F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-27: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Kaab bin Malik Bag 04

Audio ke-27: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka'ab bin Malik Radhiyallahu 'Anhu Bag 04
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-227
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SELASA 10 Jumadil Akhir 1444 H 03 Januari 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-27: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka'ab bin Malik Radhiyallahu 'Anhu Bag 04


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masih berada di Bab Taubat.

Hadits yang no 21.
Ini hadits yang panjang. Ana akan bacakan Ka'ab menceritakan kisahnya.

وَأَصْبَحَ رَسُولُ اللهِ ﷺ قَادِمًا،

Pagi hari Nabi masuk kota Madinah. Dan biasanya (disebutkan di sini) Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kalau datang dari safar, Beliau datang ke masjid dulu. Beliau biasa datang di waktu pagi hari. Jadi memang Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan nasihat, kalau datang dari safar jangan di malam hari, ngerepotin orang. Kadang kala ada ketidaknyamanan, orang lagi tidur dibangunin. Maka disuruh datang tidak di malam hari.

Maka Nabi biasanya istirahat, masuk Madinah ketika pagi hari. Beliau masuk masjid Nabawi, Beliau shalat dua rakaat, kemudian Beliau duduk, tidak pulang ke rumahnya. Beliau duduk di sana untuk menjumpai orang-orang.

فَلَمَّا فَعَلَ ذَلِكَ ؛ جَاءَهُ الْمُخَلَّفُونَ يَعْتَذِرُونَ إِلَيْهِ وَيَحْلِفُونَ لَهُ،

Ketika Beliau duduk di sana, datanglah orang-orang yang absen. Yang tidak ikut Perang Tabuk itu datang. Di sana mereka minta maaf karena tidak bisa hadir, dan mereka bersumpah. Mereka bersumpah bahwasanya mereka sedang sakit, mereka sedang ada urusan, mereka sedang ada ini. Dan itu orang-orang munafikin.

وَكَانُوا بِضْعًا وَثَمَانِينَ رَجُلًا،

Jumlah mereka pada waktu itu 80 lebih. Jumlah yang minta maaf, yang bersumpah sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam kalau dia memang tidak bisa hadir karena ada alasan, jumlah mereka 80 lebih.

فَقَبِلَ مِنْهُمْ عَلَانِيَتَهُمْ، وَبَايَعَهُمْ، وَاسْتَغْفَرَ لَهُمْ، وَوَكَلَ سَرَائِرَهُمْ إِلَى اللهِ تَعَالَى، حَتَّى جِئْتُ،

Delapan puluh orang lebih itu, Nabi menerima alasan mereka. Bahkan Nabi membai'at mereka dan Nabi memintakan ampun buat mereka. Adapun masalah rahasia mereka, diserahkan sama Allah. حَتَّى جِئْتُ, sampai Ka'ab bin Malik datang. 80 orang udah lewat nih, Ka'ab datang.

فَلَمَّا سَلَّمْتُ ؛ تَبَسَّمَ تَبَسُّمَ الْمُغْضَبِ،

Ketika aku mengucapkan salam, Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam tersenyum, tapi senyumnya pahit, senyuman orang yang sedang marah. Beliau tersenyum, tapi Ka'ab tahu itu bukan senyuman biasa. Itu senyuman orang yang sedang marah.

ثُمَّ قَالَ : ❲ تَعَالَ ❳،

Nabi mengatakan, "Sini kau, kemari!"

فَجِئْتُ أَمْشِي ، حَتَّى جَلَسْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ،

Aku jalan menuju Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, sehingga aku duduk di hadapannya.

Jadi Ka'ab bin Malik di hadapan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

فَقَالَ لِي : ❲ مَا خَلَّفَكَ؟! ❳

Lalu Nabi bertanya kepadaku, "Apa yang menyebabkan engkau absen, tidak hadir?"

❲ أَلَمْ تَكُنْ قَدِ ابْتَعْتَ ظَهْرَكَ؟! ❳،

"Bukankah kau sudah beli tungganganmu? Sudah beli unta yang akan kau tunggangi?"

قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ! إِنِّي - وَاللهِ - لَوْ جَلَسْتُ عِنْدَ غَيْرِكَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ؛ لَرَأيْتُ أَنِّي سَأَخْرُجُ مِنْ سَخَطِهِ بِعُذْرٍ ؛ لَقَدْ أُعْطِيتُ جَدَلًا!

"Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam! Aku, Demi Allah, andai kata aku duduk di hadapan orang lain selain engkau, dari siapa saja dari penduduk bumi ini, aku yakin, aku merasa aku akan keluar dari amarah orang tersebut dengan alasan, karena aku dikasih kelebihan sama Allah, dikasih orang yang bisa bersilat lidah," kata Ka'ab bin Malik.

ولَكِنِّي - وَاللهِ - لَقَدْ عَلِمْتُ لَئِنْ حَدَّثْتُكَ الْيَوْمَ حَدِيثَ كَذِبٍ تَرْضَى بِهِ عَنِّي ؛ لَيُوشِكَنَّ اللهُ أَنْ يُسْخِطَكَ عَلَيَّ،

Kata Ka'ab, "Kalau aku, Demi Allah, berdusta kepadamu hari ini, sehingga engkau ridha, kau jadi suka, ternyata aku tidak absen karena ada alasan yang alasan itu bisa diterima (tentunya dengan berbohong), hari ini engkau ridha kepada aku, tapi aku yakin Allah akan membongkar kebohonganku dan membuat dirimu murka kepadaku."

وَإِنْ حَدَّثْتُكَ حَدِيثَ صِدْقٍ تَجِدُ عَلَيَّ فِيهِ ؛

"Kalau aku berkata jujur kepadamu, maka aku tahu engkau akan marah kepadaku."

إِنِّي لَأَرْجُو فِيهِ عُقْبَى اللهِ - عَزَّ وَجَلَّ -

"Aku berharap, walaupun engkau marah kepadaku, aku berharap Allah memberikan taubatnya kepadaku dan akan ada akhir kebaikan buat diriku."

Apa kata Ka'ab bin Malik?

وَاللهِ ؛ مَا كَانَ لِيَ مِنْ عُذْرٍ،

"Demi Allah, aku tidak punya alasan."

وَاللهِ ؛

"Demi Allah"

مَا كُنْتُ - قَطُّ - أَقْوَى وَلَا أَيْسَرَ مِنِّي حِينَ تَخَلَّفْتُ عَنْكَ.

"Demi Allah, aku berada dalam kondisi yang paling prima ketika aku tidak ikut dalam perang ini, ketika aku absen."
Itu kata Ka'ab bin Malik.
"Jadi aku tidak ada alasan."

فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : ❲ أَمَّا هَذَا فَقَدْ صَدَقَ ، ❳

Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam mengatakan, "Adapun orang ini, maka dia jujur, benar yang dia ucapkan."

❲ فَقُمْ ❳

"Silahkan kau pergi."

Berdiri dan pergi.

❲ حَتَّى يَقْضِيَ اللهُ فِيكَ ❳،

"Sudah, silakan pergi. Sehingga Allah memutuskan hukuman buat kamu."

وَسَارَ رِجَالٌ مِنْ بَنِي سَلِمَةَ ، فَاتَّبَعُونِي،

Kemudian ada beberapa lelaki dari Bani Salimah mengikuti aku.

فَقَالُوا لِي : وَاللهِ مَا عَلِمْنَاكَ أَذْنَبْتَ ذَنْبًا قَبْلَ هذَا ،

"Engkau selama ini belum pernah berbuat dosa."

لَقَدْ عَجَزْتَ فِي أَنْ لَا تَكُونَ اعْتَذَرْتَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ بِمَا اعْتَذَرَ إِلَيْهِ الْمُخَلَّفُونَ!

Kemudian dia mengatakan, "Apa nggak cukup engkau tadi itu? Ya sudah, alasan bohong seperti orang-orang yang bohong itu. Kan Nabi akan memohonkan ampun buat engkau dan cukup."

Subhanallah, Jamaah. Mereka mengatakan, "Cukup, sudahlah, doa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Ya seharusnya kau bohong." Ternyata ada orang-orang yang lebih mengutamakan untuk berbohong, selamat pada waktu itu walaupun esok harinya dia tidak tahu bagaimana kondisi dia.

قَالَ : فَوَاللهِ مَا زَالُوا يُؤَنِّبُونَنِي ؛ حَتَّى أَرَدْتُ أَنْ أَرْجِعَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ ، فَأُكَذِّبَ نَفْسِي،

Orang itu terus memaksa, ngomong sama aku, sampai ada berubah pikiran di diriku. Aku mau balik, mau jumpai Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Untuk apa? Untuk minta maaf, kalau tadi yang aku omongkan enggak benar.

Ini kita lihat, Jamaah, teman itu berbahaya buat kita. Kadang kala sohib itu membuat kita jadi berdusta, membuat kita jadi melakukan dosa, tapi dosa ini dibungkus dengan kebaikan.

"Udah, enggak apa-apa, tadi orang-orang pada bohong, dan 'kan Nabi akan memintakan ampun. Cukuplah. Kan dosamu enggak banyak, kesalahan yang kau lakukan artinya tidak pernah, gitu, kepada Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Cuma sekali ini, cukup dimintakan ampun sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, semoga diampuni dosa-dosamu."

Akhirnya Ka'ab kepingin balik untuk meralat BAP-nya. Itu ingin dia ralat. Kemudian,

ثُمَّ قُلْتُ لَهُمْ :

Lalu aku berkata kepada mereka yang memaksa ini, yang menekan diriku. Aku katakan pada mereka,

هَلْ لَقِيَ هَذَا مَعِيَ مِنْ أَحَدٍ؟

"Apakah ada selain aku yang seperti ini?" (Yang jujur, yang akhirnya sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam disuruh pergi, sehingga menanti keputusan dari Allah Jalla Jalaluh.)

قَالُوا: نَعَمْ؛ لَقِيَهُ مَعَكَ رَجُلانِ؛ قَالَا مِثْلَ مَا قُلْتَ، وَقِيلَ لَهُمَا مِثْلَ مَا قِيلَ لَكَ، قَالَ: قُلْتُ: مَنْ هُمَا؟

"Siapa orang dua itu? Yang seperti aku, yang jujur, yang berkata seperti apa yang aku katakan, kemudian sama Nabi juga dikasih jawaban yang sama seperti jawaban yang diberikan kepada aku?"

Dua orang itu adalah Murarah bin Rabi' al-Amri bersama Hilal bin Umayyah al-Wakifi, dua orang. Ka'ab bin Malik, Murarah bin Rabi' dan Hilal bin Umayyah, berarti tiga orang yang jujur.

قَالَ: فَذَكَرُوا لِي رَجُلَينِ صَالِحَينِ قَدْ شَهِدَا بَدْرًا ؛ فِيهِمَا أُسْوَةٌ.

Subhanallah, Jamaah.

Aku dikasih tahu dua orang, dua orang ini orang saleh, yang pernah ikut Perang Badar. Maka udah, ada suri tauladan. Akhirnya kuat hatinya Ka'ab bin Malik.

Kita ini memang kalau ngelihat sendirian, susah. Tapi ternyata ada orang lain yang sama seperti kita, Ka'ab bin Malik akhirnya فِيهِمَا أُسْوَةٌ, dia katakan, ada tauladan di diri mereka, sudah!

قَالَ : فَاجْتَنَبَنَا النَّاسُ - أَوْ قَالَ: تَغَيَّرُوا لَنَا -، حَتَّى تَنَكَّرَتْ لِي فِي نَفْسِي الْأَرْضُ؛

Orang-orang jadi berubah sikapnya kepada kami yang tiga ini. Mereka seakan-akan enggak kenal sama kami. Dan seakan-akan bumi tempat dia berpijak pun jadi aneh buat Ka'ab bin Malik.

فَمَا هِيَ بِالْأرْضِ الَّتِي أَعْرِفُ ،

Ini buminya kayaknya berubah. Kenapa? Karena orang-orangnya sikapnya berubah. Tidak diajak bergaul, dijauhin, dikucilkan.

فَلَبِثْنَا عَلَى ذَلِكَ خَمْسِيْنَ لَيْلَةً.

Bayangkan Jamaah, proses tobatnya ini. Hukuman yang dikenakan kepada tiga orang ini, kata Ka'ab bin Malik, 50 hari. Berubah itu orang-orang, mereka jadi tidak menemani kami, tidak bersahabat dengan kami.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.