F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-23: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Abu Said Saad bin Malik

Audio ke-23: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sa'id Sa'ad bin Malik Radhiyallahu 'Anhu
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-223
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 RABU 04 Jumadil Akhir 1444 H 28 Desember 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-23: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sa'id Sa'ad bin Malik Radhiyallahu 'Anhu


السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita masih berada di Bab Taubat.

Setelah berbincang di bab pertama tentang keikhlasan, kita masuk ke bab yang kedua tentang taubat.

Kita ini manusia yang berlumuran dosa. Manusia yang hari ini bertaubat, mungkin malam hari nanti kita mengulangi dosa kita atau kita melakukan pelanggaran yang lainnya.

Tapi ternyata rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Kita tidak boleh putus asa. Merasa aman dari azab Allah adalah dosa besar dan berputus asa dari rahmat Allah juga merupakan dosa besar. Seorang mukmin tidak boleh merasa aman dari dosa-dosa yang dia lakukan dan dia juga tidak boleh berputus asa seakan-akan Allah tidak mengampuni dosa dia.
Audio ke-23: Bab 02 Taubat ~ Pembahasan Hadits dari Abu Sa'id Sa'ad bin Malik Radhiyallahu 'Anhu
Al-Imam Nawawi menyebutkan di hadits dari Abu Sa'id Sa'ad bin Malik Ibn Sinan Khudri radhiyallahu anhu. Dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.
قَالَ :

Nabi bercerita. Sering kali Nabi bercerita. Pada bab pertama Imam Rohim menyebutkan cerita Nabi 'Alaihis-shalatu wassalam tentang tiga orang yang berada di dalam gua yang tertutup dengan batu.

Di dalam Bab Taubat ini ada beberapa cerita:

Yang pertama, ini cerita tentang orang yang sebelum kalian.
Ada orang sebelum kalian yang telah membunuh 99 nyawa. Dia telah menghilangkan 99 nyawa. Penjahat, orang yang tidak benar. Kemudian dia bertanya tentang orang yang paling alim.

❲ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ ❳

Maka ditunjukkan seorang rahib.

Rahib ini artinya orang yang ahli ibadah dari kalangan Bani Israil. Jadi, sebutan buat ahli ibadah dari kalangan Bani Israil, dari orang-orang Nasara. Dan subhanallah, orang ini tidak sembarangan bertanya. Dia bertanya tentang orang yang paling berilmu tapi ternyata dia dikasih tahu kepada orang yang ahli ibadah.

❲ فَأَتَاهُ ❳

Lalu dia datang menjumpai orang ini yang dikatakan rahib. Lalu dia cerita, curhat.

Jadi, bicara curhat ini dari dulu orang curhat tentang dirinya, tentang kondisi dirinya untuk mencari solusi. Dan Allah memerintahkan kepada kita tatkala kita tidak mengerti untuk bertanya.

Maka dia bertanya kepada orang yang ahli ibadah ini, bahwa dia telah membunuh 99 orang.

❲ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ ❳

Adakah kesempatan untuk bertaubat buat dia, membunuh 99 orang?

فَقَالَ : لاَ ،

"Enggak ada"

Engkau sudah membunuh 99 orang. Mau meminta ampun, mau bertaubat.
"Enggak ada," kata orang ini. Subhanallah.

Apa yang dilakukan oleh orang ini? Dibunuh dia, orang yang ahli ibadah ini, selesai jadi 100. Karena ketika seorang pelaku dosa ingin bertaubat dan ternyata pintu taubat enggak ada, apa yang dia lakukan? Ya sudah, terus-terusan melakukan dosa.

Tapi ternyata setelah dia membunuh orang yang ahli ibadah ini, masih terketuk di hatinya untuk bertanya lagi. Maka dia tanya lagi tentang orang yang paling ahli.

❲ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ ❳

Yang kedua ini benar. Dia dikasih arahan, dikasih tahu untuk menjumpai seorang yang alim, bukan ahli ibadah.

Kita paham orang yang ahli ibadah; dia orang baik tapi kebaikan dia untuk diri dia sendiri. Dan di sini kita juga paham bahwa kedudukan orang yang alim itu di atas orang yang ahli ibadah. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam memberikan contoh, "Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan orang yang ahli ibadah itu seperti rembulan di malam purnama dibandingkan bintang-bintang yang ada."

Maka ini orang dikasih tahu, orang yang berilmu ini insyaaAllah akan memberikan manfaat kepada orang lain, karena dia paham mana yang benar mana yang salah.

Dia jumpai orang alim ini, dia curhat mengatakan bahwa dia telah membunuh 100 orang. Apakah ada kesempatan buat taubat?

فَقَالَ : نَعَمْ ،

Kata orang alim ini, "Iya."

❲ وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ؟ ❳

"Siapa yang akan menghalangi dia dari taubat?"

Lalu orang ini mengatakan,

❲ انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا ؛ ❳

Ini salah satu konsekuensi taubat. Kadang kalau orang bertaubat, balik lagi melakukan dosa. Dia bertaubat, balik lagi melakukan dosa. Kenapa? Karena lingkungan tempat dia tinggal tidak mendukung dia. Maka orang yang alim ini melihat lelaki ini bisa membunuh sampai 100 orang itu disebabkan lingkungan yang tidak baik. Maka disuruhlah hijrah (pindah) dari tempat ini menuju tempat ini. Dikasih arahan. Kenapa kok disuruh pindah?

