F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-09: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Hadits Ketiga, Keempat dan Kelima

Audio ke-09: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits Ketiga, Keempat, dan Kelima - Niatlah untuk berbuat baik
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-209
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 KAMIS, 14 Jumadil Awwal 1444 H 08 Desember 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-09: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits Ketiga, Keempat, dan Kelima

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan Keagungan-Nya, ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita akan membahas sebuah kitab yang ditulis oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu Ta’ala dengan judul Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-tamannya orang-orang yang saleh dari sabda-sabda Nabi Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam).

3) Hadits yang ketiga: "Tidak ada hijrah setelah penaklukan Mekah."


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ النَّبِيُّ ﷺ :

Dari Aisyah radhiyallahu anha, dia berkata bahwa Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam bersabda,

❲ لَا هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ ؛ فَانْفِرُوا ❳.
Dari Aisyah radhiyallahu anha, meriwayatkan bahwa Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam bersabda, "Tidak ada hijrah setelah penaklukan Mekah."(Hadits Muttafaqun 'alaihi)
Artinya, tidak ada hijrah dari kota Mekah ke kota Madinah karena kota Mekah sudah jadi negeri Islam. Tidak boleh orang menyebutkan "Ana hijrah dari negeri Islam ke negeri Islam" kecuali hijrahnya dari negeri Islam yang penuh kemaksiatan kepada negeri Islam yang penuh dengan ketaatan.

Mekah sudah menjadi negeri Islam. وَلَكِنْ Terus bagaimana kalau tidak ada hijrah?

"Jihadun wa niyyah" (جِهَادٌ وَنِيَّةٌ); yang ada adalah jihad berjuang di jalan Allah dan niat.

Niat apa ?
Niat untuk berjihad; niat untuk menegakkan syari'at Allah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam berkaitan dengan niat ini, Beliau mengatakan:

❲ مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِغَزْوٍ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنَ النِّفَاقِ ❳
"Barang siapa yang mati, belum pernah berperang dan belum pernah berbicara dengan dirinya untuk berperang (tidak pernah niat untuk berjihad untuk menegakkan kalimat Allah), maka dia mati di atas salah satu cabang kemunafikan."(HR. Muslim no. 1910)
Audio ke-09: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits Ketiga, Keempat, dan Kelima - Niatlah untuk berbuat baik
Maka yang ada, walaupun tidak hijrah tetap jihad. Berjuang semampunya; dengan lisan, dengan tulisan, dengan jiwa dan hartanya, dan niat untuk berbuat kebaikan. Niat untuk berjuang di jalan Allah Jalla Jalaluh.

❲ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا ❳
Kata Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam: "Kalau kalian dipanggil untuk berjihad, kalian tidak berangkat."
Jadi ada kondisi-kondisi jihad yang wajib, ketika pemerintah mengumumkan "semuanya harus ikut." Umpamanya pemerintah mengatakan wajib militer, maka wajib buat mereka untuk menegakkan negerinya; untuk menyelamatkannya. Tapi yang membedakan nanti antara orang yang berjihad untuk negerinya dan orang yang berjihad untuk menegakkan Laa ilaaha illallah (adalah) niatnya.

Kalau dia berjuang untuk menegakkan negerinya, menyelamatkan negerinya saja, sama dia, mukmin dan kafir sama. Karena orang-orang kafir pun diperintahkan untuk membela negaranya. Yang membedakan apa? Niatnya beda.

Kalau seorang muslim niatnya umpamanya hanya untuk membela negaranya; tidak ada niat Lillahi Ta'ala untuk menegakkan agama Allah, maka sama saja dengan orang-orang yang kafir.
Sama apanya?
Kelakuannya sama. Sama-sama membela.
Dia akan mendapatkan apa?
Dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan.
Tapi kalau Lillahi Ta'ala, ini yang membedakan.

4) Kemudian, hadits tentang pahala orang yang udzur riwayat muslim


عَنْ أَبِيْ عَبْدِاللهِ جَابِرِ بْنِ عَبْدِاللهِ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عنْهُمَا قَالَ : كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ ﷺ فِيْ غَزَاةٍ ❳

Ini hadits dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu. Dia meriwayatkan, "Suatu saat kami bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu peperangan"

فَقَالَ :

Disebutkan, perang ini adalah Perang Tabuk. Ketika Nabi pulang dari Tabuk, Nabi bercerita kepada para sahabat. Beliau mengatakan:

❲ إِنَّ بِالْمَدِيْنَةِ لَرِجَالاً ؛ مَا سِرْتُمْ مَسِيْراً ، وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِياً إِلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ ؛ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ ❳.
وَفِيْ رِوَايَةٍ : ❲ إِلاَّ شَرَكُوْكُمْ فِي الْأَجْرِ ❳ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
“Sesungguhnya di Madinah itu ada beberapa orang lelaki yang engkau semua tidak menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang-orang tadi ada besertamu (yakni sama sama memperoleh pahala), mereka itu terhalang oleh sakit (maksudnya udzur karena sakit, sehingga andaikan tidak sakit pasti ikut berperang)”.
Dalam salah satu riwayat dijelaskan: “Melainkan mereka (yang tertinggal dan tidak ikut berperang) berserikat denganmu dalam hal pahala” (HR Muslim)

