F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-16: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Hadits dari Sahabat Abdullah bin Umar Bag. 01

Audio ke-16: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma (Bagian 01)
📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-216
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 SENIN 25 Jumadil Awwal 1444 H 19 Desember 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Riyadhus Shalihin min Kalami Sayyidil Mursalin (Taman-Tamannya Orang-Orang yang Saleh dari Sabda-Sabda Nabi Muhammad ﷺ) karya Imam Nawawi Rahimahullah

💽 Audio ke-16: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma (Bagian 01)

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ

Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluh (Allah yang Maha Agung dengan keagungan-Nya, -ed). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad ‘Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.

Kaum muslimin khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluh.

Kita akan melanjutkan kajian kita, Taman orang-orang yang saleh.

Kita telah berbicara tentang niat dan pentingnya niat dalam kehidupan ini. Para ulama memberikan wasiat:
[ اِنْوِ الْخَيْرِ ]
"Niatlah untuk berbuat baik."
Audio ke-16: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma (Bagian 01)
Selama engkau memiliki niat berbuat baik, engkau dalam kebaikan. Hilangkan bisikan-bisikan buruk, keinginan-keinginan yang tidak diridhai Allah Jalla Jalaluh. Ingin menyakiti orang, ingin melakukan tindakan hasad, iri, dengki kepada orang, hilangkan semua itu. Tapi ganti niat itu dengan niat kebaikan. Dan Subhaanallah, ketika seorang muslim memiliki niat baik, dia bekerja untuk niat yang baik, insyaaAllah dia akan hidup dalam kebaikan selalu.

Thayyib.

Kita masuk ke hadits yang sebenarnya sangat ma'ruf. Kita sering mendengarnya. Tapi hari ini kita akan mendengarnya, membacanya, dan semoga setiap kali seorang muslim membaca hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, harapan ana, setiap kali itu dia mendapatkan faidah. Tidak ada kata bosan, jenuh, mendengarkan sabda-sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.

Imam Nawawi mengatakan:

وَعَنْ أَبِي عَبْدِالرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ،

Dan dari Abu Abdirrahman, kunyah-nya Abdullah bin Umar bin Khattab,

Subhaanallah. Kita lihat nama ayahandanya adalah Abdullah. Umar bin Khattab yang memberikan nama tersebut, dan nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman. Ketika Abdullah memiliki anak, maka dia dengan segera memberikan nama buat anaknya, Abdurrahman. Sehingga dia memiliki kunyah Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar Bin Khattab radhiyallahu anhuma.

قاَلَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُولُ :

Dia mengatakan, aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

اِنْطَلَقَ ثَلاَثَةُ نَفَرٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ ، حَتَّى آوَاهُمُ الْمَبِيتُ إِلَى غَارٍ ، فَدَخَلُوهُ ،

Ada tiga orang. Tiga orang ini pergi melakukan perjalanan dari orang-orang sebelum kalian.

Nabi itu sering cerita tentang orang-orang sebelum kita, cerita tentang Bani Israil. Untuk apa? Agar kita bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut.

Seorang muslim ketika mendengarkan sebuah cerita, cerita itu bukan hanya sebagai pengantar tidur. Kisah itu bukan hanya sebagai hiburan buat dirinya. Tapi kisah yang diceritakan oleh Allah Jalla Jalaluh dan disampaikan oleh Nabi ‘Alaihis-shalatu wassalam penuh dengan pelajaran, ibroh buat kita bersama.
Audio ke-16: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma (Bagian 01)
Nabi menceritakan tiga orang yang mereka dalam perjalanan, kemudian mereka ingin bermalam. Mereka mendapati sebuah gua dan di situlah mereka bermalam.

فَدَخَلُوهُ ،

Mereka masuk.

فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ ، فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ ،

Subhaanallah. Itu takdir Ilahi.
Ketika mereka masuk ke dalamnya, tiba-tiba ada batu besar yang menggelinding dari gunung dan menutup gua tersebut.

Kenapa batu tersebut tidak menutup gua sebelum mereka datang? Kenapa setelah mereka berada di dalamnya, baru batu itu datang menutupnya? Di sini seorang muslim percaya dengan takdir Ilahi.

Nabi mengatakan:

❲ اعْلَمْ أَنَّمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ❳

Ketahuilah, bahwa apa yang menimpamu memang dia harus menimpamu. Tidak akan meleset darinya dan sebaliknya apa yang meleset dari kita memang sejatinya sudah ditetapkan dia meleset dari kita. Tidak mungkin menimpa kita.

