F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-72: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu Bag 02

Audio ke-72: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu Bag 02
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-272
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SELASA 15 Sya'ban 1444 H 07 Maret 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda. Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-72: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu Bag 02

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang pertama berkaitan dengan Bab Ash-Shidqu ini. Silakan dibaca.

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ❲ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ ، وَالْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَ إِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ ، وَ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا ❳ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [الْبُخَارِيُّ(٦.٩٤)، وَمُسْلِمٌ (٢٦.٧)].
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bersabda, "Sesungguhnya, kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan seseorang ke surga. Orang yang berbuat jujur akan terus berbuat jujur, hingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sebaliknya, sesungguhnya kedustaan itu mengantarkan kepada keburukan, dan keburukan akan mengantarkan seseorang kepada neraka. Seseorang pendusta akan terus berbuat dusta, hingga kelak ia akan ditulis/ditetapkan di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Muttafaqun 'Alaih)
Baarakallahu fiik.

Subhanallah, Jamaah.
Nabi mengatakan,
❲ وَ إِنَّ الْكَذِبَ ❳

Di riwayat lain dikatakan,
❲ وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ❳

Dikatakan, "Kalian hindari kedustaan."

Hati-hati dengan kedustaan, hati-hati dengan hoaks (berita bohong, -ed). Hati-hati..! Jangan menyebarkan berita palsu. Jangan berkata sesuatu yang antum tidak mengamalkannya. Jangan sampai zahirnya beda dengan batinnya.

Kalau dikatakan, ada orang-orang seperti itu? Ada yang pura-pura Islam? Ada. Masa' sekarang ada? Di masa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam ada, apalagi di masa kita yang kebanyakan orang jauh dari agama. Pendidikan agamanya sangat sedikit, bahkan tidak diketahui; antum belajar agama di mana? Maka kemungkinan seorang itu pura-pura, bisa jadi.

Makanya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mewanti-wanti, Hati-hati kalian dengan kebohongan! Kenapa? Nih, kebohongan itu mengantarkan kepada keburukan, kepada fujur. Fujur itu keluar dari rel.

Jujur itu, antum tetap berada di atas rel. Kalau kereta api itu di atas rel. Tapi dusta itu antum keluar dari rel. Orang kalau sudah keluar dari rel, ya sudah. Antum bisa lihat, apa yang terjadi ketika gerbong kereta api keluar dari rel? Akan banyak petaka yang dirasakan oleh mereka.

Dan ketika orang bohong/berdusta, diantarkan kepada dosa, keburukan. Keburukan ke mana mengantarkan? Kepada neraka. Jadi, terminal akhir dari dusta, dari hoaks itu neraka.

Maka kita di negeri kita, salah satu cara memerangi hoaks ini bukan hanya memberikan sanksi, bukan hanya memberikan wacana pencerahan kepada masyarakat tentang bahaya hoaks, tapi berbicara tentang agama kepada mereka. Karena negeri kita, walaupun bukan negeri Islam, tapi negeri beragama. Dan sumber karakter seorang muslim itu agamanya, wahyu dari Allah, bukan bikinan manusia. Dan ini yang seharusnya dilakukan. Dan kita sebagai warga negara yang baik, hendaklah kita juga ikut memberikan pencerahan dari sisi agama.

Kalau bicara hukum, pemerintah musyawarah; ini bikin hukum buat orang yang menyebarkan hoaks diapain, umpamanya, ditangkap, macam-macam.

Kemudian di sini disebutkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam,

❲ وَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ ❳
"Sesungguhnya, seorang pendusta akan berdusta."
Berdusta terus.
❲ وَيَتَحَرَّ الْكَذِبَ ❳

Dia akhirnya susah berbuat jujur.

Susah berbuat jujur. Ya, ini mungkin yang ramai di dunia berita; kisah terbongkarnya kedustaan, bagaimana dari awal dusta mengantarkan dusta yang selanjutnya. Dia berdusta tentang peristiwa tabrakan dia. Dia menabrak dengan mobilnya, umpamanya. Ini dusta nih, mengantarkan pada dusta yang selanjutnya. Dusta selanjutnya ketika dia masuk rumah sakit. Dia harus berdusta terus di sana. Dokternya diajak berdusta, pengacaranya diajak berdusta, terus ... ini kelompok nih, kelompok-kelompok pendusta ya.

وَيَتَحَرَّ الْكَذِبَ
Dia terus berbuat dusta.
حَتَّى يُكْتَب

Kalau enggak bertaubat, kalau enggak berhenti orang itu berbuat dusta, kemudian melakukan dusta yang kedua, ketiga, keempat, kelima, bisa jadi dicap/disahkan sebagai Fulan Al-Kazzab (fulan seorang pendusta). Sehingga ucapan-ucapan dia, berita-berita yang disampaikan oleh dia, orang susah percaya. Bisa jadi semuanya adalah kedustaan dari dia nantinya. Ini menakutkan sekali, dusta.

