F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-157: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Anas Radhiyallahu 'Anhu

Audio ke-157: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Anas Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-390
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA 26 Shafar 1445 H 12 September 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-157: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Anas Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ


Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kemudian hadits yang selanjutnya.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : غَابَ عَمِّي أَنَسُ بْنُ النَّضْرِ ، عَنْ قِتَالِ بَدْرٍ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ! غِبْتُ عَنْ أَوَّلَ قَتَالٍ قَاتَلْتَ الْمُشْرِكِينَ ، لَئِنِ اللهُ أَشْهَدَنِي قِتَالَ الْمُشْرِكِينَ ؛ لَيَرَيَنَّ اللهُ مَا أَصْنَعُ ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ ؛ انْكَشَفَ الْمُسْلِمُونَ ، قَالَ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعْتَذِرُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ - يَعْنِي : أَصْحَابُهُ - وَأَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ - يَعْنِي : الْمُشْرِكِينَ - ثُمَّ تَقَدَّمَ ، فَاسْتَقْبَلَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ ، فَقَالَ : يَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ! الْجَنَّةَ - وَرَبِّ النَّضْرِ ، إِنِّي أَجِدُ رِيحَهَا مِنْ دُونِ أُحُدٍ ، قَالَ سَعْدٌ : فَمَا اسْتَطَعْتُ يَا رَسُولَ اللهِ! مَا صَنَعَ ، قَالَ أَنَسٌ : فَوَجَدْنَا بِهِ بِضْعًا وَثَمَانِينَ ؛ ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ ، أَوْ طَعْنَةً بِرُمْحٍ ، أَوْ رَمْيَةً بِسَهْمٍ ، وَوَجَدْنَاهُ قَدْ قُتِلَ ، وَقَدْ مَثَّلَ بِهِ الْمُشْرِكُونَ ، فَمَا عَرَفَهُ أَحَدٌ إِلَّا أُخْتُهُ بِبَنَانِهِ ، قَالَ أَنَسٌ : كُنَّا نُرَى - أَوْ نَظُنُّ - أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ فِيهِ وَ فِي أَشْبَاهِهِ : قَوْلُهُ تَعَالَى : { مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ اللهَ عَلَيْهِ ۖ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضَىٰ نَحْبَهُۥ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَنْتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُوا۟ تَبْدِيلًا } . ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [ الْبُخَارِيُّ ( ٢٨٠٥)، وَمُسْلِمٌ (١٩٠٣) ] .
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia bercerita, "Pamanku Anas bin An-Nadhr radhiyallahu anhu tidak ikut serta dalam Perang Badar. Lalu dia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak bisa mengikuti awal peperangan di saat engkau memerangi orang-orang musyrik. Seandainya Allah menakdirkan diriku untuk bisa mengikuti peperangan melawan orang-orang musyrik, niscaya Dia benar-benar akan memperlihatkan apa yang dapat aku perbuat.' Kemudian ketika Perang Uhud terjadi dan ketika itu banyak tentara muslim yang melarikan diri, dia berkata, 'Ya Allah, aku memohon maaf kepada-Mu atas apa yang mereka perbuat (yakni para sahabatnya yang melarikan diri) dan aku berlepas diri menuju kepada-Mu dari apa yang dilakukan orang-orang musyrik.' Lantas dia maju dan bertemu Saad bin Mu'adz, seraya berkata, 'Hai Saad bin Mu'adz! Demi Rabb An-Nadhr, sesungguhnya aku mencium bau surga dari suatu tempat di dekat Uhud.' Sa'ad berucap seusai perang, 'Wahai Rasulullah, aku tidak mampu berbuat seperti apa yang telah diperbuatnya'."

Anas bin Malik melanjutkan, "Setelah perang usai, kami menemukan pada jasadnya Anas bin An-Nadhr lebih banyak luka tebasan pedang atau tikaman tombak dan tusukan panah di tubuhnya. Kami mendapati dia dalam keadaan terbunuh. Dia dicincang oleh orang-orang musyrik, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat mengenalinya, kecuali saudara perempuannya, yaitu dengan mengamati jari-jarinya. Kami berpendapat atau menyangka bahwa ayat berikut ini diturunkan berkenaan dengan peristiwa tersebut dan orang-orang yang senasib dengannya. Allah berfirman, "Di antara orang-orang mukmin itu terdapat orang-orang yang menepati terhadap apa yang mereka janjikan kepada Allah." dalam surat Al-Ahzab ayat 23."
(Muttafaqun 'Alaih)
Audio ke-157: Bab 11 Bersungguh-sungguh ~ Pembahasan Hadits Anas Radhiyallahu 'Anhu
Kita lihat bagaimana perjuangan meraih surga. Mungkinkah kita masuk surga dalam kondisi santai seperti ini?

Anas bin Malik meriwayatkan dari pamannya, menceritakan tentang pamannya, Anas bin Nadhr. Kita lihat, Jamaah, nama mereka satu suku kata, apa yang membedakan? Nama orang tuanya. Ini Anas bin Malik, ini Anas bin Nadhr, pamannya Anas bin Malik. Jadi Anas bin Nadhr ini saudaranya Malik, ayahnya Anas.

عَنْ قِتَالِ بَدْرٍ

Pamannya enggak ikut Perang Badar, karena memang sejatinya Perang Badar itu suatu peperangan yang dilakukan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam yang tidak diwajibkan atas setiap muslim. Yang mau ikut, ikut; yang mau tinggal di Madinah, yang mau istirahat, silakan istirahat.

Anas bin Nadhr mengira bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak akan bertemu dengan musuh, karena memang yang dijadikan target waktu itu kafilah dagang milik orang-orang musyrikin. Tapi ternyata kafilahnya bisa melarikan diri, yang datang 1000 pasukan dari kalangan orang-orang musyrikin.

Itu Anas bin Nadhr enggak hadir. Dia bersedih sekali, karena orang-orang yang ikut Perang Badar itu mendapatkan kedudukan yang spesial di sisi Allah Jalla Jalaluh. Bahkan Allah mengatakan tentang orang-orang yang ikut Perang Badar:

{ أُشْهِدُكُمْ عَنِّي غَفَرْتُ لَهُمْ }
"Aku jadikan kalian saksi, Aku sudah mengampuni mereka"
Bahkan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan:

❲ مَا ضَرَّ هَؤُلَاءِ ❳
"Enggak akan membahayakan mereka apa yang mereka lakukan"
Dari tingginya kedudukan Perang Badar (Ustadz salah sebut, bukan Perang Uhud), Anas bin Nadhr enggak ikut, maka dia menyesal. Bahkan dia mengatakan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, "Andai kata Allah menunjukkan kepada aku, menakdirkan aku untuk mengikuti peperangan melawan orang-orang musyrikin, niscaya Dia benar-benar akan memperlihatkan apa yang dapat aku lakukan." Itu yang diinginkan oleh Anas bin Nadhr.

Maka setelah Perang Badar, terjadilah Perang Uhud, di mana 300 pasukan orang-orang musyrikin mendatangi kota Madinah dan mereka hendak membumihanguskan kota Madinah. Di situ para sahabat keluar dengan 1000 pasukan, yang 300 kabur melarikan diri (grupnya orang-orang munafikin), tinggal Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam, berjumpa atau menghadapi orang-orang kafir pada waktu itu.

Pada waktu Perang Uhud ini, di awal peperangan umat Islam menang. Namun setelah itu, berbalik, karena pasukan pemanah orang muslimin yang berada di atas gunung (namanya Jabal Ainain/Bukit Ainain), mereka turun, sehingga bukit itu kosong dan dapat diserang oleh Khalid bin Walid. Sehingga kaum muslimin yang awalnya bergembira, berbahagia karena dapat harta rampasan perang, setelah itu mereka menyesal, karena dipukul dari belakang. 70 sahabat Nabi 'Alaihis- shalatu wasallam gugur pada waktu itu, meninggal dunia pada waktu Perang Uhud. Mereka mati karena dahsyatnya serangan Khalid bin Walid pada waktu itu.

Pada posisi seperti itu, sebagian sahabat itu lari sampai masuk kota Madinah, karena ketakutan diserang dari belakang oleh Khalid bin Walid. Lalu di sini Anas bin Nadhr mengatakan,

اللَّهُمَّ أَعْتَذِرُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ
"Aku berlindung kepada-Mu, aku mohon ampun kepada-Mu, atas yang dilakukan oleh mereka ini."
Baik dari kalangan musyrikin atau dari kalangan sahabat Nabi, berlepas diri Anas bin Nadhr, karena sebagian sahabat melarikan diri sampai ke kota Madinah. Padahal melarikan diri di medan perang atau dari medan perang adalah termasuk dosa besar yang tidak boleh diremehkan.

Akhirnya, Saad bin Mu'adz berpapasan dengan Anas bin Nadhr. Ditanya sama Saad bin Mu'adz, "Engkau mau ke mana? Kondisinya sangat genting sekali, banyak pasukan yang melarikan diri, tinggal beberapa gelintir orang bersama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam."

Maka Anas bin Nadhr mengatakan:

يَا سَعْدُ بْنَ مُعَاذٍ! الْجَنَّةَ وَرَبِّ النَّضْرِ ، أَجِدُ رِيحَهَا مِنْ دُونِ أُحُدٍ
Surga, surga.. wahai Saad bin Mu'adz! Dikatakan, Demi Tuhannya Nadhr, aku benar-benar mencium aroma surga di bawah Uhud.