❲ فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللهَ فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ ❳

"Di sana itu ada sekelompok manusia yang beribadah kepada Allah. Sembahlah Allah bersama mereka."

Ternyata orang yang alim ini tidak mengatakan, Kau tinggal di sini, tetap di sini. Karena dia tahu lingkungan tempat dia tinggal. Mungkin orang ini masih lemah imannya, tidak akan bertahan dalam carut-marut kemaksiatan yang merajalela.

Dan subhanallah, Jamaah. InsyaaAllah teman-teman bisa membedakan hidup di lingkungan yang pemandangan kemaksiatan mungkin jarang terlihat, dengan hidup di tempat yang ke mana pun kita memandang, ke kanan ke kiri, ke depan ke belakang, di mana-mana kemaksiatan.

Akhirnya orang disuruh pindah. Berangkat ke sana.

❲ وَلاَ تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ ؛ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ .❳

"Jangan balik ke kampungmu."
Dikasih arahan untuk pindah, kemudian diancam. "Jangan balik ke kampung!"
Kenapa?

❲ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ .❳

"Kampungmu ini enggak benar."
Kampung jahat, ini.

❲ فَانْطَلَقَ ❳
Maka dia pergi.

Dan subhanallah, Jamaah. Kita tuh kalau melaksanakan nasihat/wasiat yang diberikan kepada kita, selamat kita. Tapi maaf, kebanyakan di antara kita tuh kadang kala dikasih nasihat tidak dikerjakan. Sehingga ketika nasihat tidak didengarkan dia menanti, "Nanti kalau sudah sampai waktunya, aku akan tinggalkan."

Ini orang ketika disuruh, saat itu dia pergi ( فَانْطَلَقَ ).

Sampai ketika di tengah jalan dalam perjalanan menuju ke kampung yang ditujunya,

❲ أَتَاهُ الْمَوْتُ ❳

kematian datang menjemput dia.

❲ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلاَئِكَةُ الْعَذَابِ ❳

Terjadi perselisihan antara malaikat-malaikat rahmat dan malaikat azab, yakni dicabutnya nyawa orang ini.

Itu dibawa ke mana ruh dia?
Siapa yang mengambilnya?
Karena kita tahu bahwa malaikat rahmat itu datang membawa kain kafan dari surga. Ketika malaikat pencabut nyawa hendak mencabut nyawanya, sehingga tatkala nyawa itu keluar, langsung dibungkus untuk dibawa kepada Allah Jalla Jallaluh.

Malaikat azab juga membawa kafan-kafan dari neraka yang penuh dengan kebusukan. Mereka di sini bertiga, siapa yang berhak mengambil nyawanya?
Malaikat rahmat mengatakan, "Dia datang dalam kondisi bertaubat, dia menghadap dengan hatinya menuju Allah."
Betul, buktinya apa?
Dia segera meninggalkan kampungnya.

Dan ini pertanda seorang yang takut akan kematiannya. Tidak menunda-nunda amal kebajikan. Kalau punya sesuatu ini diamalkan, amalkan sekarang.
"Oh ... aku mau shadaqah, insyaaAllah pekan depan mau shadaqah."
Kenapa harus pekan depan?
Begitu pula dengan taubat, jangan nanti.. nanti.. ! Kematian datang engkau belum bertaubat.

Adapun malaikat azab mengatakan, "Dia belum beramal saleh sedikit pun. Belum."
Karena memang dia dari tempatnya itu alim, langsung pergi. Lalu datang kepada mereka malaikat dalam wujud manusia. Dijadikanlah dia itu sebagai penengah tentang "gimana nih kondisinya".

فَقَالَ

Lalu malaikat ini mengatakan, "Ukurlah antara dua tanah ini, dia 'kan sedang menuju dari kampung buruknya, dia menuju kampung yang baik. Coba diukur dia lebih dekat ke mana?"

Maka setelah diukur ternyata dia lebih dekat ke kampung yang menjadi tujuan hijrah dia. Maka malaikat rahmat mengambil nyawa dia.
(HR. Imam Bukhari Muslim)

Dan di riwayat shahih juga, disebutkan bahwa jarak dia itu lebih dekat ke kampung hijrahnya dia itu, hanya satu jengkal, enggak banyak. Jadi benar-benar posisinya ada di tengah, dia itu. Maka disebutkan bahwa Allah-lah yang menyuruh bumi itu agak menjauh, dan bumi yang dari kampungnya itu agak mendekat. Maka di sini akhirnya Allah mengampuni dosa dia.

Di riwayat lain diceritakan bahwasanya dia berjalan dengan membusungkan dadanya. Berjalan dengan membusungkan dadanya karena ketakutan dia kepada Allah Jalla Jallaluh. Takut ajal datang menjemput dia, sedangkan dia belum beramal saleh.

Maka Jamaah, kita ini yang sekarang, yang masih sehat, kadang kala dia masih ada perasaan, kita akan berangan berumur panjang, kita masih berpikir kita akan punya cucu.

Ana dulu pernah bertanya kepada teman. "Kok enggak shalat?"
Katanya, "Ya nantilah, kalau ana umurnya 70 tahun. Kalau sudah tua nanti ana akan taubat."
Karena kadang kala sebagian diajak ke masjid, dia titip, "Sudah, titiplah ana."
Subhanallah.

Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

════ ∴ |GiS| ∴ ════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.