F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-25: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Kaab bin Malik Bag 02

Audio ke-25: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka'ab bin Malik Radhiyallahu 'Anhu Bag 02
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-225
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT 06 Jumadil Akhir 1444 H 30 Desember 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-25: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Ka'ab bin Malik Radhiyallahu 'Anhu Bag 02


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masih berada di Bab Taubat.

Hadits yang nomor 21.
Ini hadits yang panjang sekali. Ana akan bacakan Ka'ab menceritakan kisahnya.

وَكَانَ مِنْ خَبَري حينَ تَخَلَّفْتُ عَنْ رسولِ اللهِ ﷺ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ أَنِّي لَمْ أَكُنْ قَطُّ أَقْوَى وَلَا أَيْسَرَ مِنِّي حِينَ تَخَلَّفْتُ عَنْهُ فِي تِلْكَ الْغَزْوَةِ

Dia bercerita, "Bahwasanya ketika aku mangkir, ketika aku absen dari Perang Tabuk itu, aku pada hakikatnya dalam kondisi yang paling prima, dalam kondisi fisik, dalam kondisi harta." Kenapa? Pada saat itu "Demi Allah," kata Ka'ab bin Malik, "Aku telah mempersiapkan dua ekor kendaraan, yang sebelumnya tidak pernah terkumpul dua ekor kendaraan buat aku."
Dua ekor unta yang bisa dikendarai. Pada waktu Perang Tabuk, dia telah mengumpulkan, dia memiliki dua ekor unta yang untuk dikendarai.

Kemudian dia cerita, bahwa Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam biasanya kalau hendak perang, Beliau itu menyamarkan tujuannya. Umpamanya mau berangkat ke timur, tapi Beliau seakan-akan mau ke barat. Padahal niat Beliau ke timur, tapi jalannya Beliau ke barat. Lalu nanti Beliau berputar menuju ke arah timur. Kecuali Perang Tabuk ini, Beliau tidak menyamarkan tujuannya. Dijelaskan kepada para sahabatnya, karena pada waktu itu " فِي حَرٍّ شَدِيدٍ " panasnya begitu beratnya.

وَاسْتَقْبَلَ سَفَرًا بَعِيدًا وَمَفَازًا

Beliau mengatakan, "Bahwasanya yang dihadapin ini perjalanan yang panjang." Kira-kira 700km. Kemudian di daerah di padang pasir yang sedikit ada air di sana.

وَاستَقْبَلَ عَدَدًا كَثِيرًا

Pasukan yang dihadapi jumlahnya banyak.

Maka Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam menerangkan dengan jelas sekali tujuan Beliau. Kenapa? Agar para sahabat bersiap-siap. Beliau katakan, "Kita mau berangkat ke Tabuk."

وَالْمُسلِمُونَ مَعَ رَسُولِ اللهِ ﷺ كَثِيرٌ

Dan jumlah umat Islam pun pada waktu itu banyak, yang tidak terkumpulkan dalam catatan. Karena pada masa itu sudah mulai dicatat; yang mau ikut perang ini siapa saja, daftar, kalau perangnya itu memang tidak diwajibkan. Yuk berangkat, siapa yang mau berangkat. Atau Nabi mengutus sahabatnya -Shallallahu 'alaihi wasallam- 300 orang, 50 orang, 40 orang. Mereka dicatat, karena nanti mereka akan mendapatkan bagian. Keluarga mereka ditinggal juga menjadi tempat perhatian dari pemerintahan yang ada pada waktu itu. Pada waktu Perang Tabuk tidak nampung buku catatan buat mereka.

قَالَ كَعْبٌ: فَقَلَّ رَجُلٌ يُرِيْدُ أَنْ يَتَغَيَّبَ إِلَّا ظَنَّ أَنَّ ذَلِكَ سَيَخْفَى بِهِ ؛ مَا لَمْ يَنْزِلْ فِيهِ وَحْيٌ مِنَ اللهِ ،

Tidak ada satu orang pun yang punya niat absen, kecuali dia berprasangka tidak akan ketahuan dia tidak hadir. Karena apa? Karena jumlahnya banyak.

Umpamanya ana di kelas, kalau ngajar, yang diajar cuma 10 orang, ana akan tahu, kok tinggal 8. Tapi pada waktu jumlah mahasiswa 100 orang, kalau ada 3 orang yang absen, maka mereka tidak akan ketahuan.

Pada waktu itu orang akan tahu kalau dia absen, tidak akan ketahuan oleh Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam selama tidak turun wahyu. Kalau turun wahyu, itu selesai. Allah yang akan kasih tahu Nabi-Nya 'Alaihis-shalatu wassalam.

وَغَزَا رَسُولُ اللهِ ﷺ تِلْكَ الْغَزْوَةَ حِينَ طَابَتِ الثِّمَارُ وَالظِّلَالُ، فَأَنَا إِلَيْهَا أَصْعَرُ !

Kata Ka'ab bin Malik, pada masa itu Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berperang itu di saat buah-buah sudah mulai bisa dipanen. Kurma sudah mulai bisa dipanen, udah masa ruthob yang segar-segar, yang kuning separuhnya, udah agak coklat. Kemudian masa itu juga musim panas, ditambah lagi orang lebih suka berada di bawah naungan pohon, di bawah naungan kebun kurmanya. Dan kata Ka'ab bin Malik dengan jujur,

فَأَنَا إِلَيْهَا أَصْعَرُ !

Aku lebih condong kepada tadi, untuk istirahat terlebih dulu.