Mencium aroma surga, Jamaah. Kita tahu surga ini aromanya bisa dicium dari jarak 500 tahun, khamsu mi-ati 'aamin ( خَمْسُ مِائَةِ عَامٍ ). Artinya, kita sebelum sampai ke surga, seorang muslim sudah bisa menciumnya. Dan para ulama menyebutkan bahwasanya Anas bin Nadhr benar-benar mencium bau surga. Dan itulah yang memotivasi dia untuk berperang, untuk berjihad sampai titik darah penghabisan, sampai mati dia.

Apa kata Saad bin Mu'adz ketika melihat Anas bin Nadhr seperti itu?

فَمَا اسْتَطَعْتُ يَا رَسُولَ اللهِ! مَا صَنَعَ!

Wallahi, aku enggak bisa menghalangi dia dan dari apa yang dia kerjakan.

قَالَ أَنَسٌ :

Anas bercerita setelah perang:

فَوَجَدْنَا بِهِ بِضْعًا وَثَمَانِين ؛ ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ ، أَوْ طَعْنَةً بِرُمْحٍ ، أَوْ رَمْيَةٍ بِسَهْمٍ ،

Ditemukan, aku temukan, kata sahabat ini, di tubuhnya Anas bin Nadhr (bukan Saad bin Mu'adz, Ustadz salah sebut) itu lebih 80 kali luka. Antara tebasan pedang, kalau bukan tebasan pedang, adalah tombak yang menusuk dia, atau yang keempat, anak panah yang nyasar kepada dirinya. Itu yang terjadi. Tapi Allah sembuhkan, dan enggak ada yang kenal. Kenapa enggak ada yang kenal selama perang? Karena dicincang, wajahnya itu hilang, hidungnya hilang, telinganya hilang, matanya mungkin dicongkel sama mereka, perutnya dibelah.

Itu yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin ketika mereka menyerang umat Islam. Mereka mengatakan manusiawi. Apanya yang manusiawi?!

Kembali kepada cerita Anas bin Nadhr. Sa'ad bin Mu'adz mengatakan:

فَمَا اسْتَطَعْتُ يَا رَسُولَ اللهِ! مَا صَنَعَ!

Wallahi, aku enggak mampu untuk menghalangi dia dari apa yang dia lakukan. Enggak mampu.

قَالَ أَنَسٌ :

Selesai perang, ditemukan di tubuhnya Anas bin Nadhr 80 lebih pukulan pedang.

Artinya, umat Islam ketika perang pada waktu itu bukan kebal seperti atraksi-atraksi yang diadakan oleh sebagian kelompok, yang dia ambil pedang enggak luka, lidahnya dipotong enggak luka, lehernya dipotong enggak luka.

Subhanallah, kita lihat nih Anas bin Nadhr, sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau terluka sampai mati. Berapa jumlah lukanya? 80 luka. Bukan kebal Anas bin Nadhr.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pula ketika Perang Uhud, Beliau tidak kebal. Beliau terluka, gigi Beliau patah, Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau merasa sempit nih, dalam kondisi seperti itu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Tapi seperti itulah meraih surga, tidak dengan jalan santai dan liburan belaka, tapi butuh pengorbanan dan perjuangan.

Akhirnya yang mengenali Anas bin Nadhr ini saudarinya, karena dilihat jari-jarinya itu jari-jarinya abangnya. Sedangkan wajahnya sudah hilang; bentuk tangannya, bentuk perutnya hilang, Jamaah. Itulah orang-orang musyrikin, apabila mereka menguasai, mereka tidak akan menghargai perjanjian, tidak akan menghormati umat Islam pada waktu itu. Maka akhirnya terbunuhlah Anas bin Nadhr. Dan di... (istilahnya) dia dipotong-potong, dicincang oleh orang-orang musyrikin, sehingga tidak dikenali.

Akhirnya Anas bin Malik mengatakan,

كُنَّا نَرَى

Dulu pendapat kita,

أَوْ نَظُنُّ

kita kira,
(ayat yang bentar lagi akan ana bacakan di surah Al-Ahzab ayat 23) Allah mengatakan:

{ مِّنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا۟ مَا عَٰهَدُوا۟ ٱللهَ عَلَيْهِ }
"Di antara orang-orang beriman, ada lelaki-lelaki yang benar apa yang mereka janjikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala"
salah satunya adalah Anas bin Nadhr.

Ketika dia berjanji, dia minta maaf karena enggak bisa ikut Perang Badar. Dia berjanji, Ana ya Rasulullah, kalau nanti engkau berjumpa dengan musuh, Allah akan menunjukkan, Allah akan melihat apa yang aku kerjakan pada waktu itu. Dan dibuktikan oleh Anas bin Nadhr sebagaimana diucapkan oleh Sa'ad bin Mu'adz, bahwa Anas benar-benar memaksa diri untuk masuk ke barisan musuh, membantai mereka, kemudian dia yang dibantai oleh mereka, sehingga di sekitarnya ada banyak jenazah. Kemudian dia tewas di sana dengan 80 pukulan pedang, tombak atau panah, Jamaah.

Maka kalau kita lihat, Sahabat aja kayak gitu ya, bagaimana dengan kita?

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.