Maka di sini, mereka masuk ke dalam gua, batu itu menggelinding dan menutup mereka. Siapa yang berkehendak? Rabbul ‘alamin.
فَقَالُوْا :

Lalu mereka di dalam gua tersebut, tentunya dalam kondisi khawatir, bingung. Tapi kebingungan itu tidak berlangsung lama, karena mereka memiliki Rabbul ‘alamin. Mereka tahu peristiwa ini dilihat oleh Allah dan Allah yang menentukannya. Lalu apa yang mereka lakukan? Mereka duduk bersama dan mereka berkata:

إِنَّهُ لاَ يُنْجِيْكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوَا اللهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ .

Sesungguhnya tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian dari batu ini.

Batu ini besar, didorong tidak bisa. Mereka sudah berusaha. Sudah tidak mungkin. Karena mereka yakin kejadian ini adalah Allah yang menentukannya, maka mereka mengatakan itu:

"Tidak ada yang bisa menyelamatkan kalian dari batu ini, melainkan hanya ada satu jalan, yaitu kalian berdoa memohon kepada Allah dengan wasilah amal saleh kalian."
Bukan sembarangan doa. Kenapa? Karena kondisi mereka memang sangat membutuhkan bantuan Allah. Mereka tidak bisa berteriak memanggil nama orang, agar ada orang yang mengangkat batu tersebut.

Akhir-akhir ini di negeri kita Indonesia, banyak terjadi longsor. Bagaimana kejadian orang yang tertimbun longsor? Siapa yang bisa menyelamatkan mereka? Datang pasukan dari militer, dari kepolisian, dari tim Basarnas. Mereka datang untuk mencari korban yang tertimbun longsor. Tapi ternyata yang mereka dapatkan mayat-mayat orang yang tertimbun. Ada yang selamat, ada yang hidup, ada yang terluka, ada yang harus cacat seumur hidup. Wallahi. Tidak ada yang bisa menyelamatkan dari musibah itu melainkan hanya Allah. Maka orang-orang yang tertimbun longsor, harus benar-benar menjadikan harapan dia full (penuh, -ed) kepada Sang Pencipta.

Dan tiga orang ini, tidak macam-macam mereka. Mereka tahu ini takdir Ilahi dan tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka melainkan Rabbul ‘alamin. "Maka berdoalah kalian dengan wasilah amal saleh kalian."

Bertawasul dengan amal saleh termasuk disyariatkan.
Jadi ada 3 tawassul yang disyariatkan:
  1. bertawasul dengan amal saleh,
  2. bertawasul dengan doa orang saleh yang masih hidup dan mendengar kita,
  3. bertawasul dengan asmaullah Al-husna dan sifat-sifat Allah yang mulia.
Lalu,

قَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ :

Mulailah seorang dari tiga itu. Satu memulai, dia mengatakan, Allahumma. Dia panggil Allah, dia tidak panggil yang lain.

Jangan panggil siapa pun dalam kesusahan, jangan menyeru siapa pun dalam kesulitan. Serulah Rabbul ‘alamin. Apa pun masalahmu, sebesar apa problematika yang dihadapi, sebanyak apa hutang yang melilit, maka sebut nama Allah.

Audio ke-16: Bab 01 Ikhlas dan Menghadirkan Niat ~ Pembahasan Hadits dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma (Bagian 01)

اللَّهُمَّ كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ ، وَكُنْتُ لَا أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا أَهْلًا وَلَا مَالًا ،

Dia mengatakan, "Yaa Allah, aku memiliki dua orang tua yang sudah sepuh, umurnya sudah lanjut. Aku biasa tidak memberikan minum susu kepada siapa pun sebelum keduanya meminumnya."

Jadi dia kalau memeras susu, susu itu yang dia berikan adalah kepada ayah ibunya terlebih dahulu. Dia tidak berikan kepada keluarganya, kepada anak-anaknya, kepada budak-budaknya. Tidak. Dia khususkan untuk kedua orang tuanya. Setelah Aba dan Ibu minum, baru yang lainnya. Dan ini kebaktian seorang anak. Mendahulukan kedua orang tuanya sebelum istrinya, sebelum anaknya. Karena yang terjadi sebaliknya. Anak-anak yang sudah menikah, memiliki istri, memiliki anak, terkadang (ana katakan terkadang), dia disibukkan mengurusi keluarganya sehingga lupa dengan kedua orang tuanya. Orang ini, dia mengatakan: "Yaa Allah, aku tidak pernah memberikan air susu itu, kecuali setelah Aba Ibuku minum, baru yang lain."

