F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-74: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sufyan Radhiyallahu 'Anhu

Audio ke-74: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sufyan Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-274
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS 17 Sya'ban 1444 H / 09 Maret 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-74: Bab 04 Kejujuran ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sufyan Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Silakan dibaca.

عَنْ أَ بِيْ سُفْيَانَ صَخْرِ بْنِ حَرْبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، فِي حَدِيْثِهِ الطَّوِيْلِ فِي قِصَّةِ هِرَقْلَ : قَالَ هِرَقْلُ : فَمَاذَا يأْمُرُكُمْ - يَعْنِيْ : النَّبِيَّ ﷺ -؟ قَالَ أَبُو سُفْيَانَ: قُلْتُ: يَقُوْلُ : ❲ اعْبُدُوا اللهَ وَحْدَهُ، لا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا، وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ ❳ ، وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ، والصِّدْقِ، وَالْعَفَافِ، والصِّلَةِ. ❊ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ [الْبُخَارِيُّ(٧)، وَمُسْلِمٌ (١٧٧٣)].
Dari Abu Sufyan Shakhr bin Harb radhiyallahu 'anhu, dalam sebuah hadits yang panjang mengenai kisah Heraclius, (dia) bertanya, "Lalu apa yang dia perintahkan kepada kalian?" (maksudnya Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam). Abu Sufyan berkata, "Aku menjawab, Beliau bersabda: 'Beribadahlah kepada Allah semata, dan janganlah kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, serta tinggalkanlah apa yang dikatakan kepercayaan dan tradisi nenek moyang kalian.' Selain itu, Beliau menyuruh kami untuk mengerjakan shalat, berbuat jujur, menjaga kesucian, dan menyambung tali silaturahim." (Muttafaqun 'Alaih)
Barakallahu fiik. Subhanallah.
Ini cerita Abu Sufyan sebelum masuk Islam. Peristiwa ini terjadi antara tahun ke-6 sama tahun ke-8 Hijriah. Jadi kita tahu, di tahun ke-6 Hijriah terjadi perjanjian Hudaibiyah, gencatan senjata selama 10 tahun. Ketika Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam hendak masuk Mekah, kemudian Beliau dilarang untuk umrah. Itu terjadi perjanjian di situ, 10 tahun gencatan senjata.

Pada masa itu, tahun ke-6 setelah pulangnya umrah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam atau tahun ke-7, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengirim surat kepada raja-raja. Surat itu dakwah mereka kepada Islam. Dan Alhamdulillah sekarang ada sarana yang sangat mudah kita berdakwah. Dulu pakai surat. Ditulis surat, sampaikan kepada salah satu sahabat Nabi, dia berangkat. Berangkat ke Mesir, berangkat ke Yaman. Di antara mereka ada yang berangkat ke Syam, yaitu berjumpa dengan Raja Romawi (Heraclius) pada waktu itu yang ada di Syam. Berangkat ke sana. Ketika sahabat Nabi mengirimkan surat, dalam masa itu ada pedagang dari Mekah yang datang ke Syam. Maka di sini Heraclius ingin bertanya-tanya tentang Nabi yang telah mengirimkan surat tersebut.

Ditanyalah Abu Sufyan; banyak, pertanyaannya panjang. Mengupas tentang siapa sih Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Tentang nasabnya dia bagaimana, tentang kondisi dia. Di antara yang ditanya adalah, apa sih yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.

Maka di sini kemudian Abu Sufyan menceritakan. Abu Sufyan jujur. Abu Sufyan menceritakan dalam kisah itu, "Aku tuh sebenarnya ingin bohong." Dia ingin berdusta tapi takut nanti akhirnya dicap dia pendusta. Dan Heraclius ketika memanggil Abu Sufyan bersama kelompok dari kafir Quraisy itu, Heraclius mengatakan kepada mereka, "Kalau teman kalian jujur, maka kalian katakan benar. Tapi kalau bohong, kalian dustakan dia." Jadi, Abu Sufyan berkata, yang di belakang ini sebagai saksi atas kejujuran dia atau kedustaan dia.

Abu Sufyan itu ingin berdusta. Di cerita panjang itu ada pertanyaan Heraclius yang memungkinkan Abu Sufyan untuk menyisipkan sesuatu. Ketika Heraclius bertanya, "Bagaimana perjanjian kalian sama dia?" Ketemu Sufyan, Kita nih sekarang dalam masa gencatan senjata, "Ya, enggak tahu kita, apakah dia akan berkhianat atau tidak." Hanya itu yang diucapkan Abu Sufyan. Yang lainnya jujur.

Di antara yang ditanyakan adalah apa sih yang diperintahkan oleh Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam? Ini orang kafir, Jamaah. Menjaga kejujuran. Takut dia dengan kedustaan, karena di mana pun yang namanya kedustaan itu sifat buruk, sifat tercela.

Maka Sufyan mengatakan,

Dia memerintahkan,

❲ اعْبُدُوا اللهَ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ❳
"Beribadahlah kepada Allah (Esa) tanpa menyekutukan."
Itu inti dakwah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, dan itulah yang diucapkan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam dalam majelis-majelis dakwah Beliau.

قُولُوا : لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، تُفْلِحُوا

Katakan, "Laa ilaha illallah (tiada yang berhak disembah melainkan hanya Allah), kalian akan beruntung."

Apa jawaban orang-orang musyrikin?