Artinya, Ka'ab mau berangkat perang. Kondisi dia walaupun buah-buahan sedang masak; orang-orang lebih suka di bawah pohon kurma mereka; tapi disebutkan, "Aku lebih condong untuk mengikuti peperangan tersebut."

Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersiap-siap. Umat Islam bersiap-siap.

وَطَفِقْتُ أَغْدُو لِكَيْ أتَجَهَّزَ مَعَهُ،

Dan aku pun juga telah pergi untuk mempersiapkan diri, untuk berangkat bersama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam.

فَأَرْجِعُ وَلَمْ أقْضِ شَيْئًا،

Tapi aku pulang sampai rumah, tidak ada sesuatu pun yang aku siapkan.

وَأَقُولُ فِي نَفْسِي: أَنَا قَادِرٌ عَلَى ذَلِكَ إِذَا أَرَدْتُ،

Ka'ab mengatakan, "Aku bisa melakukan itu kalau aku mau." (Artinya bisa berangkat bersama Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam). Kemudian, aku terus ingin mempersiapkan diri ingin berangkat, sampai akhirnya orang-orang berangkat. Mereka benar-benar mempersiapkan diri mereka.

فَأَصْبَحَ رَسُولُ اللهِ ﷺ غَادِيًا وَالْمُسْلِمُونَ مَعَهُ،

Akhirnya masa keberangkatan pasukan itu telah datang. Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam berangkat bersama pasukan, bersama umat Islam bersama dia.

"Dan aku," kata Ka'ab,

وَلَمْ أَقْضِ مِنْ جِهَازِي شَيْئًا

"Aku belum menyelesaikan persiapan."

ثُمَّ غَدَوْتُ فَرَجَعْتُ وَلَمْ أقْضِ شَيْئًا

Katanya, "Aku terus, gitu pulang aku mau siap-siap ternyata enggak siap-siap."
Hal itu, sampai para sahabat itu kayaknya udah jalan, udah cukup jauh mereka. Dikatakan,

وَتَفَارَطَ الْغَزْوُ

Mereka sudah... sudah ketinggalanlah Ka'ab bin Malik. Tapi dalam diri mengatakan,

فَهَمَمْتُ أَنْ أَرْتَحِلَ فَأُدْرِكَهُمْ

Ketika mereka sudah berangkat, sudah jauh nih, ada di diri, tetap keinginan dia untuk perang. Artinya bukan dia orang yang pura-pura ingin kebaikan, bukan! Bukan dia manusia yang memang ingin absen.

فَهَمَمْتُ أَنْ أَرْتَحِلَ فَأُدْرِكَهُمْ

Aku punya keinginan, punya tekad untuk berangkat sehingga aku bisa menjumpai mereka.

Artinya kan pasukan itu akan beristirahat, mungkin dia akan lebih cepat, apalagi ada dua ekor unta yang dia miliki, sehingga dia bisa bergantian, naik yang satu yang satu biarkan kosong, nanti di tempat lain dia pindah lagi. Dia benar-benar ingin berangkat.

Kata Ka'ab,
فَيَا لَيْتَنِيْ فَعَلْتُ ثُمَّ لَمْ يُقَدَّرْ ذَلِكَ لِي

"Andai kata aku melakukan itu. Tapi aku tidak melakukan itu."
Ka'ab mengatakan, "Itu tidak ditakdirkan buat aku."

Orang berdalih dengan takdir, boleh ketika sudah terjadi. Artinya dia umpamanya melakukan sesuatu, Ya Allah, kemudian dia sudah bertobat, dia minta ampun sama Allah. "Ini sudah takdir Allah, ana harus seperti itu, mudah-mudahan Allah mengampuniku."

فَطَفِقْتُ إِذَا خَرَجْتُ فِي النَّاسِ بَعْدَ خُرُوجِ رَسُولِ اللهِ ﷺ يَحْزُنُنِي أَنِّي لَا أَرَى لِيَ أُسْوَةً، إِلَّا رَجُلًا مَغْمُوصًا عَلَيْهِ في النِّفَاقِ، أَوْ رَجُلًا مِمَّنْ عَذَرَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الضُّعَفَاءِ.

"Aku setiap keluar," (saat keluar rumah mungkin dia mau ke pasar) kata Ka'ab mengatakan, "Aku tidak melihat orang yang bisa aku contoh, kecuali orang-orang munafik, yang memang tidak berangkat karena kemunafikannya, atau orang-orang yang lemah, yang memang Allah memberikan alasan buat dia untuk tidak ikut berperang."

Ya sudah, Ka'ab tidak berangkat. Dia ingin berangkat, dia punya keinginan berangkat. Sekali lagi kita harus tekankan, bahwa Ka'ab bercerita dia punya tekad untuk berangkat. Hanya dia menunda, menunda, dan saat cerita, Ka'ab cerita bahwasanya Nabi 'Alaihis-shallatu wassalam, disebutkan bahwa Nabi tidak menyebutkan tentang Ka'ab bin Malik.

Ka'ab bin Malik memiliki kedudukan tinggi di sisi Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam, karena dia termasuk sahabat yang ikut Bai'atul 'Aqabah, sehingga nama dia tercatat dan dia Minannuqoba' (termasuk orang yang dipilih untuk memimpin, bertanggung jawab atas orang-orang bawahan dia).

Maka ternyata Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam tidak menyebut nama dia, sampai Beliau telah berada di Tabuk.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

════ ∴ |GiS| ∴ ════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.