5) hadits lain tentang pahala orang yang udzur riwayat bukhari


رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عنْهُ قَالَ : رَجَعْنَا مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ مَعَ النَّبِيِّ ﷺ ؛ فَقَالَ :
❲ إِنَّ أَقْوَامًا خَلْفَنَا بِالْمَدِيْنَةِ ، مَا سَلَكْنَا شِعْباً وَلاَ وَادِياً إِلاَّ وَهُمْ مَعَنَا ؛ حَبَسَهُمْ الْعُذْرُ ❳
Jabir menceritakan, dalam satu peperangan ketika Nabi pulang, Nabi berkata, "Di kota Madinah, ada lelaki-lelaki yang mendapatkan pahala kalian. Mereka tidak ikut perang, mereka tidak ikut lelah, mereka tidak ikut kepanasan, mereka tidak ikut resiko nyawa melayang." Tapi kata Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, "Tidak ada satu pun jalan yang kalian lalui, tidak satu pun lembah yang kalian lewati melainkan mereka bersama kalian (pahalanya bersama kalian)."
Apa yang menyebabkan mereka seperti itu? Mereka tertahan disebabkan penyakit. Sakit, mereka.

وَفِيْ رِوَايَةٍ :

Disebutkan: ❲ إِلاَّ شَرَكُوْكُمْ فِي الْأَجْرِ ❳

"Kecuali mereka mendapatkan sama seperti pahala kalian."

Jadi pahalanya jadi kongsi, pahala bersama. Mereka mendapatkan pahala tersebut. Na'am..

Dalam riwayat Imam Bukhari, itu kejadian pada waktu Perang Tabuk. Perang Tabuk ini adalah perang yang bisa mengumpulkan tentara paling besar sepanjang sejarah peperangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Jumlah pasukannya pada waktu itu tiga puluh ribu (30.000).

Jamaah, kalau bisa melihat pertumbuhan umat Islam:
Ketika Perang Badar 313,
Perang Uhud 1000, kurangi 300,
Perang Khandak ada 3.000,
Fathul Mekah 10.000,
Khunain 12.000.
Ketika Tabuk tahun 9 Hijriyah jumlah pasukan Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam yang berarti jumlah umat Islam pada waktu itu semakin berkembang. Jumlah mereka 30.000.

Dan Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam sudah berpesan: "Yang boleh berangkat yang punya bekal, kalau enggak punya bekal tidak boleh berangkat."
Kenapa?
Karena perjalanan jauh dan musimnya musim panas. Sehingga membutuhkan bekal yang cukup dan tidak merepotkan pasukan yang lain.

Mereka dapat pahala. Bisa dibayangin, mereka tidak ikut capek, mereka ada di Madinah; dapat pahala seperti orang yang berperang.
Kenapa?
Karena mereka sudah niat.
Maka, [ انْوِ الْخَيْرَ ]
"Niatlah untuk berbuat baik."
Setiap kali kita niat berbuat baik, akan dicatat kebaikan.

Ini bicara jihad fiisabilillah. Perjalanan dari kota Madinah ke Tabuk itu kalau tidak salah 700 km. Bayangkan, berapa langkah mereka? Orangnya bagaimana tidak lelah yang berjalan.. Mereka naik onta, satu onta buat tiga orang, gantian. Ini orang yang di Madinah: yang sakit, yang punya uzur, yang tidak bisa berangkat, pahalanya sama, karena mereka tertahan uzur tadi. Subhanallah, ini kemulian Islam.

Artinya, antum yang tidak bisa berbuat baik; "Mau umrah Ustadz, tapi enggak ada fulus; mau umrah tapi enggak dapat cuti; mau haji banyak halangan-halangan.."
Tapi orang punya niat. Kekuatan tekad yang ada pada dirinya membuat dia insyaaAllah mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang berangkat.
Bisa jadi, orang yang berangkat haji; berangkat haji kumpulkan duit, setelah 20 tahun dia berangkat haji; pulang tidak dapat pahala. Karena apa? Karena riya.

Sedangkan fulan, tetangganya, tidak berangkat haji sampai mati, tapi dia bertekad untuk berangkat haji. Dia nabung tapi ajal datang menjemput dia sebelum kemampuan dia cukup. Dapat pahala, tidak? Dapat, insyaaAllah. Sebagaimana ini orang yang tidak ikut perang -perjalanan 700 km, pulang, pasukan yang capek lelah- ini dapat pahalanya.

Thayyib.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

═════ ∴ |GiS| ∴ ═════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.