F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-68: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Abu Ibrahim Abdillah bin Abi Aufa Radhiyallahu 'Anhu

Audio ke-68: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Abu Ibrahim Abdillah bin Abi Aufa Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-268
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU 09 Sya'ban 1444 H 01 Maret 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-68: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Abu Ibrahim Abdillah bin Abi Aufa Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, pen.) Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita lanjutkan kajian kita.

Baik, kita masuk kepada hadits yang terakhir di dalam Bab Sabar. Silakan dibaca.

وَعَنْ أَبِيْ إِبْرَاهِيمَ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ أَوْفَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ - فِي بَعْضِ أيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ فِيهَا الْعَدُوَّ - انْتَظَرَ ؛ حَتَّى إِذَمَالَتِ الشَّمْسُ قَامَ فِيْهِمْ ، فَقَالَ : ❲ يَا أيُّهَا النَّاسُ! لا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ، وَاسْئَلُوا اللهَ العَافِيَةَ، فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا ، وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ❳ ، ثُمَّ قَالَ النَّبِيِّ ﷺ : ❲ اللَّهُمَّ! مُنْزِلَ الْكِتَابِ! وَمُجْرِيَ السَّحَابِ! وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ! اهْزِمْهُمْ وانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ ❳ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [الْبُخَارِيُّ(٢٩٦٥)، وَمُسْلِمٌ (١٧٤٢)].

Dari Abu Ibrahim Abdillah bin Abi Aufa radhiyallahu 'anhuma, bahwa pada waktu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berhadapan dengan musuh pada suatu hari, Beliau pun menunggu hingga matahari tergelincir. Setelah matahari tergelincir, Beliau bangkit di tengah-tengah para sahabat, lantas berkata, "Wahai sekalian manusia, janganlah kalian mengharapkan pertemuan dengan musuh. Dan mohonlah keselamatan kepada Allah. Tetapi, apabila kalian sudah bertemu dengan mereka, maka teguhkanlah pendirian kalian. Ketahuilah bahwa surga itu berada di bawah naungan pedang." Selanjutnya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam berdoa, "Ya Allah, wahai Rabb yang menurunkan Al-Qur'an, yang menggerakkan awan, yang mengalahkan pasukan sekutu (kaum musyrikin). Kalahkanlah mereka, dan tolonglah kami dalam mengalahkan mereka." (Muttafaqun 'Alaih)
Masyaallah, Baarakallahu fiik.
Ini sabar di medan perang. Para ulama ketika menafsirkan makna keberanian, mereka mengatakan:

الشَّجَاعَةُ صَبْرُ سَاعَةٍ
"Keberanian itu adalah kesabaran sesaat."
Kesabaran sesaat. Setelah itu enggak tahu apa yang terjadi. Engkau mungkin meninggal dunia, (atau) mungkin Allah memberikan kemenangan kepadamu.

Di sini Abdullah bin Abi Aufa menceritakan bahwa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam dalam salah satu perjalanan perangnya, Beliau berjumpa dengan musuh. Artinya, musuh sudah ada di hadapan Beliau. Tapi peperangan belum berkecamuk. Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menanti hingga matahari tergelincir. Kenapa Beliau menanti matahari tergelincir? Syaikh ibnu Utsaimin menjelaskan bahwasanya supaya kondisinya tidak terlalu panas. Kemudian juga ketika matahari tergelincir itu masuk waktu Dzuhur, sehingga mereka bisa shalat Dzuhur dan Ashar secara jamak ketika itu.

Setelah itu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berdiri berpidato. Kita tahu pidato Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Khotbah-khotbah Nabi ada khotbah-khotbah rutin yang Beliau sampaikan seperti khotbatul Jumu'ah, khotbah Istisqa'. Tapi ada khotbah-khotbah yang Beliau lakukan insidentil. Ketika terjadi sesuatu yang memerlukan Beliau untuk berdiri, berceramah, berpidato, Beliau melakukan itu.

Dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam adalah seorang orator hebat. Beliau ketika berpidato sebagaimana riwayat beberapa sahabat,

إِذَا خَطَبَ النَّاسُ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَى صَوْتُهُ كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ .
"Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kalau lagi pidato suaranya itu keras, kedua matanya merah, seakan-akan Beliau sedang memperingatkan pasukan perangnya."
Ini khotbah Jum'at di masjid nih. Bagaimana ketika di medan perang beneran? Shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika itu Beliau berceramah mengatakan,

❲ يَا أَيُّهَا النَّاسُ ❳
"Wahai umat manusia"
❲ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ ❳
"Kalian jangan berharap berjumpa dengan musuh"
❲ وَاسْئَلُوا اللهَ الْعَافِيَةَ ❳
"Tapi mohonlah kepada Allah keselamatan."
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan bahwasanya meminta berjumpa musuh enggak boleh, tapi minta mati syahid boleh.

Beda nih, minta berjumpa dengan musuh itu minta bala', tapi minta mati syahid itu dianjurkan. Bahkan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan,

❲ مَنْ سَأَلَ اللهَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا، بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ ❳

Kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, "Barang siapa yang memohon kepada Allah untuk mati syahid dengan benar (bukan pura-pura doanya, tapi dari hati dia yang paling dalam dia ingin mati syahid), maka Allah akan menyampaikan dia kepada derajat orang-orang yang mati syahid, walaupun akhirnya dia mati di atas ranjangnya."

