F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-59: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu

Audio ke-59: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-259
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 KAMIS 25 Rajab 1444 H 16 Februari 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-59: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masuk kepada hadits yang selanjutnya.

وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ ابْنٌ لِأَبِي طَلْحَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَشْتَكِي ، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ ، فَقُبِضَ الصَّبِيُّ ، فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ ؛ قَالَ : مَا فَعَلَ ابْنِي ؟ قَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ - وَهِيَ أُمُّ الصَّبِيِّ - : هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ ، فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ الْعَشَاءَ ، فَتَعَشَّى ، ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا ، فَلَمَّا فَرَغَ ، قَالَتْ : وَارُوا الصَّبِيَّ ، فَلَمَّا أَصْبَحَ أَبُو طَلْحَةَ ؛ أَتَى رَسُولَ اللهِ ﷺ ، فَأَخْبَرَهُ ، فَقَالَ : ❲ أَعَرَّسْتُمُ اللَّيْلَةَ ؟ ❳ قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ : ❲ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا ❳ ، فَوَلَدَتْ غُلَامًا ، فَقَالَ لِي أَبُو طَلْحَةَ : احْمِلْهُ حَتَّى تَأْتِيَ بِهِ النَّبِيَّ ﷺ ، وَبَعَثَ مَعَهُ بِتَمْرَاتٍ ، فَقَالَ : ❲ أَمَعَهُ شَيْءٌ ؟ ❳ ، قَالَ : نَعَمْ ؛ تَمَرَاتٌ ، فَأَخَذَهَا النَّبِيُّ ﷺ ، فَمَضَغَهَا ، ثُمَّ أَخَذَهَا مِنْ فِيهِ ، فَجَعَلَهَا فِي فِي الصَّبِيِّ ، ثُمَّ حَنَّكَهُ ، وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللهِ .
(مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Dari Anas, semoga Allah meridhainya, ia berkata, "Suatu ketika anak laki-laki Abu Thalhah mengeluh karena sakit. Dan setelah Abu Thalhah pergi, lalu puteranya itu meninggal dunia. Ketika Abu Thalhah kembali, ia bertanya, 'Bagaimana keadaan puteraku?' Ummu Sulaim menjawab, 'Dia dalam keadaan lebih tenang dari sebelumnya.' Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam untuknya, lantas Abu Thalhah menyantapnya. Kemudian setelah itu Abu Thalhah berhubungan badan dengan istrinya. Sesudah itu Ummu Sulaim memberitahukan bahwa mereka telah menguburkan anak kita. Tatkala tiba pagi hari, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan tentang hal tersebut. Rasulullah pun bertanya, 'Apakah semalam kalian berhubungan badan?' Abu Thalhah menjawab, 'Iya.' Maka Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mendo’akan, 'Ya Allah, berkahilah keduanya.' Ketika Ummu Sulaim melahirkan seorang anak, Abu Thalhah berkata kepada Anas, 'Bawalah bayi ini hingga engkau mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.' Bersama bayi tersebut disertakan beberapa butir kurma. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, 'Apakah ada sesuatu yang dibawa dengan bayi ini?' Anas berkata, 'Iya, ada beberapa butir kurma.' Lantas Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengambilnya dan mengunyahnya. Kemudian Beliau ambil hasil kunyahan tersebut dari mulutnya, lalu meletakkannya di mulut bayi tersebut. Kemudian melakukan tahnik dengan meletakkan kunyahan itu di langit-langit mulut bayi. Beliau pun menamakan anak tersebut dengan Abdullah." (Muttafaqun 'alaih)
Audio ke-59: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu
Dalam hadits ini, Subhanallah, kita lihat bagaimana sabarnya seorang wanita, yang biasanya wanita itu lebih lemah daripada lelaki. Jadi, wanita kalau ditinggal mati anaknya, biasanya akan lebih berasa daripada seorang ayah. Kenapa? Karena, itu anak sembilan bulan di perut ibunya. Karena itu anak, ibunya yang berusaha mengeluarkan dengan antara kehidupan dan kematian yang dia rasakan, dengan sakit. Kemudian itu anak berada di pangkuan ibunya selalu. Tentunya akan berasa banget.

Tapi Allah memberikan kesabaran kepada Ummu Sulaim, bahkan dia perintahkan kepada keluarganya, "Enggak ada yang kasih tau Abu Thalhah kecuali aku." Dan dalam kondisi seperti itu, masih saja, afwan, Ummu Sulaim menghidangkan makanan. Biasanya orang kalau sedih, udah, di rumah jadi enggak ada makanan, gitu ya. Kenapa? "Ya biasa, istriku lagi ada masalah, jadi enggak bisa masak."

Ini Ummu Sulaim menghidangkan makan malam, kemudian dia bersolek, dia berhias yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya. Supaya apa? Supaya Abu Thalhah tidak penasaran. Bukan tidak penasaran dengan anaknya, artinya supaya Abu Thalhah ini lupa dulu dengan kondisi anaknya.

Ketika ditanya, Ummu Sulaim mengatakan,

هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ
"Dia dalam kondisi tenang."

Dan ini tidak disebut dusta. Ini dalam bahasa Arab disebut tauriyah, yaitu menjawab dengan jawaban yang diplomatis atau jawaban yang multimakna, yang mungkin dipahami oleh Abu Thalhah: tenang berarti sudah sembuh. Padahal yang dimaksud "tenang" kata Ummu Sulaim, tenang maksud ana tenang tadi itu sudah mati, udah enggak gerak-gerak, udah enggak nangis-nangis lagi, udah diam anaknya. Maka itu diperbolehkan ketika diperlukan kita untuk tauriyah seperti itu.

Dan Subhanallah, dalam riwayat lain disebutkan, bahwasanya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam bertanya, "Bagaimana engkau menghubungi istrimu dalam kondisi itu bayi ada di sana?" Bayi itu ada di sana. Makanya Abu Thalhah tenang, anak itu belum dimakamkan. Abu Thalhah tenang karena kelihatan bayinya memang sedang tidur. Padahal bayinya sudah mati.

Abu Thalhah sempat marah setelah selesai menghubungi Ummu Sulaim. Ini seorang istri, Subhanallah. Bagaimana seorang istri itu dia bisa meredam amarah suami; membuat suami yang sedang emosi, jadi hilang emosinya; suami yang sedang bersedih, hilang kesedihannya berganti kegembiraan. Berusaha!

Jadi jangan pernah seorang wanita sedikit-sedikit, "Wanita kan kayak gini, Ustadz." Engkau bisa lebih kuat dari itu. Engkau bisa lebih baik dari itu. Engkau bisa lebih sabar daripada yang sekarang!

Dan kita lihat Ummu Sulaim. Ini pelajaran buat para perempuan semuanya. Setelah selesai Abu Thalhah merasakan kenikmatan, baru Ummu Sulaim menyampaikan. Ummu Sulaim sebelum menyampaikan, memberikan sebuah permisalan, agar suaminya ini tidak syok mendengarkan berita kematian anaknya yang sebelumnya dikatakan anaknya udah tenang.

Maka dikasih tau, "Kalau ada orang titip sesuatu kepadamu, lalu pemiliknya datang meminta apa yang dia titipkan, mungkinkah kita menahan?" Kata Abu Thalhah, "Eggak mungkinlah..! Barangnya dia, barang milik dia, kita enggak punya, kita cuma dititipin amanah dari dia. Dia mau ambil, tafadhal diambil."

Dan sejatinya kita semua milik Allah Jalla Jalaluh. Kita milik Allah. Yang kita miliki titipan dari Allah. Ya Allah.. ya. Ketika Allah mau ambil, Allah ambil. Jari-jari kita ini milik Allah. Kalau Allah mau ambil, Allah ambil dia. Kita pun tidak akan bisa berbuat apa-apa.

Maka akhirnya, dikasih tahu Abu Thalhah setelah menjawab ucapan Ummu Sulaim, bahwasanya, "Anakmu telah meninggal dunia." Ya.. sempat dia marah sama Ummu Sulaim. Tapi pagi hari dimakamkan itu anak. Kemudian dia datang menjumpai Nabi ‘Alahis-shalatu wassalam, mengadukan perbuatan istrinya. Tapi apa kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam? Ini Nabi bertanya 'kan?

أَعَرَّسْتُمُ اللَّيْلَةَ ؟

"Tadi malam engkau itu masih sempat-sempatnya ya berhubungan?"
"Ya, Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, ini Ummu Sulaim nih.."

Apa kata Nabi?

❲ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا فِيْ لَيْلَتِهِمَا ❳
"Ya Allah, berkahi buat keduanya di malam hari mereka tadi malam."
Lahir ini anak. Ummu Sulaim hamil dari peristiwa malam itu. Kemudian akhirnya melahirkan anak, yang anaknya ini hampir saja lahir di perjalanan. Dari perjalanan, Ummu Sulaim ikut bersama Abu Thalhah ketika itu. Sebelum masuk kota Madinah, Ummu Sulaim merasakan kontraksi, sudah mau lahiran. Maka akhirnya dia menunggu istrinya. Dan ini sikap yang mulia sebagai seorang suami. Ketika istrinya dalam kondisi yang memang memerlukan dia, ya seharusnya dia ada di situ.

