F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-103 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Kelima - Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah

Audio ke-103 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Kelima - Aqidah Ahlussunnah Waljama’ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU | 24 Rajab 1444 H | 15 Februari 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-103
📖 Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Kelima

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه

Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla.

Baik, In sya Allah kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.

Masih kita pada pembahasan rukun iman yang kedua tentang beriman dengan malaikat-malaikat Allah.

Beliau mengatakan:

وآخرون موكلون بكتابة اعمالهم لكل شخص ملكان
"Dan di sana ada malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk menulis amalan-amalan mereka, setiap orang ada dua malaikat.”
Berdasarkan firman Allah:

عَنِ ٱلْيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٌۭ ۞ مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ
"Dari arah kanan dan dan juga arah kiri ada malaikat yang قَعِيدٌۭ senantiasa ada menulis apa yang dilakukan oleh anak Adam, tidaklah dia mengucapkan sebuah ucapan kecuali di sisinya ada malaikat raqīb (yaitu yang mengawasi), atīd (yaitu tidak ghaib yang senantiasa ada).” [QS Qaf: 17-18]
Dan ini adalah sifat bagi malaikat yang ada di kanan dan di kiri tadi.

Sifatnya apa? Raqībun Atīdun, dia mengawasi dan dia senantiasa hadir, bukanlah Raqībun Atīdun ini nama dari malaikat, tetapi ini adalah sifat yang dimiliki oleh malaikat tadi, bahwasanya sifatnya Raqībun Atīdun.

Firman Allah:

مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ
"Tidaklah dia mengucapkan ucapan.”
Ada yang mengatakan di antara para ulama bahwasanya yang di maksud dengan ucapan di sini adalah seluruh ucapan, baik itu ucapan yang bernilai ibadah (misalnya membaca Al-Qur'an, berdzikir dan seterusnya), atau ucapan yang berupa dosa (misalnya ghibah, namimah, mencela), atau bahkan sesuatu yang mubah, bukan merupakan pahala bukan merupakan dosa tetapi ucapan yang boleh.

Maka ada di antara ulama berdasarkan ayat ini مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ tidaklah dia mengucapkan sebuah ucapan bahwasanya yang ditulis adalah semuanya, karena ini menunjukkan umumnya, tidaklah mengucapkan sebuah ucapan kecuali di sana ada Raqībun Atīdun, ada malaikat yang mengawasi juga menjaga.

Dan Allahu Alam ini adalah pendapat yang lebih kuat, pendapat yang mengatakan bahwasanya umum, perkara yang merupakan pahala atau ucapan yang merupakan dosa ataupun sesuatu yang mubah.

Di jaman imam Ahmad ada seseorang yang masuk ke kamar imam Ahmad yang saat itu sedang sakit, maka dia mendapatkan imam Ahmad يئن yaitu mengatakan aduh, merintih dan seterusnya karena sakit yang beliau rasakan.

Maka di situ ada Thawus, Thawus mengatakan,

إن الملائكة تكتب حتى أنين المريض في مراض
"Sesungguhnya malaikat menulis, yaitu menulis segala sesuatu sampai rintihan seorang yang sakit ketika sakit tadi.”
Maka Imam Ahmad segera menahan diri dari rintihannya khawatir itu ditulis oleh malaikat. Subhānallāh, sampai demikian para ulama hadits ketika menjenguk orang yang sakit maka mereka juga melaksanakan apa yang mereka ketahui, saling menasehati satu dengan yang lain.

Dan di sini berarti di sana ada sebagian salaf yang berpendapat bahwasanya sampai perkara yang mubah sekalipun ditulis oleh malaikat.

Setelah kita melihat bahwasanya di sana ada malaikat yang mencatat amalan kita, tentunya seseorang semakin berhati-hati dalam berucap melakukan perbuatan karena apa yang ditulis oleh malaikat itulah yang akan kita lihat kelak di hari kiamat.

Jadi masing-masing akan melihat apa yang dia kerjakan di dunia, kalau kita ingin melihat buku kita (buku catatan amalan kita) itu suatu yang menggembirakan dan membahagiakan kita maka hendaklah kita penuhi buku catatan tadi dengan perbuatan yang baik, amal shalih.

Adapun orang yang berbuat maksiat berbuat kefasikan dan memenuhi hari-harinya dengan perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala maka dia akan melihat hasil dari perbuatannya tadi kelak di hari kiamat.

فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ ۞ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍۢ شَرًّۭا يَرَهُۥ
"Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan yang baik meskipun hanya sebesar dzarah maka dia akan melihatnya dan barangsiapa yang mengamalkan sebuah perbuatan jelek meskipun hanya sebesar dzarah maka dia akan melihatnya.” [QS Az-Zalzalah: 7-8]
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allah kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.

وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.