F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-147 Hari Kebangkitan dan Pembahasan QS Az-Zumar 68

Audio ke-147 Hari Kebangkitan dan Pembahasan QS Az-Zumar 68
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 12 Shafar 1445 H| 29 Agustus 2023 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-147

📖 Hari Kebangkitan dan Pembahasan QS Az-Zumar 68


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه أمام بعد

Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah. Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah.

Masih kita pada pembahasan beriman kepada Hari Akhir. Beliau mengatakan,

فنؤ من بالبعث وهوإحياء الله تعالى الموتى ٱللَّهُ يُحْىِۦ
“Maka kita ahlus sunnah beriman dengan adanya kebangkitan. Yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla menghidupkan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dialah yang menghidupkan.”
Maka ini adalah makna dari البعث, yaitu Allah menghidupkan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Yang sudah menjadi tanah, yang sudah menjadi tulang.
Kita harus percaya dan yakin itu semua dan tidak boleh ada sedikitpun keraguan di dalam hati kita akan adanya hari akhir, akan adanya hari kebangkitan.

Jangan seperti yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin mereka mengatakan, "Bagaimana tulang belulang yang sudah hancur ini dikembalikan?"

زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟ ۚ قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ ۚ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ[QS At-Taghabun: 7]

Allah mengatakan,

زَعَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَن لَّن يُبْعَثُوا۟
"Orang-orang kafir mereka menyangka, menganggap, meyakini bahwasanya mereka tidak akan dibangkitkan.”
Menganggap sesuatu yang besar, sesuatu yang mustahil tanah bisa menjadi manusia lagi. Allah mengatakan,

قُلْ بَلَىٰ وَرَبِّ بَلَىٰ وَرَبِّى لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ
“Katakan kepada mereka, Demi Rabb ku Sungguh kalian akan dibangkitkan kemudian setelah itu akan dikabarkan kepada kalian dengan apa yang kalian amalkan di dunia.”
Bukan hanya sekedar dibangkitkan dan tidak diapa-apakan, dibangkitkan dari hisab, digambarkan kepada mereka apa yang telah mereka lakukan di dunia.

وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
“Yang demikian adalah sangat mudah bagi Allah ﷻ.”
حين ينفخ إسرافيل في الصور النفخة الثانية
“Ketika Israfil meniup sangkakala pada tiupan yang kedua.”
Kapan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menghidupkan orang-orang yang meninggal dunia? Ketika Israfil meniup sangkakala pada tiupan yang kedua. Israfil ini adalah malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk meniup sangkakala.

Dan penamaan Israfil disebutkan dalam hadits,

اللهُمَّ رَبَّ جبْرَائِيلَ، وَمِيكَائِيلَ، وَإِسْرَافِيلَ،
“Ya Allah Rabbnya Jibril, Israfil dan juga Mikail.”
Al-Qurtubi menyebutkan bahwasanya, para ulama bersepakat bahwa Israfil inilah yang nanti ditugaskan oleh Allah untuk meniup sangkakala, ini dengan 'ijma para ulama.

Ucapan beliau, النفخة الثانية

Pada tiupan yang kedua, menunjukkan bahwasanya di sana ada tiupan yang pertama. Tiupan yang pertama, apabila sudah ditiup oleh Israfil maka akan meninggal seluruhnya. Kalau sudah datang tiupan yang kedua maka akan dibangkitkan.

Oleh karena itu beliau mendatangkan dalil di sini,

وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا مَن شَآءَ اللَّهُ [QS Az-Zumar: 68]
“Dan akan ditiup sangkakala maka akan meninggal semuanya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi, kecuali orang-orang yang dikehendaki oleh Allāh.”
Di sana ada sebagian makhluk ditiup sangkakala yang pertama dan dia tidak meninggal dunia karena diinginkan oleh Allah ﷻ.

Berarti yang lainnya dalam keadaan صَعِقَ (dalam keadaan mereka meninggal dunia). Dan ada di sana makhluk-makhluk Allah yang Allah kehendaki tidak meninggal dunia.

ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى
“Kemudian akan ditiup sangkakala yang lain.”
Maksudnya adalah yang kedua. Apa yang terjadi? Sekali tiupan yaitu tiupan yang kedua,

فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ
“Maka tiba-tiba mereka bangun, dalam keadaan mereka menunggu.”
Yaitu menunggu apa yang akan dilakukan kepada mereka. Berarti disana ada dua (نفقة) tiupan. Dan ini adalah satu di antara beberapa pendapat yang menunjukkan pendapat tentang masalah berapa jumlah tiupan di hari Kiamat.

Maka, ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya jumlah tiupannya adalah dua. Yang pertama meninggal seluruhnya kecuali yang dikehendaki oleh Allah, yang kedua akan dibangkitkan. Sebagaimana dalam ayat ini [QS Az-Zumar: 68].

Ucapan Allah ﷻ, ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى

Kemudian ثُمَّ para ulama menjelaskan ini adalah لتراخ menunjukkan tentang adanya jarak sehingga sebagian mereka mengatakan, "Berarti antara tiupan yang pertama dengan tiupan yang kedua ini ada waktu, ada jaraknya”.

Dan ini disebutkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam di dalam sebuah hadits,

مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ
Beliau (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) mengatakan bahwasannya diantara dua النَّفْخَة (dua tiupan) itu ada 40, yang meriwayatkan hadits ini adalah Abu Hurairah.
(HR Bukhari)
Beliau (Abu Hurairah) ditanya, "40 hari atau 40 tahun atau 40 bulan?”.

Maka setiap kali ditanya beliau (Abu Hurairah) mengatakan, "أبيت (aku tidak mau)”. Maksudnya adalah aku tidak mau mengabarkan kepada kalian.

Kenapa beliau (Abu Hurairah) tidak mau mengabarkan? Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanya mengatakan demikian. Dan beliau (Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam) tidak menyebutkan apakah itu adalah 40 bulan, ataukah 40 tahun, atau 40 hari.

Maka tentunya seorang muslim berbicara sesuai dalil. Nabi hanya mengatakan, أربعون. Ya sudah. Apakah itu 40 hari, atau 40 bulan atau 40 tahun Allahu 'alam. Yang jelas berarti di sana ada jarak (waktu) antara tiupan yang pertama dengan tiupan yang kedua. Bukan langsung.

Dan disebutkan dalam sebuah hadits bahwasanya di waktu itulah (antara tiupan yang pertama dan tiupan yang kedua) Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menurunkan hujan gerimis. Yang dengan sebab hujan gerimis ini, Allāh Subhānahu wa Ta’āla menumbuhkan tulang ekor manusia yang masih tersisa.

Kemudian tulang ekor tadi menjadi tumbuh. Tumbuh darinya anggota badan yang lain, akhirnya menjadi sempurna. Kembali tangannya, kembali kakinya, kembali kepalanya. Dengan kekuatan Allah dan kemampuan Allah ﷻ. Sebagaimana kalau turun hujan maka tunas-tunas tumbuh. Demikianlah Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengeluarkan manusia saat itu.

Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan insyāAllāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya, pada waktu dan keadaan yang lebih baik.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.