F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-46: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu

Audio ke-46: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-246
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 SENIN 08 Rajab 1444 H / 30 Januari 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-46: Bab 03 Sabar ~ Pembahasan Hadits dari Anas Radhiyallahu 'Anhu

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Sebelum kita lanjutkan pembahasan hadits-hadits ini, ingin mengingatkan pembahasan dalam hadits-hadits sebelumnya. Bahwasanya hidup ini di antara dua, "sabar dan syukur." Allah Jalla Jalaluh menjadikan bala untuk para Nabi-Nya begitu dahsyatnya karena memang ada bab kesabaran yang harus mereka capai. Dan kita mengetahui bahwa orang-orang yang sabar mendapatkan balasan tanpa hisab dari Allah Jalla Jalaluh.

Kemudian di pembahasan sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa kesabaran itu memerlukan perjuangan. Dengan cara kita terus melatih diri, menahan diri, sehingga akhirnya kita jadi orang yang penyabar.

❲ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ ❳
"Dan ketahuilah bahwa tidaklah seseorang diberi karunia oleh Allah Jalla Jalaluh yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran."
(HR. Al-Bukhari)
Maka tatkala kita membahas tentang bab sabar, bukan berarti kita menginginkan musibah. Karena sejatinya Allah sudah menetapkan ujian itu akan datang. Sehingga kita perlu mempersiapkan diri, memohon kepada Allah agar diberi 'afiyah (perlindungan Allah bagi hamba-Nya, -ed), memohon kepada Allah agar dikaruniai kesabaran. Sabar dalam melaksanakan ketaatan, sabar dalam menjauhi larangan dan sabar ketika menghadapi musibah.

وعَنْ أَنَسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى امْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ ، فَقَالَ : ❲ اتَّقِي اللهَ وَاصْبِرِي ❳ فَقَالَتْ : إِلَيْكَ عَنِّي ؛ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي - وَلَمْ تَعْرِفْهُ -، فَقِيلَ لَهَا : إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ! فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ ، فَقَالَتْ : لَمْ أَعْرِفْكَ ، فَقَالَ : ❲ إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُوْلَى ❳ . متفق عليه
Dari Anas radhiyallahu 'anhu ia menuturkan, "Suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berjalan melewati wanita yang tengah menangis di dekat kuburan. Lantas Beliau berkata, 'Bertakwalah kamu kepada Allah dan bersabarlah.' Namun wanita itu malah berseru, 'Pergi dan menjauhlah dariku, karena kamu tidak mengalami musibah yang baru saja menimpaku.' Wanita itu tidak mengenal siapa Beliau. Lalu dikatakan kepadanya, 'Sungguh, Beliau adalah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.' Kemudian wanita itu mendatangi pintu (rumah) Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan dia tidak menjumpai penjaga pintunya. Lalu dia berkata kepada Beliau, 'Aku tidak tahu kalau tadi itu engkau.' Maka Beliau bersabda kepadanya, 'Sesungguhnya kesabaran yang mendatangkan pahala adalah pada saat peluncuran pertama awal terjadinya musibah'." (Muttafaqun 'Alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim, hadits ini disebutkan dengan lafaz "wanita ini menangisi anaknya."

Anas bin Malik radhiyallahu Ta'ala 'anhu yang merupakan pelayan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, khadim untuk baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, dan alangkah indahnya menjadi pelayan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, dia menceritakan bagaimana suatu hari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Dengan hadits ini para ulama menguatkan pendapat atas bolehnya seorang wanita ziarah kubur. Yang dilarang adalah wanita-wanita yang sering ziarah kubur.

Wanita ini menangis di sisi kuburan, dan Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam tidak menegur keberadaan dia di kuburan. Tetapi Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menyuruh dia untuk bertakwa kepada Allah dan bersabar. Takwa: melaksanakan perintah Allah untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dimurkai oleh Allah. Dan wasiat bertakwa ini adalah wasiat yang sangat indah dan mulia.

Allah mengatakan,

{ وَلَقَدْ وَصَّيْنَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ ٱتَّقُوا۟ ٱللهَ }

"Kami telah mewasiatkan kepada orang-orang sebelum kalian agar mereka bertakwa kepada Allah dan agar kalian bertakwa." (QS. An-Nisa: 131)
Dan seorang muslim ketika ada yang memberikan nasihat kepada dia, hendaklah nasihat itu direnungkan, dicerna, kemudian diamalkan. Tidak seperti orang-orang munafikin. Allah menyebutkan kisah sebagian di antara mereka,

{ وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللهَ أَخَذَتْهُ ٱلْعِزَّةُ بِٱلْإِثْمِ }
Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa.
(QS. Al-Baqarah: 206)
Nah, orang-orang yang kalau dikasih nasihat, "Ittaqillah! Bertakwalah engkau kepada Allah," dia malah jadi sombong, besar diri, dan tidak mau menerima nasihat.

Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan wasiat kepada wanita ini untuk bertakwa kepada Allah dan bersabar, karena keberadaan dia di sisi kuburan. Apa peristiwa itu setelah pemakaman, orang-orang sudah pulang, dia datang ke kuburan. Itu menandakan bahwa dia telah mendapatkan musibah yang berat sekali. Apa jawaban wanita ini dalam kondisi dia sedang enggak tahu, hati yang penuh dengan kegundahan ditinggal mati oleh anaknya shabii (anak kecil, masih)?

