F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-71: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu Bag 01

Audio ke-71: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu Bag 01
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-271
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN 14 Sya'ban 1444 H 06 Maret 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-71: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu Bag 01

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk ke hadits yang pertama berkaitan dengan Bab Ash-Shidqu ini. Silakan dibaca.

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : ❲ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ ، وَالْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا، وَ إِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ ، وَ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ ، وَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا ❳ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [الْبُخَارِيُّ(٦.٩٤)، وَمُسْلِمٌ (٢٦.٧)].
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau bersabda, "Sesungguhnya, kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan seseorang ke surga. Orang yang berbuat jujur akan terus berbuat jujur, hingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sebaliknya, sesungguhnya kedustaan itu mengantarkan kepada keburukan, dan keburukan akan mengantarkan seseorang kepada neraka. Seseorang pendusta akan terus berbuat dusta, hingga kelak ia akan ditulis ditetapkan di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Muttafaqun 'Alaih)
Baarakallahu fiik. Subhanallah, Jamaah.
Ini hadits yang agung sekali ya, berkaitan dengan kejujuran.

Ana masih ingat waktu kita di pondok. Ini termasuk hadits-hadits pertama yang harus dihafal oleh santri pada waktu itu, karena memang pendidikan di pesantren itu sebenarnya berbasis karakter. Mereka tidak hanya menginginkan anak-anak yang cerdas, anak-anak yang pandai, tidak membentuk manusia-manusia yang mungkin memiliki intelektual yang bagus, bukan hanya itu yang diinginkan. Tapi, yang diinginkan adalah anak-anak yang berilmu dan berkarakter. Sehingga hadits seperti ini, perlu untuk senantiasa disampaikan dan dihafal oleh anak-anak. Sehingga tidak muncul lulusan-lulusan dari sekolah-sekolah tinggi, dari perguruan-perguruan tinggi, yang mereka memiliki ilmu tapi ternyata tidak jujur (pendusta).

Seperti yang terjadi di negeri kita. Kita sedih sekali, ketika KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi, -ed) sibuk nangkap sana, nangkap sini. Yang ditangkap oleh KPK adalah orang-orang yang memiliki titel yang berjejer di belakang namanya, atau di depan namanya. Yang kita melihat sebagian mereka adalah seorang dosen, seorang pengajar, ada yang jadi hakim. Ya, kedustaan itu akan terungkap.

Dan dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan, mengatakan,

❲ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ❳

Ya ini di riwayat lain disebutkan:

❲ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ❳

Ada perintah,

❲ عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ❳
"Hendaklah kalian berbuat jujur"
Dan ada larangan,

❲ وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبُ ❳

Itu dalam riwayat lain.

Jadi, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memerintahkan kalian harus jujur. Kenapa harus jujur? Di sini tugas orang tua, ketika memerintahkan kepada anaknya dengan satu perintah, berikan penjelasan kepada anak. Sehingga dia melakukan tugas itu dengan hati yang lapang, tidak ada keterpaksaan.

Ada orang, yang penting kerjakan, yang penting jalankan tugas. Enggak seperti itu Islam mengajarkan. Islam itu ingin membentuk karakter seorang yang berdasarkan kesadaran, bukan keterpaksaan.

Maka dijelaskan sama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, kenapa disuruh jujur.

[ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ ]

Nih, ternyata, "kejujuran ini kunci yang membuka pintu-pintu kebaikan."

Kejujuran itu mengantarkan kepada kebaikan. Artinya, sebagian orang, mungkin kejujuran buat dia berat. Menyebabkan dia ya mungkin dipenjara, menyebabkan dia menderita. Tapi ketahuilah, di balik itu ada kebaikan. Ini sudah pasti. Kenapa? Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam yang menjelaskan.

Kemudian, Beliau jelaskan lagi rentetan ini. Ketika orang jujur, kejujuran dia itu akan mengantarkan kepada kebaikan. Kebaikan itu akan mengantarkan ke surga.

Jadi, terminal terakhir dari kejujuran itu adalah surga, walaupun dalam perjalanannya mungkin ada sesuatu yang membuat dia harus terhambat dalam perjalanan itu. Seperti orang yang mungkin naik kereta api; dia harus berhenti di situ, dia harus ditanya macam-macam, kemudian diminta tiketnya. Tapi, ketika jujur, nanti bakal sampai ke terminal terakhir. Itu surga.

Kemudian Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan penjelasan bagaimana karakter itu terbentuk dan bagaimana penetapan dari Allah itu disahkan oleh Allah. Itu dari pembiasaan diri.

Disebutkan,

❲ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَدِّقُ ❳

Dalam riwayat lain ada tambahan:

❲ وَ يَتَحَرَّ الصِّدْقُ ❳
"Ada orang yang selalu berbuat jujur dan dia berusaha untuk jujur terus."
Jangan dipikir jujur itu mudah. Kadang kala, orang jujur itu risikonya dia. Kehormatan dia, diri dia, nanti! Oleh karena itu, disebutkan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, ini orang terus berusaha untuk jujur. Sekali dia jujur, kemudian kedua kali dia jujur, terus dia berbuat jujur sampai akhirnya, tuh, ada penetapan dari Allah. Ditulis, distempel: "Fulan Shidq".

Seperti Abu Bakar radhiyallahu Ta'ala 'anhu, itu ada stempel "Ash-Shidqu" buat dia. Kenapa? Karena dia terus berusaha untuk membenarkan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Enggak pernah dia berdusta dan membuat-buat dusta, menyebarkan dusta, enggak!

Maka bagi orang-orang yang menyebarkan dusta, dia berpikir, enggak, ana, tidak berdusta. Tapi antum termasuk yang membantu menyebarkan dusta.

Oleh karena itu, kata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam,

❲ كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ ❳
"Cukup seorang itu dikatakan berdusta, ketika dia menceritakan semua yang dia dengar."
Semua broadcast yang masuk dia sebarkan lagi. Itu cukup dikatakan berdusta itu. Kenapa? Karena antum tidak tahu dengan kebenaran yang antum dengar, tapi antum sebarkan. Nih, ada orang yang terus berusaha untuk jujur, sampai akhirnya distempel Shidq, fulan "Ash-Shidqu".

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ .

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.