فَنَأَى بِى طَلَبُ الشَّجَرِ يَوْمًا ، فَلَمْ أَرِحْ عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا ، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا ، فَوَجَدْتُهُمَا نَائِمَيْنِ ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا وَأَنْ أَغْبُقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً ،

Suatu hari aku mengembala, mencari tumbuh-tumbuhan, pada suatu hari, akhirnya pulang, sudah larut malam.

Kita tahu orang-orang ketika mengembala kambingnya atau mencari kayu, mereka terkadang harus melakukan perjalanan yang panjang, sehingga pulangnya terlambat.

Sampai rumah dia langsung memerah susu buat kedua orang tuanya. Dia bawa susu yang akan diberikan kepada orang tuanya. Ketika dia sampai ke tempat kedua orang tuanya, ternyata ayah bundanya telah tidur dan aku tidak mau membangunkan keduanya. Dan aku tidak akan dan aku juga tidak suka, aku benci untuk memberikan minuman ini kepada yang lainnya sebelum ayah ibundanya minum. Dan ini sebuah konsistensi seorang muslim.

Kita tahu bahwasanya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang berkesinambungan walaupun sedikit. Istiqamah. Ini orang tetap istiqamah. Kita kalau punya amalan, tolong dijaga. Punya shalat dhuha 2 raka’at, jaga, sudah. Apapun yang terjadi 2 raka’at dhuha tetap dilakukan. Punya shalat witir, jaga shalat witir. Mau dalam perjalanan, mau dalam kondisi sakit, dalam kondisi masih mampu, jalankan. Ini orang istiqamah dengan amalannya.

فَلَبَثْتُ والْقَدَحُ عَلَى يَدِي؛ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا ؛ حَتَّى بَرَقَ الفَجْرُ ؛

Dia ini berdiri, berhenti, memegang minuman untuk kedua orang tua. Dia pegang terus, dia tunggu kapan keduanya bangun. Karena terkadang orang terjaga di malam hari, dia mau minum. Kita sering kali terjaga di malam hari, ingin minum, atau ingin ke belakang. Maka ini orang, ia pegang itu minuman takut orang tuanya bangun, kepingin minum. Karena memang belum minum susu, mereka. Ternyata mereka baru bangun setelah fajar terbit.

Dan dalam masa itu,

وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ قَدَمَيَّ ، فَاسْتَيْقَظَا ،

Anak-anak itu pada nangis di kakiku minta susu, ana tidak ngurusin sampai keduanya bangun.

Ketika fajar terbit ayah bundanya terjaga.

فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا .

Lalu aku berikan kepada keduanya.

Mungkin sebagian di antara kita mengatakan, "Ana pernah sih Ustadz, ana punya banyak amal saleh yang telah ana lakukan."
Tapi lihat, setelah dia menceritakan kisah kebaikan dia, dia cerita kepada siapa? Kepada Allah Jalla Jalaluh. Allah tahu dengan perbuatannya, tapi dia mengatakan:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ .
"Yaa Allah, apabila aku melakukan perbuatan itu karena berharap wajah-Mu.. "
Karena berharap wajah Allah. Artinya Allah yang tau, dia menyerahkan itu kepada Allah, maka dia mengatakan: "Ya Allah, kalau aku melakukan itu karena mengharap wajah-Mu, ikhlas karena-Mu, maka berikan solusi buat kami dengan masalah batu ini, berikan celah buat kami."

فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لَا يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ مِنْهُ .

Subhanallah.. Allah kabulkan doa dia. Ini pertanda orang ini berbuat ikhlas Lillahi Ta'ala. Itu batu menggelinding sedikit, sehingga ada celah cahaya masuk, udara masuk, tapi mereka belum bisa keluar dengan tubuh mereka.

Jama‘ah Rahimakumullah, apakah amalan kita selama ini Lillahi Ta'ala? Suatu saat kita akan mengetahuinya. Tapi sebelum datang masa itu, kita perlu untuk menghisab diri kita. "Apakah shadaqah yang ana amalkan Lillahi Ta'ala? Umrah yang ana kerjakan, haji yang ana lakukan, tawaf yang ana kerjakan, puasa yang ana rutinkan, apakah Lillahi Ta'ala?"

Thayyib.
Jamaah rahimakumullah, itu yang bisa kita kaji. Semoga ilmu yang kita kaji hari ini berguna buat kita dan bisa kita amalkan dalam kehidupan kita. Dan semoga Allah menerima amalan kita. Sampai berjumpa kembali.

بَارَكَ اللهُ فِيْك
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.

═════ ∴ |GiS| ∴ ═════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.