Dan Jama'ah, orang kalau ditinggal mati seorang anak yang masih dalam perut atau lahir, kemudian meninggal dunia, itu tidak terlalu berat. Apabila anaknya itu sudah bisa berjalan, sudah ditimang-timang sama orang tuanya, sudah bermain sana, bermain ini, semakin berat ujian buat dia.

Maka wanita ini mengatakan,

إِلَيْكَ عَنِّي
"Sana kamu menjauh! Engkau tidak ditimpa musibah seperti musibah menimpaku."
Ucapan ini sebenarnya banyak diucapkan oleh orang kalau dikasih nasihat untuk bersabar. Yang sering ana dengar ucapan seperti ini nih. Biasanya wanita kalau disuruh bersabar ditinggal suaminya kawin lagi. Ana sering kasih nasihat mereka yang jadi istri pertama atau istri kedua. Ana ngomong, "Sabar.. sabar, dihadapin semuanya." Apa jawab beberapa perempuan yang dikasih nasihat seperti ini? "Ustadz enggak tahu perasaan kita, gimana kita."

Kita bukan bicara perasaan. Kita bicara tentang perintah Allah untuk bersabar. Perasaan bagaimanapun, itu musibah. Berat engkau menerimanya, na'am. Tapi dirimu memiliki kewajiban untuk bersabar, karena ini kunci untuk naik ke jenjang yang selanjutnya.

Maka wanita yang mengatakan, "Engkau tidak ditimpa dengan musibah yang menimpaku," artinya ngomong gampang, ngomong sabar, sabar. Banyak seperti itu jawabannya orang-orang. Bahkan ana pernah ditanya oleh seorang wanita dalam kertas. Yang dia pinta dalam suratnya itu, dalam pertanyaan itu, "Ustadz, tolong nasihatnya jangan sabar." Berarti sebenarnya wanita itu tahu kuncinya sabar, tapi dia enggak mau sabar, dia mau yang lainnya.

Akhirnya Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam meninggalkan perempuan ini. Perempuan itu tidak dimarahi. Kita lihat akhlak Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Sahabat-sahabat juga tidak marahi itu perempuan yang bersama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Dan perempuan itu tidak mengenal Nabi. Tidak seperti sekarang, ustadz, ya dengan kamera yang ada, dengan video yang ada, sehingga dia dikenal sama manusia. Dan itu juga ujian buat dia; ujian ketenaran, ujian keikhlasan dia.

Perempuan ini enggak tahu, Nabi biasa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Lagi-lagi perempuan ini sedang dalam kondisi sedih, sudah enggak peduli siapa tuh orang, enggak tahu lagi dan tidak peduli. Akhirnya dikasih tahu perempuan ini, kalau tadi itu Nabi. Maka dia sadar kalau dia telah melakukan kesalahan.

Maka dia datang ke rumah Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam untuk minta maaf. Ternyata di rumah Nabi enggak ada penjaga. Ini kembali lagi menunjukkan tentang akhlak yang mulia dari Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam. Beliau pemimpin, panglima perang, dan Beliau adalah utusan Allah Jalla Jalaluh. Tapi Beliau biasa orangnya, Shallallahu 'alaihi wasallam. Para ulama menjelaskan, misalkan boleh orang itu pakai penjaga ketika memang perlu penjaga, bukan untuk gaya-gayaan.

Lalu dia datang minta maaf. Minta maafnya dia itu karena dia mengucapkan itu, dan dia tidak tahu sama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

لَمْ أَعْرِفْكَ

Artinya, kalau orang lain, enggak ada masalah untuk perempuan ini.

Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam memberikan nasihat lagi kepada perempuan ini tentang kesabaran.

Beliau mengatakan,

❲إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُوْلَى ❳

"Kesabaran itu dalam pukulan pertama/benturan pertama awal kejadian."
Tapi kalau sudah berhari-hari, ya orang sudah mulai lupa sama anaknya, mulai lupa dengan orang yang dia cintai, sudah biasa. Tapi kesabaran yang disebut shobrun jamil (kesabaran yang indah), yang seorang akan mendapatkan pahala di sana, itu ketika awal peristiwa. Terkadang sebagian orang itu syok di awal, "Ini nih, berat nih." Maka di situ butuh hiburan. Dihibur enggak ada masalah, supaya dia bersabar. Artinya, bukan berarti dia enggak dapat pahala ketika dia tahan diri. Dia akan tetap berusaha bersabar, tapi tidak seperti dengan kesabarannya yang di awal tadi, yang pahalanya tentunya tidak akan terhingga karena dia menahan dirinya.

Maka Jamaah rahimakumullah, sekali lagi, tatkala ada orang yang memberikan nasihat kepada kita, terimalah nasihat tersebut. Walaupun ya.. berat buat kita untuk menerimanya. Dan itu juga untuk melihat apakah kita orang yang sombong atau tidak. Karena orang yang sombong biasanya menolak kebenaran, karena berpandangan yang kasih nasihat adalah ya mungkin lebih rendah dari dia.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.