🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 29 Rajab 1444 H | 20 Februari 2023 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📕 Rukun Iman Ketiga - Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
🔈 Audio ke-106
📖 Muqaddimah
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه، والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين و سلما تسليما كثيرا أما بعد.
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang masih memberikan kepada kita kenikmatan dan juga karunia sehingga kita masih merasakan nikmatnya islam, nikmatnya iman, nikmatnya hidup di atas sunnah menuntut ilmu dan mendalami agama ini.
Baik In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Kali ini kita akan memasuki pasal yang baru yaitu tentang beriman dengan kitab-kitab Allāh.
Beliau rahimahullah mengatakan,
فصل
Yaitu pasal yang baru,
ونؤمن بأن الله تعالى أنزل على رسله كتبا حجة على العالمين و مهجة للعاملين يُعلّمونهم بها الحكمة ويُزكُّونهم
Dan kami (yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah) di antara aqidah kami, di antara keyakinan kami, bahwasanya Allāh menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya. Yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan rahmat-Nya mengutus para utusan. Di samping mengutus para utusan tadi maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga menurunkan kepada mereka kitab.
Apa fungsinya? حجة على العالمين fungsinya adalah (Pertama) untuk sebagai hujjah atas makhluk, atas jin, atas manusia supaya tidak ada alasan bagi mereka datang di hari kiamat mengatakan, "Tidak diturunkan kepada kami kitab yang kami baca sehingga kami mengetahui mana yang benar dan mana yang salah”.
Diutus oleh Allāh para rasul tadi beserta mereka kitab sebagai hujjah atas العلمين sehingga tidak ada alasan bagi mereka,
لِئَلَّا یَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةُۢ بَعۡدَ ٱلرُّسُلِۚ [QS An-Nisa: 165]
Supaya tidak ada alasan bagi manusia tidak memiliki hujjah atas Allāh setelah datang kepada mereka para rasul. Yaitu para rasul yang mereka diutus oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan membawa kitab-kitab.
Kemudian yang kedua, kitab ini selain dia adalah hujjah Allāh maka dia adalah مهجة للعاملين dia adalah مهجة, yang dimaksud مهجة di sini adalah طَرِيقًۭا yaitu jalan. Dengan kitab yang diturunkan kepada mereka maka mereka bisa mengarungi kehidupan ini, menjalani kehidupan ini di atas sesuatu yang jelas. Mengamalkan sesuatu yang jelas, dengan diturunkannya kitab ini.
Maka adalah rahmat dari Allāh dia adalah hujjah sekaligus dia adalah مهجة, petunjuk jalan yang dengannya kita bisa menjalani kehidupan ini dengan jelas dengan terang tidak berada di dalam kegelapan dan tidak juga kebingungan. Ini adalah fungsi dan faedah kenapa kitab-kitab tadi diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di dalam sebuah ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,
لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَیِّنَـٰتِ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ [QS Al-Hadid: 25]
Sungguh kami mengutus para rasul Kami dengan بيّنت (dengan tanda-tanda kekuasaan Kami yang nyata) atau dinamakan al-mukjizat atau dinamakan al-ayat. Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan yang menunjukkan bahwasanya mereka adalah benar utusan Allāh. Dan kami telah mengutus bersama mereka al-kitab.
Menurunkan bersama mereka al-kitab yang kaumnya bisa menjadikan kitab-kitab tersebut sebagai cara sebagai petunjuk dalam mengarungi kehidupan. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,
كَانَ ٱلنَّاسُ أُمَّةࣰ وَ ٰحِدَةࣰ فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِیِّـۧنَ مُبَشِّرِینَ وَمُنذِرِینَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ
Dahulu manusia adalah umat yang satu maksudnya adalah أُمَّةًۭ وَٰحِدَةًۭ (umat yang bertauhid), di atas tauhid. Demikian manusia zaman dahulu sebelum terjadinya kesyirikan mereka adalah umat yang satu bukan umat yang berpecah belah. Kemudian terjadi kesyirikan,
فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِیِّـۧنَ
Maka Allāh mengutus para nabi untuk mengingatkan manusia مُبَشِّرِینَ وَمُنذِرِینَ mengingatkan manusia, memberikan kabar gembira kepada orang yang istiqomah di atas tauhid ومنذرين dan mengingatkan orang-orang yang berbuat syirik, supaya berhenti dari kesyirikannya.
وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ
Dan Allāh menurunkan bersama mereka yaitu bersama para rasul tadi, al-kitab yang fungsinya adalah untuk petunjuk dan hujjah atas manusia.
يُعلّمونهم بها الحكمة ويُزكُّونهم
Dan mereka yaitu para nabi dan rasul mengajarkan kepada mereka, dengan kitab tadi (al hikmah). Kitab-kitab yang Allāh turunkan isinya adalah hikmah. Apa yang dimaksud hikmah? Meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Maka para nabi dan para rasul mengajarkan kepada umat mereka hikmah, menempatkan sesuatu pada tempatnya. Di dalam semua kitab-kitab yang diturunkan oleh Allāh, di situ ada hikmah, di situ ada keadilan, dan di antara hikmah yang paling besar adalah tauhid.
Apa yang dimaksud tauhid? Mengesakan Allāh dan ini adalah أعظم الحكم ini adalah hikmah yang paling besar karena orang yang menyembah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, mentauhidkan Allāh semata maka dia telah menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang mencipta, memberikan rejeki, mengatur alam semesta, maka Dialah satu-satunya yang berhak untuk disembah.
Adapun orang yang menyekutukan Allāh padahal Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan dia, memberikan rejeki kepadanya, maka ini adalah kedzaliman,
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya syirik adalah kedzaliman yang sangat besar.” [QS Luqman: 13]
Ini baru contoh dari satu hikmah yang disebutkan dalam kitab-kitab yang Allāh turunkan. Intinya hikmah yang paling besar adalah tauhid.
Kemudian di sana juga ada hikmah-hikmah yang lain, akhlak yang baik, muamalah yang baik, kisah-kisah yang nyata yang bisa diambil pelajaran darinya. Maka para nabi dan rasul tadi mengajarkan kepada umat mereka hikmah yang disebutkan di dalam kitab yang diturunkan kepada mereka.
و يزكونهم
“Dan mereka mendakwahi umatnya untuk membersihkan umatnya (يزكونهم : membersihkan mereka).”
Membersihkan mereka dari dosa-dosa yang telah mereka lakukan. Mengenalkan mereka tauhid dan tauhid ini merupakan penghapus dosa dan dengan sebab tauhid, Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengampuni dosa seseorang.
Diingatkan mereka tentang hari akhir, diingatkan mereka bahayanya dosa dan maksiat, sehingga mereka bertaubat, beristighfar, beramal sholeh.
Ini adalah tugas para rasul alaihimussalam. يزكونهم mereka membersihkan kaumnya tadi. Membersihkan dari segala dosa, mengajak mereka untuk bertauhid, mengajak mereka kembali kepada Allāh.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allāh kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
وبالله التوفيق و الهداية
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment