F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-78 Pembahasan Bahwa Allah Memiliki Sifat Marah Kepada Orang Yang Berhak Untuk Dimarahi

Audio ke-78 Pembahasan Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Memiliki Sifat Marah Kepada Orang Yang Berhak Untuk Dimarahi
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU| 06 Jumadal Ula 1444 H| 30 November 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-78

📖 Pembahasan Bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla Memiliki Sifat Marah Kepada Orang Yang Berhak Untuk Dimarahi


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه، ومن والاه

Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.

Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.

Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh.

Beliau mengatakan,

ونؤمن بأن الله تعالى يغضب على من يستحق الغضب من الكافرين وغيرهم
Dan kami (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) beriman bahwasanya Allāh marah terhadap orang yang memang dia berhak untuk dimarahi.

من الكافرين وغيرهم
“Baik dari kalangan orang-orang kafir maupun dari selain mereka.”
Maka ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwasanya Allāh memiliki sifat الغضب (Allāh memiliki sifat marah). Allāh marah kepada orang-orang yang memang berhak untuk mendapatkan amarah Allāh diantaranya adalah orang-orang kafir dan selain mereka.

Beliau mendatangkan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk menunjukkan tentang tetapnya sifat الغضب bagi Allāh,

الظَّآنِّينَ باللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
[QS Al-Fath: 6]
"Mereka berburuk sangka kepada Allāh, mereka menyangka kepada Allāh dengan persangkaan yang buruk, yaitu orang-orang munafiqin, orang-orang musyrikin.
عَلَيْهِمْ دَآئِرَةُ السَّوْءِ

“Maka mereka dikelilingi oleh kejelekan.”

وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
“Dan Allāh marah kepada mereka."
Menunjukkan bahwa diantara sifat Allāh adalah الغضب

الظَّآنِّينَ باللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ
“Yang mereka bersangka kepada Allāh dengan persangkaan yang buruk.”
Persangkaan kepada Allāh yang buruk contohnya banyak. Misalnya dalam hati seseorang ada persangkaan bahwasanya Allāh tidak akan menolong orang-orang yang bertakwa, tidak akan menolong Nabi-Nya. Maka ini buruk sangka kepada Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dia lah yang akan mengalahkan,

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ فِي ٱلۡحَیَوٰةِ ٱلدُّنۡیَا وَیَوۡمَ یَقُومُ ٱلۡأَشۡهَـٰدُ
“Sungguh Kami akan menolong para Rasul dan orang-orang yang beriman baik di dalam kehidupan dunia maupun di kehidupan akhirat.” [QS Ghafir : 51]
Dan Allāh mengatakan,

لَأَغۡلِبَنَّ أَنَا۠ وَرُسُلِي
"Sungguh Aku akan mengalahkan mereka, demikian pula para Rasul-Ku.” [QS Al-Mujadilah: 21]
Maka keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwasanya agama Allāh ini akan tertolong dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan menolong hamba-Nya, orang-orang yang beriman.

Adapun orang-orang yang berburuk sangka kepada Allāh, maka mereka mengatakan bahwasanya Allāh tidak akan menolong para hamba-Nya. Ini adalah ظن السوء ~ ini adalah persangkaan yang jelek kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Di antara berprasangka yang jelek kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat-sifat kekurangan, mentasybih Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menyerupakan Allāh kepada makhluk, maka ini adalah persangkaan yang jelek kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jadi keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla

ليس كمثله شىء
“Tidak ada yang serupa dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

Adapun orang yang mensifati Allāh dengan sifat kurang, maka ini adalah termasuk berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian keyakinan bahwasanya kebathilan yang akan menguasai kebenaran, ini juga termasuk ظن السوء. Ini termasuk persangkaan yang tidak baik kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan, 

هُوَ ٱلَّذِیۤ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِینِ ٱلۡحَقِّ لِیُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّینِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ
“Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah mengirim Rasul-Nya dengan petunjuk dan juga agama yang lurus/benar, supaya Allāh Subhānahu wa Ta’āla menampakkan agama ini di antara seluruh agama walaupun orang musyrikin tidak menyukai”. [QS At-Taubah: 33 dan Ash-Shāf: 9]
Setelahnya beliau mengatakan kelanjutan ayat tadi [QS Al-Fath: 6],

وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ
"Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla pun marah kepada mereka itu (orang-orang yang berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla).”
Berarti harus kita tetapkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat marah.