Maka berusaha. Jadi, ini anjuran buat setiap muslim: jangan sampai berdusta. Apalagi berita, kadang kala ana dengar berita seorang supir ojek online yang menginformasikan kalau dia menemukan anak yang dicuri, yang diculik, ternyata dusta lagi.

Wallahi, Jamaah.
Kita itu jadi hidup dikelilingi hoaks semuanya. Berita-berita dari atas, dari samping, dari bawah. Akhirnya, semua pada kebingungan untuk menentukan mana yang jujur karena sudah banyak yang distempel "pendusta". Na'udzubillahi min dzalik.

Maka kita seorang muslim hati-hati. Ketika memang pernah berdusta, berusaha untuk segera bertaubat, memohon ampun kepada Allah Jalla Jalaluh, takut nanti distempel pendusta seperti Musailamah (nabi palsu di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, -ed).

Abu Bakar distempel "Ash-Shidqu". Musailamah yang mengaku jadi nabi di masa Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam, setelah meninggalnya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, dikenal apa? Musailamah Al-Kazzab (Musailamah pendusta). Di buku mana kita baca: "Al-Kazzab, Al-Kazzab," karena dia pendusta.

Maka kita pun hati-hati, dan jangan sampai ada di antara kita yang suka menyebarkan hadits palsu. Enggak, ana enggak tahu kalau palsu; jangan disebarin. Ana enggak tahu kebenarannya; jangan disebarkan.

Antum akan termasuk pendusta karena termasuk menyebarkan berita. Apalagi ini tentang Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam, ternyata beritanya dusta. Nabi enggak pernah -Shallallahu 'alaihi wasallam- mengatakan itu, Nabi tidak pernah -Shallallahu 'alaihi wasallam- menceritakan hal itu, lalu antum menyebarkannya.
Nanti kalau ditanya, Kenapa disebarkan?
Ana enggak tahu.
Kalau enggak tahu, berhenti, diam, cukup di tempat antum. Hati-hati, Jamaah. Karena yang ditakutkan, kita nanti keenakan dengan dusta itu sampai distempel pendusta, Pokoknya kalau fulan yang nyebarkan berita, hati-hati! Fulan ini Kazzab, pendusta fulan ini.

Ada sampai dikatakan orang yang berdusta ya, pelawak; ada orang-orang yang berdusta dalam humor dia. Dusta sekali, dusta dua kali, dusta tiga kali, akhirnya dia jadi pendusta, memang. Padahal dusta ini enggak dalam urusan serius, (tapi) dalam urusan bergurau.

Kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ ❳
"Celaka buat orang yang bercerita/yang berbicara,"
❲ فَيَكْذِبُ ❳
"kemudian dia berdusta"
Tujuannya apa?

❲ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمُ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ ❳

Tujuan dia adalah "membuat orang tertawa dengan dusta dia, maka celaka buat orang ini, maka celaka buat dia."

Maka ini bicara tentang dusta, hati-hati!
Ada dusta yang diperbolehkan, na'am.
Supaya kita tahu, dusta diperbolehkan dalam tiga hal, yaitu:
  1. Dalam peperangan.
  2. Ketika seorang suami/seorang istri saling membujuk suaminya, saling membujuk pasangannya, dia mengobral rayuan-rayuan gombal. Boleh.
  3. Untuk memperbaiki orang yang bertikai.
Sisanya enggak boleh. Sisanya tidak boleh. Hati-hati kita, orang-orang yang suka cerita mengirimkan berita-berita lucu padahal beritanya bohong. Na'udzubillah min dzalik.

Thayyib.
Kemudian, di antara dusta yang berbahaya adalah dusta dalam urusan jual beli. Ada orang yang pedagang pendusta. Banyak.

Kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ التُّجَّارَ فُجَّارًا ❳
"Pedagang itu rata-rata penjahat semuanya,"
❲ إِلَّا مَنْ بَرَّ ، وَصَدَقَ ❳
"kecuali yang berbuat baik dalam berdagangnya dan jujur."
Ada orang yang selalu bersumpah. Ketika jual beli selalu sumpah, bohong, supaya laku dagangannya. Nih orang akhirnya, ya banyak yang enggak bisa, enggak bisa jujur dia, sudah. Sampai kapan pun berdagang sudah dicap/distempel "Kazzab, pendusta" sudah. Karena apa? Karena dia terlalu sering berdusta.

Jamaah rahimakimullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.