F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Halaqah 16 ~ Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14 - Karamah

Halaqah 16 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul Allah HSI | Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14 - Karamah

Halaqah 16 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul Allah | Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14

👤 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
🔊 Halaqah 16 | Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14

CARA BERIMAN KEPADA PARA RASUL BAGIAN 14

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah ‘ilmiyyah Beriman dengan para Rasul Allah adalah tentang “Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14”.

AL Karaamah

Diantara perkara akidah yang berkaitan dengan Al Muzizah adalah beriman dengan Al Karaamah.

Al Karaamah secara bahasa adalah pemberian.
Al Karaamah secara syariat adalah sebuah perkara di luar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.

Sebuah perkara di luar kebiasaan maksudnya : Karaamah bukan pemberian atau kenikmatan biasa.

Yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut.

Yang terjadi pada seorang wali Allah, berarti Karaamah tidak terjadi pada seorang Nabi dan tidak pula pada seorang wali syaithan.

Yang dimaksud dengan wali Allah: adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa.

Sebagaimana firman Allah :

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ
“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka tidak bersedih. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa.” [QS Yunus 62-63]
Iman dan takwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan larangan yang paling besar adalah syirik kepada Allah.

Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah maka dia bukan wali Allah.

Apabila seseorang mengajak kepada bid’ah maka dia bukan wali Allah.

Apabila seseorang meninggalkan shalat 5 waktu maka dia bukan wali Allah.

Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketakwaan bukan hanya sekedar dari kesaktian atau dari kemampuan yang luar biasa.

Seandainya dia beriman dan bertakwa maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa.

Namun sebaliknya, orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertakwa dan beriman maka dia bukan wali Allah.

Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa. Dia berdosa sebagaimana manusia yang lain, namun dia bukan orang yang terus menerus melakukan dosa dan apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Saudaramu,
Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.