Abu Thalhah ada dua pilihan. Menemani istrinya, atau dia pergi bersama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Maka Abu Thalhah ketika itu berdoa, seperti tadi yang dibaca artinya. Abu Thalhah mengatakan,

اللَّهُمَّ
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu,"
إِنَّكَ لَتَعْلَمُ يَا رَبِّيْ
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau tahu, wahai Rabbku,"

أَنَّهُ يُؤْجِبُنِيْ أَنْ أَخْرُجَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ إِذَا خَرَجَ وَأَدْخُلَ مَعَهُ إِذَا دَخَلَ ،
"Engkau tahu ya Allah, kalau aku ini senang banget pergi bersama Nabi, datang bersama Nabi,"

وَقَدْ اُحْتُبِسْتُ بِمَا تَعُوْدُ .
"Aku sekarang sudah tertahan sebagaimana Engkau melihatnya, ya Allah."
Itu doanya Abu Thalhah. Artinya, dia minta maaf sama Allah, karena tidak bisa mendampingi Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

Seketika itu, Ummu Sulaim mengatakan,

يَا أَبَا طَلْحَةَ! مَا أَجِدُ الَّذِيْ كُنْتُ أَجِدُ ،

"Abu Thalhah, kok hilang kontraksi itu, enggak ada sudah sakitnya, berangkat kita!"
Maka berangkat. Sampai rumah lahiran. Ini termasuk karomahnya Abu Thalhah.

Seorang muslim kalau dia jujur sama Allah, Allah itu akan kasih apa yang dia minta. Ada hamba-hamba yang kalau minta sama Allah, langsung Allah kasih, karena Allah tahu isi hati hamba.

Kemudian, ada cerita di sini tentang tahnik, bagaimana Anas bin Malik disuruh membawa adiknya menjumpai Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam dengan membawa kurma, kemudian Nabi mentahniknya. Para ulama berbeda pendapat, apakah tahnik ini sunnah atau tidak.
Pendapat yang pertama mengatakan, tahnik itu karena air liur Nabi 'Alahis-shalatu wassalam. Jadi kalau karena air liur Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam yang dimasukkan, mereka para sahabat cari berkahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Dan Nabi penuh berkah.

Syaikh Utsaimin menjelaskan bagaimana para sahabat itu bawa air, Nabi mencelupkan tangannya ke air tersebut, dan itu khusus buat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Jadi kalau tahnik itu karena air ludah Nabi, para sahabat cari berkah dari sana, maka enggak ada tahnik sekarang, karena itu kekhususan buat Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

Pendapat yang kedua, bukan. Tahnik itu bukan karena air liur Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, tapi agar kurma itu menjadi awal yang masuk ke perutnya itu bayi. Maka tahnik boleh. Orang tua mentahnik sendiri. Tidak perlu dia datang kepada seorang ustadz, tidak perlu dia datang kepada siapa pun. Dia makan kurma, kemudian dihaluskan, kemudian diputar di langit-langit mulut anak.

Dan kita lihat, Subhanallah, masalah menyusui. Jadi kadang kala bayi itu tiga hari enggak menyusu. Biasanya tiga hari enggak menyusu, diapakan itu bayi? Biasanya kalau bayi kan enggak bisa langsung menyusu sama ibunya. Cari ibu susu, karena kita lihat di sini, Ummu Sulaim mengatakan kepada Anas,

لَا يُرْضِعُهُ أَحَدٌ
"Enggak boleh ada yang nyusuin dia."
Tahu orang-orang, biasanya langsung disusuin itu anak, karena memang masih enggak bisa menyusu sama ibunya. Ini mungkin yang perlu dihidupkan kembali, karena lebih baik susu ibu daripada susu formula. Ya dicari, kalau mungkin punya adik, punya kakak, yang datang ke sana, yang dia punya anak kecil, ya udah, susuin. Apakah langsung jadi saudara susu? Ya tinggal dilihat, apabila sampai lima kali menyusu, maka jadi anak susu. Tapi kalau hanya sekali atau dua kali menyusu, tidak menjadi anak susu.

Kemudian, anak ini dikasih nama oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, Abdullah. Dan ingat, nama yang terbaik adalah nama Abdullah, yang paling dicintai Allah, dan Abdurrahman. Maka itu yang mungkin seorang harus dipilih untuk jadi salah satu nama anaknya, umpamanya. Bukan nama-nama yang aneh, apalagi nama-namanya orang kafir. Orang itu akan mendapatkan bagian dari nama dia.

Ini beberapa faedah dari hadits ini. Dan kita lihat bagaimana doa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, itu anak yang namanya Abdullah, punya anak (jadi, cucunya Abu Thalhah, cucunya Ummu Sulaim), jumlahnya 9 orang. Semuanya hafal Al-Qur’anul Karim. Allahu Akbar.

Ini di antara berkah doa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Dan kita pun jangan berhenti berdoa memohon kepada Allah Jalla Jalaluh.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.