F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-133 Perceraian Tidak Sah Sebelum Pernikahan Bagian Ketiga

Audio ke-133 Perceraian Tidak Sah Sebelum Pernikahan Bagian Ketiga
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU | 23 Sya’ban 1444 H | 15 Maret 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-133

📖 Perceraian Tidak Sah Sebelum Pernikahan (Bag. Ketiga)

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن ولاه اما بعد

Kaum muslimin anggota grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allāh subhānahu wa ta’ālā.

Masih berbicara tentang tema Perceraian atau Talak dalam Islam

Al-Imam Abu Syuja’ melanjutkan penjelasan beliau tentang beberapa seluk beluk hukum perceraian.

Beliau mengatakan:

ولا يقع الطلاق قبل النكاح

Dan perceraian tidak dinyatakan sah, tidak bisa dijatuhkan sebelum adanya pernikahan.

Secara de facto tradisi di masyarakat justru orang-orang yang seakan-akan dia berkuasa atas segala-galanya dengan mengatakan, "Saya tidak akan menikahi dia dan anak keturunannya. Kalaupun sampai saya lupa terpaksa menikahi dia maka seketika pernikahannya batal atau seketika jatuh perceraian atas dirinya".

Saking bencinya, dendam kepada dia. Orang-orang yang semacam ini seringkali Allah hukumi, ujung-ujungnya ternyata dia tidak bisa menikah kecuali dengan wanita tersebut. Dia ketika mencari wanita lain ternyata tidak bisa menikah, ada saja alasan gagal pernikahannya sampai akhirnya hanya wanita itu yang bisa dinikahi.

Ketika orang fanatisme terhada ras dia bersumpah dia mengatakan sampai pada level mengatakan "Wanita Sunda manapun yang saya nikahi maka secara otomatis cerai”, atau sebaliknya “Wanita Jawa manapun yang saya nikahi maka jatuh cerai, wanita Sasak atau Batak atau Madura mana pun siapapun yang saya nikahi maka seketika jatuh cerai".

Orang yang berkata seperti ini, seringkali Allah hukumi ujung-ujungnya hatinya terjerat cinta dengan wanita yang berasal dari ras tersebut. Akhirnya dia tidak punya pilihan lain kecuali menikahinya. Allah tunjukan bahwa sikap arogan semacam ini adalah bentuk kebodohan. Allah hukumi sehingga akhirnya dia hanya bisa menikah dengan wanita tersebut.

Karena itu kalaupun anda benci dengan seseorang, kalaupun anda marah pada seseorang, tidak sepatutnya anda bersikap melampaui batas sampai mengatakan, "Kalau saya menikahi dia, kalau sampai saya lupa menikahi dia maka seketika jatuh cerai atasnya".

Ini adalah tindakan bodoh, cukuplah benci seseorang, benci ras, benci satu komunitas ala kadarnya saja, seperlunya saja.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا
“Cintailah kekasihmu seperlunya saja sewajarnya saja karena bisa jadi suatu saat orang yang engkau cintai tersebut berubah menjadi orang yang engkau benci. Sebaliknya bencilah musuhmu bencilah orang yang engkau benci seperlunya sewajarnya, jangan berlebih-lebihan karena bisa jadi orang yang engkau benci hari ini esok menjadi orang yang paling engkau cintai.”
Subhanallah ...
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam pernah mengalami satu kondisi ini. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berperang dengan orang-orang Yahudi yang semula mereka menghuni kota Madinah. Salah satunya dengan kabilah Bani Nadhir. Akhirnya Bani Nadhir terkalahkan dalam peperangan dan mereka akhirnya diusir oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dari kota Madinah.

Ketua Kabilah Bani Nadhir bernama Huyai bin Akhthab akhirnya mereka beserta kabilahnya seluruh anggota Kabilahnya mengungsi ke daerah Khaibar.

