F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tazkiyatun Nufus – 11 – Menjaga Diri dari Dosa dan Maksiat dengan Mengetahui Peleburnya 01

Tazkiyatun Nufus – 11 – Sebab-sebab Tazkiyatun Nufus Bagian 5 - Menjaga Diri dari Dosa dan Maksiat dengan Mengetahui Peleburnya (bag.1)
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tazkiyatun Nufus : ❝ SEBAB-SEBAB TAZKIYATUN NUFUS #5 - MENJAGA DIRI DARI DOSA DAN MAKSIAT DENGAN MENGETAHUI PELEBURNYA (BAG.1) ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Sebab-Sebab Tazkiyatun Nufus #5 Menjaga Diri dari Dosa dan Maksiat dengan Mengetahui Peleburnya (bag.1)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat Belajar Islam yang semoga dirahmati oleh Allah Rabbul alamin. Kita lanjutkan kajian kitab Tazkiyatun Nafs (Pensucian jiwa), masih membahas tentang sebab-sebab tazkiyatun nafs,

Sebab Keempat : Menjaga Diri dari Dosa-dosa dan Maksiat, Serta Mengetahui Pelebur-Peleburnya

Selanjutnya termasuk sebab-sebab Tazkiyatun Nafs (Pensucian jiwa) adalah hendaklah seorang hamba mengilmui atau mengetahui sebab-sebab penjagaan dari dosa dan mengilmui pelebur-peleburnya. Apabila ia terjerumus berbuat dosa, ia segera mengetahui amal-amal ketaatan yang dapat meleburnya.

Jadi sebab yang keempat adalah mengetahui dan menjaga diri dari perbuatan dosa serta mengetahui penghapus perbuatan dosa jika seseorang jatuh ke dalam perbuatan dosa tersebut.

Diantara tuntunan Baginda Nabi Shallallahu alaihi wasallam adalah apa yang beliau sabdakan kepada Muadz bin Jabal ketika diutus ke Yaman,

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن
"Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang niscaya akan menghapusnya serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang terpuji” (HR. Ahmad, Tirmidzi, hadits ini hasan shahih)
Pada hadits di atas, Nabi Shallallahu alaihi wasallam memberikan tuntunan agar senantiasa bertakwa kepada Allah. (Taqwa ini akan menjaga seseorang dari perbuatan dosa, karena takwa secara bahasa diambil dari kata wiqoyah, menjaga diri dari segala sesuatu yang Allah murkai, Penj.). Kemudian, jika terjatuh kepada kesalahan (dosa), beliau Shallallahu alaihi wasallam memberikan tuntunan agar mengikutkan perbuatan buruk dengan kebaikan, sehingga itu akan menghapus kesalahan dan meleburnya.

Jadi hendaklah pada diri seorang hamba ada sikap muraqabah (pengawasan) terhadap perbuatan dosa sebelum itu terjadi serta menjauhi sebab-sebab Allah mentakdirkan terjadinya dosa, dan hendaklah ia waspada agar tidak terjerumus ke dalam dosa dari segala sisi, seperti bebas bergaul bersama orang-orang yang tidak baik lagi pembawa fitnah, seperti menghadiri majelis-majelis yang hampir tidak ada orang selamat dari berbuat dosa. Maka, hendaklah ia menjauhi sebab-sebab tersebut.

Kemudian jika ternyata ia jatuh dalam perbuatan dosa, ia pun tahu bagaimana menghapusnya dan bagaimana menghilangkan efek buruknya. Yakni, dengan cara segera mengikuti perbuatan buruknya tersebut dengan amal-amal kebaikan, segera beristighfar dan bertaubat sehingga ia benar-benar memperhatikan bagaimana ia mengobati dirinya, sebagaimana ia pun tahu bagaimana menjadi dirinya dari perbuatan dosa.

Masalah menjaga diri dari perbuatan dosa juga merupakan bab yang luas, tidak mungkin dipaparkan dengan setiap rinciannya dalam kesempatan ini. Akan tetapi, diantara sebab paling besar yang bisa menjaga diri seseorang dari perbuatan dosa yang dijelaskan dalam syariat adalah saddud dzaraa'i (menutup segala pintu/celah) yang mengantarkan seorang hamba pada perbuatan dosa.

Karena itu Nabi Shallallahu alaihi wasallam dalam hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, beliau bersabda,

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ باِمْرَأَةٍ إِلاَّكاَنَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ
"Janganlah/ tidaklah seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita, melainkan yang ketiganya adalah syetan"
Dari dalam hadits ini Nabi menutup celah agar seseorang tidak jatuh dalam perbuatan dosa yaitu dengan tidak berduaan bersama wanita Ajnabi karena berduaan dengan seorang wanita ajnabi (lain) adalah celah menuju kemaksiatan. Sebenarnya mudah bagi seorang hamba untuk menjauhinya. Tetapi bila terlanjur berduaan, betapa sulit baginya untuk mencegah pandangannya. Lantas jika terlanjur memandang menjadi semakin parah kondisinya. Apabila terjadi yang lebih parah dari memandangnya, niscaya bertambah fitnah dan semakin parah bencananya, sampai ia didatangi fitnah dahsyat dan musibah besar, yaitu ia terjerumus berbuat zina. Kemudian setelah itu bisa jadi perbuatan zina berlarut-larut ia lakukan dan jadilah dosa ini termasuk dosa-dosa rutinitas sampai bisa jadi pada akhirnya ia menjumpai Allah Tabaraka wa ta'ala dalam keadaan seperti itu.

Sahabat sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbal alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.