Kemudian setelahnya firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

وَلَكِن مَّن شَرَحَ بِآلكُفْرِصَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ آللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
"Akan tetapi orang yang berlapang dada dengan kekufuran, maka dia akan mendapatkan amarah dari Allāh, dan dia akan mendapatkan adzab yang besar.” [QS. An-Nahl :106]

Orang yang membuka dadanya menerima dengan lapang kekufuran maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan membencinya.

وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
“Dan dia akan mendapatkan adzab yang besar.
Ucapan Allāh,

فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللَّهِ
“Dan mereka akan mendapatkan amarah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”

Ini menunjukkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat marah. Sehingga kewajiban kita sebagai seorang Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah menetapkan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat marah ini.

Tentunya tidak sama dengan sifat marah yang dimiliki oleh makhluk. Karena makhluk ketika dia marah, terkadang marahnya tanpa sebab, marahnya karena sesuatu yang sepele, kemudian di sana ada prosesnya, di sana ada darah yang memanas atau mendidih maka ini adalah sifat marah bagi makhluk.

Adapun sifat marah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka tidak sama dengan sifat marahnya yang dimiliki oleh makhluk.

ليس كمثله شىء
“Tidak ada yang serupa dengan Allāh Subhanahu wa Ta’ala.”
Maka ketika Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan kepada kita menetapkan sifat marah bagi diri-Nya kewajiban kita adalah menetapkannya.

Juga tidak boleh kita mengingkari dan tidak boleh kita mentakwilnya dengan takwil-takwil yang batil. Karena ada sebagian orang di sana mentakwil. Mengatakan bahwasanya, الغضب maksudnya adalah إرادة الانتقام. Yang dimaksud الغضب adalah keinginan untuk membalas. Itu dinamakan الغضب. Takwil mereka demikian, jadi mentakwil الغضب dengan إرادة.

Ini adalah takwil yang tidak berdasar dan yang shahih bahwasanya الغضب ini harus ditetapkan bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla sesuai dengan keagungan-Nya. Tidak sama dengan الغضب, marah yang dimiliki oleh makhluk.

Kemudian di sana ada ayat yang menguatkan yaitu menguatkan kebatilan orang yang mentakwil الغضب dengan إرادة الانتقام. Yaitu firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

فَلَمَّآ ءَاسَفُونَا ٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ
“Ketika mereka membuat marah Kami, maka Kami membalasnya.” [QS Az-Zukhruf: 55]
Para Ulama menjelaskan, di sini Allāh Subhānahu wa Ta’āla membedakan antara membuat marah Allāh dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan balasan. Dua sifat yang berbeda antara sifat marah dengan keinginan untuk memberikan balasan.

Oleh karena itu orang yang mentakwil الغضب ini dengan keinginan untuk membalas ini jauh dari kebenaran. Apa yang menjadikan dia mentakwil demikian? Tidak lain tidak bukan karena tujuannya satu yaitu ingin mensucikan Allāh dari tasybih.

Kita katakan, keinginan kita itu baik untuk mensucikan Allāh dari keserupaan dengan makhluk tetapi bukan dengan meniadakan atau menolak apa yang sudah Allāh kabarkan.

(1) Kabar yang datang kepada kita, kita benarkan dan tidak boleh kita dustakan. (2) Kemudian yang kedua, kita meyakini bahwasanya sifat yang terkandung di dalam ayat tadi dan juga hadits adalah sesuai dengan keagungan Allāh, tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh makhluk.
Baik, demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan in sya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
0

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.