Singkat cerita Bani Nadhir tidak berhenti mengobarkan kebencian dan permusuhan terhadap Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan para sahabatnya. Mereka terus mempropaganda Quraisy, mensupport Quraisy, agar Quraisy melancarkan peperangan menyerang Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam di kota Madinah hingga akhirnya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam memutuskan untuk memberi pelajaran kepada Bani Nadhir beserta sekutunya yang telah hidup nyaman di negeri Khaibar.

Nabi memutuskan untuk menyerang mereka, memerangi mereka hingga akhirnya Khaibar tunduk dikuasai oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersama para sahabat dan Huyai bin Akhthab gugur terbunuh dalam peperangan tersebut. Mati dalam kondisi kafir, menetapi agama Yahudi naudzubillah.

Kemudian salah satu menantu Huyai bin Akhthab yang notabene adalah suami dari Shafiyyah binti Huyai radhiyallāhu ta’ālā ‘anha yang kala itu masih beragama Yahudi. Suaminya pun terbunuh dan salah satu putra Huyai bin Akhthab pun terbunuh dan masih banyak lagi keluarga dari Bani Nadhir, keluarga besar Huyai bin Akhthab yang terbunuh di peperangan Khaibar tersebut.

Maka wajar bila Shafiyyah bintu Huyai menyimpan dendam amarah kebencian kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sampai-sampai kala itu dia mengatakan,

مَا في الْأَرْضِ من وَجْهٍ أَبْغَضُ إِلَيَّ مِنْ وَجْهِه

Di muka bumi ini tidak ada manusia yang lebih aku benci dibanding Nabi. Tidak ada wajah yang paling aku benci untuk melihatnya dibanding wajah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Namun, Subhanallah setelah peperangan selesai Shafiyyah binti Huyai menjadi bagian dari tawanan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjelaskan duduk perkaranya kepada Shafiyyah.

Kenapa sampai terjadi peperangan? Apa yang menyebabkan Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam terpaksa harus menyerang dan mengusir Bani Nadhir dari kota Madinah dan kemudian kembali mengobarkan peperangan di negeri Khaibar.

Semua itu adalah karena ulah bapaknya sendiri yang menuduh, mempropaganda, mengobarkan api permusuhan dan kebencian kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, padahal Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengajak Yahudi untuk hidup berdamai di kota Madinah

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَآءٍۭ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ

Mari kita bersepakat dalam beberapa hal yang kita sepakati, hidup berdampingan. Tapi ternyata pengkhianatan demi pengkhianatan dilakukan Yahudi.

Setelah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjalin komunikasi, memberikan klarifikasi dengan komunikasi yang begitu indah, begitu santun menggambarkan akan akhlak Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Tanpa sadar rasa kebencian yang ada dalam diri Shafiyyah bintu Huyai terkikis sedikit demi sedikit sampai akhirnya hilang dan berganti menjadi kecintaan menjadi empati dan simpati.

Sehingga ketika Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam selesai menjelaskan duduk perkaranya, kata Shafiyyah, "Saat ini di muka bumi ini tidak ada wajah yang lebih aku cintai, tidak ada orang lebih aku cintai dibanding Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam".

Sehingga ketika Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam selesai menjelaskan duduk perkara, beliau memberikan penawaran kepada Shafiyyah satu dari dua. Beliau dimerdekakan oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan kemudian dinikahi oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam atau beliau dibebaskan pulang bergabung dengan keluarganya. Tetap dengan agama Yahudinya dan kembali ke keluarganya.

Tapi ternyata Shafiyyah memilih dan itu adalah hidayah dari Allah subhānahu wa ta’ālā, memilih pilihan yang tepat sehingga beliau memilih pilihan yang luar biasa. Memilih dimerdekakan dibebaskan dari tawanan dan kemudian dipersunting, dinikahi oleh Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Sehingga betul-betul rasa benci telah berganti menjadi cinta dan kemudian beliau merasakan hidup dalam kedamaian. Merasakan rumah tangga yang semula penuh dengan kebencian berganti menjadi rumah tangga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang kedamaian dan ketentraman.

Ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan ini, kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.