Terkadang seperti itu. Khalid bin Walid mati di atas ranjangnya, padahal dia panglima perang. Tapi barang siapa yang memohon dengan berdoa meminta kepada Allah dengan benar, Allah akan sampaikan dia ke tingkatan-tingkatan orang yang mati syahid. Yang dilarang itu, berharap berjumpa dengan musuh. Maka mintalah keselamatan sama Allah.

Kemudian,
❲ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ ❳
"Tugas kalian kalau kalian berjumpa dengan musuh,"

❲ فَاصْبِرُوا ❳
"sabar."
Karena termasuk dosa besar ketika seorang melarikan diri dari medan perang. Itu termasuk dosa besar, تَوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ (kabur dari peperangan).

Kemudian, Nabi mengatakan di sini ❲ فَاصْبِرُوا ❳ fashbiruu "sabar". Ketika berjumpa dengan musuh, sabar.

Terkadang, Jamaah, kita sabar ketika menang, tapi tidak sabar ketika kalah. Maka termasuk akar akhlak mulia itu adalah sabar. Apalagi ketika berjumpa dengan musuh.

❲ وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ❳

Ini Nabi berpesan kepada para mujahidin yang berada di medan perang, kalau surga itu berada di bawah naungan pedang-pedang.

Memotivasi mereka untuk berharap surga Allah Jalla Jalaluh. Agar mereka tatkala berperang bukan untuk mencari ketenaran. Agar para mujahidin fisabilillah ketika berjuang di jalan Allah, bukan untuk mencari harta rampasan perang. Tapi, yang mereka cari dengan pedangnya adalah surga Allah Jalla Jalaluh. Bukan mencari dunia ini.

ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ :

Lalu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam bersabda. Beliau berdo'a. Ini selesai Beliau berpidato, Beliau memohon kepada Allah,
❲ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ ❳

Kita lihat nih, Beliau memohon kepada Allah, bertawasul dengan menyebut sifat Allah, bahwasanya Allah-lah yang menurunkan Al-Qur'anul Karim, menurunkan kitab-kitab yang ada.

❲ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ ❳

Itu awan-awan bisa bergerak, bisa berpindah dari satu tempat ke tempat selanjutnya, itu Allah yang melakukan.

❲ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ ❳

Di sini Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menanamkan di diri para sahabatnya tauhid, bahwa Allah-lah yang mengalahkan musuh-musuh; bukan kekuatan mereka, bukan jumlah mereka, bukan persenjataan mereka, tapi Allah yang mengalahkan musuh-musuhmu itu.

Baru setelah itu Nabi menyebutkan doanya:

❲ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ ❳
"Ya Allah, kalahkan mereka dan bantu kami dalam memerangi mereka."
Maka hadits ini menyebutkan bahwasanya seorang mujahid memerlukan kesabaran ketika berjumpa dengan musuhnya. Dan dari hadits ini pula kita lihat seorang pemimpin itu memang harus memotivasi rakyatnya agar mereka bisa ikhlas dalam beramal, agar mereka tidak takut. Dan terkadang, Jamaah, ada seorang yang menyampaikan kebenaran, tapi cara menyampaikannya salah. Sehingga orang enggak menerima kebenaran tersebut.

Di sini pentingnya para pendakwah untuk belajar bagaimana berbicara.

اللهُ { خَلَقَ الْإِنْسَانَ عَلَّمَهُ الْبَيَانَ }

"Allah menciptakan manusia dan mengajarkan kepadanya Al-Bayaan." Bagaimana menerangkan, bagaimana menjelaskan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau mengatakan,
❲ إِنَّ مِنَ الْبَيَانِ لَسِحْرًا ❳
"Sesungguhnya, ada penjelasan itu yang merupakan sihir."
Artinya, ucapan dia menghipno orang yang mendengarkan.

Terkadang, ada seorang pendakwah yang ditinggalkan oleh masyarakat. Bukan karena ilmunya yang dangkal, bukan. Tapi dikarenakan cara menyampaikannya yang kurang tepat dan kurang nyaman. Sebaliknya, ada pendakwah-pendakwah yang cetek (sedikit) ilmunya, bahkan mungkin salah keilmuannya, tapi karena gaya menyampaikannya bagus dan indah, diterima oleh masyarakat.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berpidato. Orator, Beliau. Maka kita perlu belajar, perlu belajar berbicara. Kalau kita lihat aja, ada kuliah komunikasi, ada kuliah bicara. Belajar. Yang lulus di sana jadi sales, jadi marketing, kadang kala. Masa' orang yang mau berdakwah tidak belajar bagaimana cara menyampaikan?!

Dan kita lihat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ketika berpidato tidak panjang kemudian membosankan, tapi Beliau sesuai dengan kebutuhannya. Dan semangat Beliau ketika berpidato tadi, sampai kedua matanya merah, hadir dalam ceramah Beliau. Bukan hanya membaca teks yang tidak dihayati dari dalam hatinya, tapi memang benar-benar menyampaikan dari hati, Shallallahu 'Alaa Nabiyyina wasallam.

Dengan ini, kita telah menyelesaikan bab tentang kesabaran.

Sabar itu ada tiga:
  1. Sabar melaksanakan perintah Allah.
  2. Sabar menjauhi larangan-Nya.
  3. Sabar terhadap takdir-takdir Ilahi.
Maka semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang sabar. Sehingga kita bisa sabar menghadapi orang lain, sabar terhadap sikap-sikap yang menyakitkan hati, sebagaimana sabarnya para sahabat yang sudah kita dengar kisahnya.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.