F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tiga Landasan Utama – c – Tingkatan Agama Islam

Tiga Landasan Utama – 29 – Tingkatan Agama Islam - TSALATSATUL USHUL
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TSALATSATUL USHUL 📖 Tingkatan Agama Islam
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Saudara sekalian di Grup WhatsApp Belajar Islam yang semoga dirahmati oleh Allah Rabbul alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Kali ini akan saya sampaikan materi tentang,

Tingkatan Agama Islam

Penulis rahimahullah berkata,

وهو ثلاث مراتب؛ الإسلام والإيمان والإحسان
وكل مرتبة لها أركان
Yang artinya: Agama Islam itu memiliki tiga tingkatan, yaitu (1) Islam, (2) Iman, dan (3) Ihsan. Masing-masing dari tingkatan tersebut memiliki rukun
Penjelasan

Dalil tentang tiga tingkatan tersebut adalah hadits Jibril yang bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam tentang Islam, Iman dan Ihsan. Yang dalil tersebut insyaallah nanti akan kita bahas.

Makna Islam

Saudara sekalian, Islam berkaitan dengan amalan-amalan zhahir (anggota badan), Iman berkaitan dengan amalan hati, sementara Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir dan amalan hati. Itu jika kata Islam, iman dan ihsan disebut secara berbarengan.

Akan tetapi jika masing-masing dari kata tersebut diungkapkan secara menyendiri maka kita bisa katakan bahwa Islam mencakup Iman dan Ihsan, demikian pula Iman mencakup Islam dan Ihsan, kemudian Ihsan pun mencakup Islam dan Iman.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk (islam)’, karena iman itu belum masuk ke dalam hati mereka... (QS. Al-Hujurat: 14)
Ayat ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa jika kata Islam dan kata iman disebutkan secara berbarengan maka maknanya berbeda, Islam berkaitan dengan amalan-amalan zhahir (yang nampak), sementara iman berkaitan dengan amalan-amalan hati.

Saudara sekalian, wilayah Islam itu lebih luas, Iman lebih sempit daripada Islam, dan Ihsan lebih sempit daripada Iman, atau dengan kata lain orang yang sudah Ihsan pasti dia sudah Iman dan Islam demikian pula orang yang sudah Iman pasti dia sudah berislam. Maka wilayah Islam itu lebih luas, bahkan orang-orang munafik masuk ke dalamnya (Islam) ketika mereka tunduk kepada aturan Islam, ketika mereka menampakkan dan memegang teguhnya secara zhahir (nampak), yakni ketika mereka shalat bersama kaum muslimin, menunaikan zakat dan melakukan amalan-amalan zhahir sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muslimin secara umum. Maka mereka ini ketika menampakan amalan-amalan Islam secara zhahir dinamakan kaum muslimin dan berlaku bagi mereka hukum-hukum Islam di dunia. Mereka pun mendapatkan hak dan kewajiban kaum muslimin, akan tetapi di akhirat mereka ada dalam keraknya api neraka, karena tidak ada Iman dalam diri mereka. Yang ada dalam diri mereka hanya sebatas Islam secara zhahir.

Demikianlah yang dikatakan oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam kitabnya Syarah Tsalatsatul Ushul

Makna Iman

Kemudian saudara sekalian, tingkatan yang kedua dari agama Islam adalah Iman. Dan orang-orang beriman pun beragam keimanan mereka. Ada yang disebut dengan Al Muqarabun (orang-orang yang memiliki derajat paling tinggi), ada juga Al Abrar yang berada di bawah Al Muqarabun, kemudian ada pula orang-orang yang menzhalimi dirinya sendiri, yakni para pelaku dosa besar selain kesyirikan, ia adalah orang beriman tapi fasiq atau orang beriman yang imannya kurang.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman,

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Fathir: 32)

Makna Ihsan

Selanjutnya saudara sekalian, inilah tingkatan Islam paling puncak, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu alaihi wasallam, Makna ihsan adalah

أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Anda beribadah kepada Allah seakan-akan Anda melihat-Nya dan jika anda tidak melihat-Nya maka sungguh Allah melihat anda.” (HR. Muslim)
Kemudian Penulis rahimahullah berkata masing-masing dari tingkatan ini memiliki rukun (komponen penyusun sesuatu). Dan komponen paling pokok dalam rukun Islam adalah dua kalimat syahadat. Jika rukun ini batal maka batal semua rukun yang ada setelahnya.

Ikhwah sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbul alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan. Semoga yang saya sampaikan ini bisa dipahami dengan baik dan tentunya bermanfaat

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.