{ اَجَعَلَ الْاٰلِهَةَ اِلٰهًا وَّاحِدًا ۖاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ }

"Apakah engkau hendak menjadikan tuhan-tuhan yang banyak, satu tuhan? Ini sesuatu yang menakjubkan, mengherankan." (QS. Shaad: 5) Kata dia.

وَاتْرُكُوا مَا يَقُولُ آبَاؤُكُمْ
"Tinggalkan apa yang diyakini/yang dikatakan oleh nenek moyang kalian."
Ingat, tradisi yang ada di bangsa Arab itu ada dua:
  1. Ada tradisi yang baik, menghormati tamu umpamanya. Itu tetap dijaga sama Islam. Tapi,
  2. Tradisi-tradisi buruk, tinggalkan. Di antaranya adalah kesyirikan.
Dan kita nih, umat Islam harus sadar, bahwasanya di negeri kita Indonesia ada tradisi-tradisi yang baik yang perlu kita lestarikan. Ada kearifan-kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Tapi, ada tradisi-tradisi yang menyimpang dari agama, tinggalkan! Jangan: Oh, ini kan tradisi nenek moyang kita.
Iya, tinggalkan, apabila bertentangan dengan syari'at! Ini perintahnya.

Abu Sufyan mengatakan, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyuruh kita meninggalkan tradisi, keyakinan, amal-amal yang menyimpang dari ajaran Islam. Bukan malah tradisi buruk dibungkus dengan Islam, bukan! Ditinggalkan! Itu yang dikatakan oleh Abu Sufyan tentang dakwah Nabi Alaihis-shalatu wassalam.

وَيَأْمُرُنَا بِالصَّلَاةِ
"Dan Beliau memerintahkan kita untuk shalat."
Nih, shalat ini rukun Islam yang kedua. Abu Sufyan menceritakan setelah syahadat: shalat. Itu yang didakwahkan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.

Setelah hubungan sama Allah, hubungan sama Allah lagi nih (berkaitan dengan shalat): ❲ وَالصِّدْقِ ❳ wash-shidq "dan jujur". Ana masih ingat, abah ana cerita dari kakeknya. Dia mengatakan, "Dulu itu kakeknya Syafiq pesan, 'Riza, modalnya orang hidup itu dua: shalat dan jujur'." Artinya, hubungan sama Allah dengan shalat; jujur itu dalam hubungan muamalah sama manusia. Jujur, dan ini pesannya.

Abu Sufyan ceritakan, ❲وَالْعَفَافِ❳ wal 'afaf "dan menyuruh kita menjaga kehormatan".

Menjaga kehormatan ini/menjaga kesucian itu ada dua:
  1. Menjaga kehormatan yang di bawah perut dan yang di perut. Yang di bawah perut dengan menjauhi perzinaan; meninggalkan perbuatan-perbuatan keji.
  2. Adapun yang di perut, dengan cara tidak makan kecuali yang halal.
Diceritakan nih, "Ini syariat Islam!"

Jadi, Jamaah. Ada orang yang islamofobia, akhirnya berdusta atas nama Islam. Abu Sufyan ini benci sama Islam ketika itu, bahkan dia memerangi Islam. Ketika perang Uhud, ketika perang Khandaq, Abu Sufyan mendatangkan pasukan jumlahnya 10.000 untuk menghancurkan kota Madinah. Dia benci sama Islam, tapi dia tidak berdusta.

Ini terkadang ada musuh-musuh dakwah yang membuat omongan. Kadang kala, "Oh ... ini aliran teroris, fundamentalis, ini intoleransi." Macam-macam, semuanya dusta. Abu Sufyan saja jujur, walaupun dia enggak suka sama Islam.

Jadi kalau dikatakan, Abu Sufyan ini islamofobia banget tuh dia pada waktu itu, tapi dia tetap jujur. "Ini loh ajaran Islam." Ana tahu, Islam itu menyuruh kepada tauhid, menjauhi kesyirikan. Islam itu menyuruh shalat, menyuruh jujur, menjaga kehormatan, kesucian, tidak makan kecuali yang halal, tidak ngambil hak orang lain, tidak menzalimi orang lain, tidak berzina, kemudian [ وَالصِّلَةِ ] washilah "dan menyuruh berbuat baik".

Shilah itu berbuat baik kepada kerabat, silaturahim. Dan ingat, shilah itu bukan berarti berkunjung. Enggak. Silaturahim itu menyambung hubungan dengan kerabat kita, baik dengan berkunjung atau dengan berbagi rezeki yang kita miliki, atau by phone telepon dia, "Assalamu'alaikum," itu. Ini loh ajaran Islam.

Sekali lagi, Jamaah.
Ana ingin mengingatkan kepada orang-orang yang islamofobia, atau kepada saudara-saudara kita yang mungkin dari kalangan umat Islam yang agak phobia sama orang-orang yang mengamalkan sunnah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, yang mengajak sunnah Nabi; kemudian mereka berdusta, menfitnah. Dikatakan, "Oh ... ini aliran-aliran wahabi," umpamanya. "Ini zionis nih, ini dibiayai oleh Yahudi." Jangan, Jamaah! Jujurlah, jujur! Abu Sufyan saja jujur. Maka katakan yang benar, katakan yang baik, atau diam. Itulah seorang muslim.

Maka ingat, yang paling banyak memasukkan ke neraka itu adalah lisan kita dan yang di antara dua paha kita.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.


══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.