F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-95 Ketika Istri Tidak Taat kepada Suami Bagian Kesembilan - Evaluasi Diri Kenapa Istri Nusyuz

Audio ke-95 Ketika Istri Tidak Taat kepada Suami Bagian Kesembilan - Evaluasi Diri Kenapa Istri Nusyuz
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 12 Jumadal Ula 1444H | 06 Desember 2022M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-095

📖 Ketika Istri Tidak Taat kepada Suami Bagian Kesembilan


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد

Kaum muslimin dan muslimat peserta grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Masih bersama tema Nusyuuz (نُشُوزَ), hilangnya keharmonisan atau retaknya kerenggangan hubungan suami istri.

Di antara yang harus perlu anda evaluasi jauh hari sebelum terjadinya نُشُوزَ, semula ketika Anda memilih istri. Apakah Anda memang memilih istri yang shalihah, atau hanya anda mementingkan paras wajah yang jelita, yang cantik, atau hanya anda berambisi ingin mendapatkan hartanya, jabatannya, profesinya.

Anda tergiur dengannya, memilihnya karena dia seorang misalnya yang pegawai memiliki penghasilan yang bagus, dia seorang pedagang, anaknya orang kaya anaknya pejabat. Anda tidak ingin bersusah payah menafkahinya karena dia sudah bisa mandiri, wanita mandiri wanita karir dan lain sebagainya.

Kalau ternyata kemudian (di hari kemudian) Anda mendapatkan dia tidak tunduk kepada anda karena memang anda tidak memilih dia sebagai seorang wanita yang shalihah. Anda memilih karena hartanya anda memilih karena kecantikannya.

Sedangkan akhlaqnya, ketakwaannya, kemarin anda nomor seratuskan sedangkan, setelah menjadi istri anda ingin agar dia menjadi wanita yang shalihah, tentu ini jauh panggang dari api kata orang.

Karena itu dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memberikan warning juga kepada kita agar tidak menikahi wanita karena kecantikannya karena bisa jadi kecantikannya itu menyebabkan dia congkak, menyebabkannya dia menjerumuskannya dia dalam neraka.

Janganlah menikahi wanita karena hartanya, karena bisa jadi hartanya menjadikannya sombong, menjadikannya merasa tidak butuh kepada suami

Padahal dalam Al-Qur’an Allah telah memberikan gambaran bagaimana seharusnya rumah tangga itu dibangun,

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ
[QS An-Nisa: 34]

Laki-laki itu pemimpin bagi kaum wanita. Kenapa? karena Allah telah memberikan kelebihan pada kaum laki-laki, kelebihan fisik kemampuan mengendalikan emosional, kematangan pola pikir dan seterusnya dan juga,

وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

Karena kaum laki-laki juga membelanjakan hartanya (menafkahi istri).

Kalau selama ini Anda menikah justru Anda yang dinafkahi oleh istri Anda, masihkan Anda mengharapkan istri anda taat kepada Anda? atau sebaliknya istrilah yang mengharapkan agar anda tunduk kepada dia.

Sehingga sebelum anda memvonis istri tidak tunduk dan tidak patuh kepada anda, idealnya Anda menganalisa jangan-jangan dia tidak patuh gara-gara Anda.

Kalau anda ternyata sudah menganalisa dan ternyata itu adalah kesalahan terletak pada istri, maka Anda baru melangkah pada tiga tahapan yang disebutkan muallif.

Tapi kalau tidak maka anda harus berbenah diri, bercermin. Jangan sampai kita terjatuh dalam pepatah, seperti pepatah nenek moyang kita, ketika kita bercermin buruk mukanya cermin yang dipecahkan, cermin yang disalahkan. Ini cermin buruk padahal yang buruk wajah kita.

Ini harus kita lakukan dan kita evaluasi, agar kita tidak zhalim, tidak semena-mena, tidak kemudian seperti dalam pepatah, "hasafan wu'usu khaila" (sudah salah sudah buruk, sikapnya sudah buruk kemudian pandai menyalahkan orang lagi). Dia yang salah tapi justru malah menyalahkan orang.

Tentu ini dosa dua kali, kita berdosa dua kali. Namun kalau ternyata betul-betul itu kesalahan pada wanita, maka tempuhlah tiga tahapan tersebut, jangan tergesa-gesa menuruti emosional amarah kemudian menjatuhkan perceraian, tidak !

Anda sebagai laki-laki tidak sepatutnya mudah-mudah mematahkan karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga telah menggambarkan bahwa tidak mungkin wanita itu, "tastakimu ala hala" (wanita itu kontinyu terus dalam satu kondisi). Dia akan terombang-ambingkan dengan suasana hatinya, dengan kondisi pekerjaan, rumah, dan lain sebagainya.

Ada turbulensi karakter wanita yang meledak-ledak, yang berbolak balik, laki-laki harus pandai-pandai memanage perasaan, tidak mudah membuang mencampakkan wanita yang mencintai dan dia cintai,

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً

Kata Nabi, “tidak pantas bagi seorang laki-laki meremehkan memandang sebelah mata pasangannya atau istrinya”.

Tidak pantas! Itu tidak sejalan dengan kepribadian lelaki muslim, lelaki yang shaleh, ketika melihat kekurangan pada istrinya kemudian dia tutup semua pintu hati dan mengatakan, “wanita tidak ada baiknya, wanita ini jelek sudah tidak ada harapan untuk baik”. Benci habis-habisan. Akhirnya apa? Dia ceraikan.

Ini tidak menggambarkan kepribadian seorang muslim, seorang yang bertakwa. Seorang muslim itu pandai membenahi, pandai member,i dan jauh dari ambisi, sepi dari pamrih. Dalam pepatah jawa, dikatakan "rame ing gawe sepi ing pamrih". Lelaki muslim sejati itu dia pandai berkorban pandai memberi tapi minim dari ambisi.

Sehingga dia bisa melayani, dia bisa mendidik, dia bisa memberi, tetapi ketika istrinya berbuat kesalahan memiliki kekurangan dia pandai memaafkan dia berlapang dada, dan dia kerahkan segala daya dan upayanya untuk membenahi dan menjadikan istrinya, istri yang baik,

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً

Tidak pantas bagi seorang mukmin untuk mencibirkan memandang sebelah mata seorang mukminah seorang wanita mukminah. Apalagi dia adalah istrinya apalagi dia adalah ibu dari anak-anaknya,

إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
Kalau engkau mendapatkan satu perangai yang engkau benci dari istrimu, percayalah engkau pasti suka dengan perangai istrimu yang lain. [HR Muslim 1469]

فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا ﴿النساء : ۱۹﴾
Dalam Al-Quran ditegaskan, bisa jadi engkau benci sesuatu pada istrimu tapi ternyata Allah telah menitipkan, Allah telah mengaruniakan banyak kebaikan pada istrimu tersebut. [QS An-Nisa: 19]
Kaum laki-laki harus pandai harus membiasakan diri menjadi lelaki yang lapang dada, tidak mudah membuang melupakan jasa dan kebaikan istri, karena sejelek-jelek istri anda dia memiliki banyak kebaikan yang telah Anda rasakan dan yang belum anda sadari.

Ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini kurang lebihnya saya mohon maaf.

بالله توفيق بالهدايه
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.