▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TSALATSATUL USHUL 📖 Isti'anah adalah Ibadah #1
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullahu Ta'ala
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
Sahabat Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Kali ini kita membahas tentang,
Isti'anah Adalah Ibadah Bagian Pertama
Penulis rahimahullah berkata,
وَدَلِيلُ الاسْتِعَانَةِ: قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ﴾. وَفِي الْحَدِيثِ: (إِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ)
“Adapun dalil istianah adalah firman Allah, ‘Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan’ (QS. Al-Fatihah: 5).
Dan dalil dari Al hadits (artinya), ‘Apabila kalian meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah’.”(Shahih, HR. At-Tirmidzi no.2516, Ahmad, dll)
Isti'anah (meminta pertolongan) itu menggabungkan dua perkara:
- Yakin kepada Allah
- Bersandar diri kepada Allah
Al Imam Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam kitabnya Madarijus Salikin 1/96 beliau berkata,
وَالِاسْتِعَانَةُ تَجْمَعُ أَصْلَيْنِ الثِّقَةُ بِاللَّهِ وَالِاعْتِمَادُ عَلَيْهِ
"Isti'anah mesti menggabungkan dua perkara (hal pokok) yang pertama yakin kepada Allah dan yang kedua bersandar kepada-Nya.
Seorang hamba terkadang yakin kepada yang lainnya, hanya saja dia tidak bersandar kepada-Nya, hal itu karena dia tidak membutuhkan-Nya. Terkadang pula dia bersandar kepada yang lain hanya saja tidak yakin kepada-Nya hal itu karena dia butuh kepada-Nya sementara tidak ada lagi yang bisa menggantikannya. Tetapi Isti'anah, kita memohon pertolongan kita kepada Allah harus menggabungkan dua perkara yakin kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan bersandar kepada-Nya. Dan inilah di antara rahasia para ulama dahulu doa-doa mereka dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala ketika memohon kepada Allah pertolongan, karena mereka yakin dan mereka benar-benar bersandar kepada Allah Rabbul alamin".
Sahabat sekalian isti'anah dilakukan untuk perkara yang akan datang sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Rahimahullah dalam Majmu Fatawa beliau berkata,
"Isti'anah dan tawakal itu hanya berkaitan dengan sesuatu yang akan datang, adapun untuk yang sudah terjadi maka kewajiban kita adalah bersabar, berserah diri dan ridho dengan apa yang telah terjadi". Walaupun ada isti'anahnya kita memohon pertolongan semoga di waktu yang akan datang keadaannya yang menjadi lebih baik.
Diantara cara mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu wa ta'ala adalah banyak mengucapkan hauqalah ("Laa haula wala quwwata illa billah (tidak ada daya, tidak ada upaya kecuali dari Allah)").
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullahu masih dalam kitab Majmuul Fatawaa berkata,
Dan kalimat "laa haula wala quwwata illa billah" melahirkan adanya pertolongan karena itulah nabi Shallallahu alaihi wasallam menganjurkan ketika seorang muadzin berkata "hayya alash shalah" lalu seseorang menjawab "laa haula wala quwwata illa billah".
Penulis membawakan firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Surat Al-Fatihah sebagai dalil bahwa isti'anah adalah ibadah yaitu firman Allah
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Ya Allah hanya kepada-Mu kami beribadah, ya Allah hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan"
Jadi di sini ada kalimat إِيَّاكَ نَسْتَعِينُ "Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan" berarti tidak boleh kita memohon pertolongan kepada yang lain. ini menunjukkan bahwa isti'anah adalah perbuatan hamba yang ditujukan hanya untuk Allah. Nah perbuatan hamba yang ditunjukkan hanya untuk Allah itulah ibadah.
Syaikh As sa'di Rahimahullahu dalam tafsirnya Taisiru Karimir Rahman beliau berkata firman Allah Subhanahu wa ta'ala (yang artinya) "Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan" yakni kami beribadah hanya kepada-Mu dan kami meminta pertolongan hanya kepada-Mu.
Asli kalimat di atas menurut kaidah bahasa Arab atau susunan standarnya adalah نَعْبُدُ إِيَّاكَ dan نَسْتَعِينُإِيَّاكَ lalu kata إِيَّاكَ didahulukan untuk menunjukkan makna hashr atau hanyalah. Jadi kalau kita mengatakan نَعْبُدُ إِيَّاكَ (kami beribadah kepada-Mu) dan نَسْتَعِينُ إِيَّاكَ (kami memohon pertolongan kepada-Mu), ini memberikan ruang bahwa bisa jadi kita beribadah kepada yang lainnya pula. Tapi ketika kata إِيَّاكَ didahulukan إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ menunjukkan bahwa hanya kepada Allah kita beribadah dan hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
Selanjutnya Syaikh Sa'adi mengatakan,
Ibadah didahulukan dari kata Isti'anah إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ini termasuk mendahulukan yang umum daripada yang khusus, maksudnya adalah bahwa Isti'anah itu sendiri termasuk ke dalam ibadah, dimana ibadah adalah nama yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wa taala baik dalam bentuk perbuatan maupun ucapan yang nampak maupun yang tersembunyi.
Adapun isti'anah adalah bersandar kepada Allah Subhanahu wa taala dalam mendapatkan kebaikan atau menolak keburukan dengan penuh keyakinan akan hal itu. Jadi bersandar kepada Allah dan penuh keyakinan bahwasanya Allah itu mengijabah atau memenuhi apa yang menjadi permintaan kita dan yakin Allah mampu untuk memenuhinya.
Sahabat sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbul alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.
Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment