F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-73: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhuma

Audio ke-73: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhuma
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-273
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU 16 Sya'ban 1444 H / 08 Maret 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-73: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhuma

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Silakan dibaca.

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا، قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ❲دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ ؛ فإنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ ، والْكَذِبَ رِيبَةٌ ❳ . رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ [٢٥٢٠]، وَقاَلَ: ❲حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ❳ .
Dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhuma, bahwa ia berkata, "Aku pernah menghafal dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: 'Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan, sedangkan kedustaan adalah keraguan'." (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan dia menyatakan hadits ini derajatnya shahih)
Baarakallahu fiik. MasyaaAllah.
Dari Abi Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dari cucunya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam -Hasan bin Ali bin Abi Thalib- dia mengatakan,

حَفِظْتُ
"Aku menghafal dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam."
Artinya, bukan dari orang lain dia dapat. Dia dapat dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, bahwa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berpesan,

❲ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ ❳
Yaitu, "Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu."
Ini bab penting dalam masalah fikih. Umpamanya dalam masalah halal haram. Makanya kita umpamanya menyembelih seekor kambing, dua ekor kambing; yang satu baca Bismillah, yang satu enggak baca Bismillah, umpamanya. Kita ragu yang mana, ya sudah tinggalin dua-duanya. Contoh: kita pakai baju kena najis, yang depan atau yang belakang ya, ana lupa, depan apa belakang kena najis ya? Cuci dua-duanya sudah, depan sama belakangnya. Agar kita lebih berhati-hati dalam bab ini.

Kemudian, dalam bab amaliah ibadah kita. Ada amalan-amalan yang jelas-jelas dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, ada amalan-amalan yang meragukan. Ini boleh enggak ya? Kita ragu, nih. Apa yang harus kita lakukan? Kembali kepada sunnah. Nabi ngamalin (mengamalkan) enggak? Enggak. Sudah, tinggalin. Kenapa? Karena yang ini masih meragukan. Ada yang bilang boleh, ada yang bilang enggak boleh.

Thayyib.
Yang jelas boleh, apa? Ini yang jelas boleh, ini yang kita amalkan, supaya kita tidak hidup dalam keraguan.

Kemudian Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ فإنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ ❳

Ini nih, buah dari kejujuran, "Sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan (damai)."

Orang kalau jujur itu enggak akan berkata, "Haduh, andai kata aku ngomong gini.." Andai kata, andai kata. Enggak ada! Dia benar-benar tenang. "Sudah, sudahlah. Apa yang terjadi biar terjadi."

Berbeda dengan kedustaan. Orang kalau berdusta itu akan ragu-ragu, akan bergejolak hatinya. Dia akan berpikir, "Orang tahu enggak ya, ana berdusta apa tidak? Jangan-jangan tahu dengan dusta ana, jangan-jangan nanti akan terjadi ini." Jangan-jangan, jangan-jangan, jangan-jangan. Terus ... dia hidup dalam keraguan. Dan itu para pendusta kayak gitu.

Artinya, kalau kita bicara tentang kebahagiaan, kebahagiaan itu adalah kedamaian yang dirasakan seseorang di dalam hatinya. Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang di luar tubuh kita; bukan cincin yang dipakai, bukan pakaian yang bagus, bukan! Tapi ❲ طُمَأْنِينَةُ فِي القَلْبِ ❳ tuma'ninah fil qalbi, adalah kedamaian dalam hati. Itu siapa yang akan mendapatkannya? Orang-orang yang jujur.

Dusta, riba, keraguan. Kalau kita lihat nih, ana pernah dapat informasi dari seorang teman. Dia cerita ketika kerjaan dia masih penuh dengan dusta, ya. Dia risywah (suap) sana suap sini. Kata dia, "Hidup ana enggak tenang, Ustadz. Bahkan ana sudah mempersiapkan istri dan anak-anak. Kalau sampai bapak ketangkap, bapak itu sudah punya uang ditaruh di tempat ini, ada rumah dengan nama fulan di tempat ini." Kenapa? Karena dia hidup dalam kedustaan.

Oleh karena itu, orang-orang kaya yang proyek dia itu didapat dengan dusta, enggak tenang hidupnya. Karena dosa itu sesuatu yang ngerundel di hati. Berbeda dengan jujur, ana jujur, sudah tenang hidupnya. Enggak bakal nanti ngomong, "Andai kata kamu enggak ngomong gini, enggak ngomong..." Enggak ada! Sudah selesai. "Ana sudah serahkan sama Allah Jalla Jalaluh."

Maka di sini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan kabar gembira kepada kita, bahwasanya orang yang jujur dia akan selamat, dan orang-orang itu akan senantiasa tenang dan tidak ada kata "andai kata ... ", "andai kata ... ". Enggak ada!

Dan kita lihat Ka'ab bin Malik ketika jujur, berat buat dia. Dia diboikot, orang-orang meninggalkan salam kepada dia. Istrinya pun disuruh berpisah dari dia. Berat buat dia, tapi tenang dia akhirnya. Selesai.

Jadi, proses dalam menjaga kejujuran ini, itu terkadang menguras energi kita. Tapi tetap engkau akan tenang, tenang. Beda dengan dusta. Orang-orang dusta itu malu, Jamaah. Penuh dengan ketakutan, takut dustanya terbongkar. Maka biasanya orang-orang yang dusta itu kabur. Seseorang yang jual sesuatu, kemudian dia menipu orang itu, dia berusaha bagaimana enggak ketemu lagi sama itu orang. Karena, itulah keraguan yang ditinggalkan oleh kedustaan.

Ya tergantung, kita nih mau hidup bahagia atau hidup dalam keraguan selama-lamanya? Na'udzubillahi min dzalik.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.