya lahan, bisa di polybag, bisa di pot-pot, subhanallah. Dapat pahala? Dapat pahala dunia dan akhirat!

Kalau petani berhenti menanam, tutup negara ini, Jamaah. Pasar kalau enggak ada, ya Allah! Ana tiap hari, hampir tiap hari ana ke rumah orang tua itu. Pulang dari sana melihat kuli-kuli angkut mengangkat bawang, mengangkat tomat, mengangkat jazar (jazar itu wortel), mengangkat macam-macam. Ana ngomong, Subhanallah, ini Kota Jember ini, disuplai dari tempat-tempat yang jauh.. Dari siapa? Dari petani. Wallahi, petani itu menjadi sumber kehidupan, di mana kita tidak akan bisa makan kalau berhenti suplai beras, berhenti suplai tempe, yang semuanya dari tanaman.

Maka, hadits ini menjelaskan keutamaan menanam (bercocok tanam) untuk urusan dunia; menghasilkan petani, bisa dimakan orang, dan untuk urusan akhirat dapat pahala. Dimakan apa saja, itu tanaman enggak akan berkurang keuntungannya.

Misal, Ana seharusnya satu ton, Ustadz. Gara-gara dimakan burung, Ustadz.. jadi setengah ton. Jadi burung pipit itu, Ustadz, makan beras ana setengah ton..! Bayangkan! Alhamdulillah, antum dapat pahala setengah ton.

Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan, Tidaklah seorang muslim.. Inilah muslim, Jamaah. Yang menanam pohon, kemudian dimakan buahnya, melainkan dia dapat pahala shadaqah. Dicuri dapat pahala shadaqah, kemudian dikurangilah oleh orang, melainkan dia mendapatkan pahala shadaqah. Walaupun dia enggak niat, Ustadz? Walaupun enggak niat! Siapa yang niat? Umpamanya harus niat, Niat ana, kebun ini mudah-mudahan ada yang mencuri.. Enggak ada niat! Tapi tahu-tahu dilihat, Haduh, buah duriannya sudah habis.. Mau panen pepaya, dilihat kemarin, Oh.. ini pepaya besok aku panen. Ke sana dilihat, sudah tinggal separuh, karena dimakan oleh codot. Kadang kala sampai sana dilihat sudah jatuh, akhirnya rusak enggak bisa dimakan. Antum dapat pahala!

Makanya, seorang yang memiliki kebun, kemudian kebunnya itu ditanami oleh dia. Karena kita masih melihat orang-orang punya lahan kosong, isinya ilalang saja, enggak ada yang bisa diambil di sana manfaat. Bahkan, orang yang (ambil) rumput ke sana digigit ular di kebun antum gara-gara kebunnya enggak dirawat. Maka berusahalah kita seorang muslim untuk memanfaatkan walaupun antum enggak perlu.

Ustadz, ana ini alhamdulillah bisa beli buah. Ada apa ana nanam buah mangga? Antum tanam buah mangga buat siapa? Buat siapa yang mau. Antum enggak mau kan? Sudah, tulisin! Yang mau ngambil tafadhal. Itu diniatkan. Tapi antum enggak niat, tahu-tahu ada burung makan. Allahu Akbar, Jamaah. Gimana kalau yang makan ulat? Ulat makan, dapat pahala antum.

Kadang kala kalau kita nanam sesuatu, tahu-tahu ada hama wereng. Dimakan tuh yang namanya kebun kita sama wereng, atau datang belalang. Pokoknya disebutkan di sini,

❲ وَلَا يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ ❳
Apa saja yang ngurangin hasil dari kebun antum, melainkan antum dapat pahala.
Manusia makan, binatang yang makan, burung yang makan, apa saja, ini hukum sampai hari kiamat, antum akan dapat pahala! Sehingga seorang muslim, sekali lagi, berusaha memanfaatkan lahan yang ada; mau di rumah pribadi, mau rumah dikontrakkan, apa sajalah, yang kita bisa tanam, kita tanam.

Kemudian, Jamaah.
Asy-Syaikh bin Utsaimin rahimahullahu Ta'ala menceritakan ketika mensyarah hadits ini, beliau mengatakan, "Apakah harus niat atau enggak perlu niat?" Artinya, kalau ada orang mencuri, sudah ana niatkan shadaqah. Atau enggak perlu kita niat, kita tetap dapat pahala shadaqah. Beliau mengatakan,

❲ وَفِيهِ دَلِيلٌ عَلَى كَثْرَةِ طُرُقِ الْخَيْرِ ❳
Dalam hadits yang baru saja kita baca, merupakan dalil atas banyaknya jalan-jalan kebaikan.
❲ وَأَنَّ مَا انْتَفَعَ بِهِ النَّاسُ مِنَ الْخَيْرِ فَإِنَّ لِصَاحِبِهِ أَجْرًا وَلَهُ فِيهِ الْخَيْر ❳
Apa saja yang dimanfaatkan oleh manusia, -bukan hanya manusia ya, binatang pun dapat kebaikan- maka buat pemiliknya ada pahala dan bagi dia kebaikan juga.
❲ سَوَاءً نَوَى أَوْ لَمْ يَنْوِ ❳
Syaikh menjelaskan, "Baik dia meniatkan itu atau tidak meniatkan."
Tidak meniatkan untuk burung. Bahkan tadi ana sampaikan, dia ingin panen besok pagi. Itu buah dia ingin ambil besok pagi, tahu-tahu paginya tinggal separuh. Berangkat Subuh ke masjid. Dia punya pohon mangga di depan rumahnya, dia enggak pernah niatkan untuk codot, untuk kelelawar. Subuh ke masjid, dilihat haduh buah mangga tinggal separuh. Itu biasanya buah yang enak yang dimakan oleh codot. Dia enggak niat! Bahkan, Ya Allah, ya.. keduluan codot kita nih. Antum tetap dapat pahala, dimakan codot dapat pahala, niat atau tidak niat.

Ini seperti firman Allah di surat An-Nisa ayat 114,

{ لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّنْ نَّجْوَاهُمْ }
"Tidak ada kebaikan dalam banyak bisik-bisikan mereka"
{ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ }
"kecuali orang yang menyuruh shadaqah, yang menyuruh amar ma’ruf,"
{ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ }
"atau memperbaiki antara dua orang yang bertikai."
{ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ الله }
"Barang siapa yang melakukan itu karena berharap keridhaan Allah,"
{ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا }
"maka kami akan memberikan pahala yang besar buat orang itu."
Enggak niat dapat pahala. Tapi kalau niat mencari keridhaan Allah, dapat pahala yang besar sekali. Maka niatkan!

Antum pagi berangkat ke masjid, liat buah mangga jatuh. Ya Allah, mudah-mudahan lah yang dimakan oleh codot. Kalau dia dapat, ya sudahlah, ana niatkan buat dia, umpamanya.

Artinya, ada orang yang ketika panen buah, enggak semuanya diambil. Atau kita lihat, ada orang yang punya pohon kelengkeng. Biasanya pohon kelengkeng itu dikurung sama jaring. Dia ambil, dia makan beberapa, kemudian sebagian dia buka jaringnya. Sudah, sisanya ini buat burung. Dia tidak ambil semuanya. Dapat pahala? Allah akan kasih pahala yang lebih besar buat dia.

Jadi kalau dia enggak niat, dia dapat pahala. Tapi kalau dia niatkan, maka ada pahala, plus pahala yaitu pahala yang besar. Subhanallah. Allah itu Maha Mulia sekali Jamaah, berbagi pahala buat hamba-hamba-Nya.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.