F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-79 Pembahasan Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Memiliki Wajah Dzul Jalaali Wal Ikram

Audio ke-79 Pembahasan Bahwa Allah Subhānahu wa Ta’ala Memiliki Wajah Dzul Jalaali Wal Ikram
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 KAMIS| 07 Jumadal Ula 1444 H | 01 Desember 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-79

📖 Pembahasan Bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla Memiliki Wajah Dzul Jalaali Wal Ikrām ( بالجلال و الإكرام )

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه، ومن والاه

Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.

Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatu syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah. Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh.

Setelah menerangkan kepada kita tentang sifat ridha, kemudian sifat benci, kemudian sifat marah, semua itu harus kita yakini sesuai dengan keagungan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Maka beliau mendatangkan sebuah sifat yaitu sifat wajah bagi Allāh.

Kita dengarkan apa yang beliau ucapkan: 

ونؤمن بأن لله تعالى وجها موصوفا بالجلال والإكرام

Dan kita beriman bahwasanya Allāh memiliki wajah yang disifati dengan جلال و الإكرام.
  • Al-Jalāl (الجلال) artinya kebesaran.
  • Al-Ikrām (الإكرام) artinya pemuliaan.
Kita harus meyakini bahwasanya Allāh memiliki wajah, dan wajah Allāh sesuai dengan keagungan-Nya, tidak sama dengan wajah yang dimiliki oleh makhluk.

Yang disifati dengan kebesaran dan kemuliaan berdasarkan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَـٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ
"Dan akan tetap wajah Rabb-Mu, yang memiliki pengagungan dan juga pemuliaan.” [QS Ar-Rahman: 27]
Allāh mengatakan وَيَبْقَىٰ dan akan tetap, adapun selain Allāh maka mereka akan binasa.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
"Masing-masing yang ada di permukaan bumi ini akan binasa (hancur).” [QS Ar-Rahman: 26]
Adapun wajah Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan tetap, Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang Maha Kekal dan Dialah Al-Akhir.

Allāh telah mensifati wajah ini dengan sifat kebesaran dan juga pemuliaan. Berdasarkan firman Allāh:

وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَـٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ
"Dan akan tetap wajah Rabb-Mu, yang memiliki kebesaran dan juga pemuliaan.”
Ayat ini jelas menunjukkan tentang sifat Allāh yaitu sifat wajah dan kewajiban kita adalah menerima dan beriman dengan apa yang disampaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam Al-Qurān,  dan yang dimaksud dengan جلال adalah kebesaran.

Dzul Jalaal (ذُو ٱلْجَلَـٰلِ) artinya yang memiliki kebesaran. Jadi wajah Allāh memiliki sifat ini.
 
Walikraam (وَٱلْإِكْرَامِ) dan wajah Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat ikrām yaitu memuliakan.

Tentang masalah ikrām ini, ada dua makna tetapi ini berbicara tentang ayat yang lain yaitu firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

تَبَٰرَكَ ٱسۡمُ رَبِّكَ ذِي ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ
"Berbarakah nama Rabb-mu yang memiliki kebesaran dan juga pemuliaan.”  (Ar-Rahman: 78)
Di sini di dalam surat Ar-Rahman: 78 disifati dengan ذِي ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Adapun pada ayat yang tadi (QS Ar-Rahman: 27) disebutkan oleh syaikh maka yang disifati tentang ذُو ٱلْجَلَـٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ  adalah wajah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kalau berdasarkan ayat yang kedua (QS Ar-Rahman: 78) تَبَٰرَكَ ٱسۡمُ رَبِّكَ ذِي ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ, karena tidak ada di sini syahid wajah (tidak ada penyebutan wajah), maka yang dimaksud dengan ذِي ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ yang memiliki kebesaran dan juga pemuliaan.

Maka ini ada dua makna:

1. Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dialah yang memberikan kemuliaan kepada para hamba Nya.

Memberikan kemuliaan kepada mereka dengan pahala yang besar, memasukan mereka ke dalam Surga. Sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dia lah ذِي ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ. Kalau ذِي ٱلۡجَلَٰلِ jelas bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang Maha Besar.

Allāh yang memiliki pemuliaan maksudnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang memuliakan hamba-hamba Nya dengan pahala yang besar (dengan Surga).

2. Atau ada yang mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan "yang memiliki pemuliaan" di sini adalah karena makhluk yaitu hamba-hamba-Nya memuliakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, sehingga Allāh Subhanahu wa Ta'ala yang memiliki pengagungan dan pemuliaan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla memuliakan hamba-Nya dengan pahala dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dimuliakan (diagungkan) oleh hamba-Nya. Ini adalah keterangan tentang masalah sifat wajah.

Sekedar catatan ada sebagian orang yang mentakwil wajah ini dengan ثواب yaitu pahala. Maka ini adalah takwil yang tidak benar, takwil yang keliru. Tidak sesuai dengan kaidah-kaidah di dalam masalah nama dan sifat Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang intinya dalam kaidah-kaidah tadi, kita diwajibkan untuk meyakini dan menetapkan apa yang Allāh tetapkan tanpa kita menyerupakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan makhluk atau sifat tadi dengan sifat makhluk.

Baik, demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan in sya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.