F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tazkiyatun Nufus – 07 – Sebab-sebab Tazkiyatun Nufus Bagian 1 - Tawakkal dan Memahami Agama

Tazkiyatun Nufus – 07 – Sebab-sebab Tazkiyatun Nufus Bagian 1 - Tawakkal dan Memahami Agama
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tazkiyatun Nufus : ❝ SEBAB-SEBAB TAZKIYATUN NUFUS #1 - TAWAKKAL DAN MEMAHAMI AGAMA ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Tazkiyatun Nufus – 07 – Sebab-sebab Tazkiyatun Nufus Bagian 1 - Tawakkal dan Memahami Agama

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dijaga oleh Allah Rabbul alamin. Kita lanjutkan kajian kitab tazkiyatun nafs. Kali ini saya akan membacakan fasal tentang sebab-sebab tazkiyatun nafs atau sebab-sebab jiwa menjadi suci.

Sebab-sebab tazkiyatun Nafs (Sebab-sebab yang dengannya jiwa menjadi suci)

Tazkiyatun nafs itu terwujud dengan beberapa sebab. Jika seorang hamba melakukannya, niscaya Allah berikan Taufik dan hidayah sehingga jiwanya menjadi suci. Allah akan menolongnya dan Allah akan memberikan kemampuan sehingga jiwanya menjadi suci. Diantara sebab-sebab tersebut adalah sebagai berikut

Sebab pertama: Tawakal dan Berdoa

Tahap awal dalam tazkiyatun nafs adalah tunduknya seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla agar Allah mensucikan jiwanya, mengilhamkan petunjuk-Nya dan membantu dirinya agar selalu di atas ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.

Jadi sebab yang pertama bahkan yang paling utama yaitu tawakal dan berdoa.

صدق اعتماد القلب على الله لاستجلاب المصالح ودفع المضار
Tawakal itu adalah hati yang bersandar kepada Allah secara jujur dalam mendapatkan kebaikan dan menolak keburukan baik terkait dengan urusan dunia maupun urusan akhirat.
Disini dikatakan tawakal dan berdoa. Konsekuensi dari tawakal adalah berdoa. Orang yang bersandar kepada Allah maka dia akan meminta kepada Allah dan Allah memerintahkan kita untuk berdoa, meminta kepada-Nya Allah berfirman,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Mintalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya"
Bahkan Allah marah kepada orang yang tidak meminta kepada Allah. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasul Shallallahu alaihi wasallam,

مَنْ لَمْ يَسْأَلْ الله غَضَبَ اللهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa yang tidak meminta kepada Allah maka Allah marah kepadanya"
Jadi tahap awal bahkan yang paling utama dalam tazkiyatun nufus adalah tunduknya seorang hamba kepada Allah agar Allah mensucikan jiwanya. Dia serahkan secara jujur dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, kemudian dia minta agar Allah mengilhamkan memberikan kepadanya petunjuk, membantu dirinya agar selalu di atas ketaatan kepada Allah.

Sebab kedua: memahami agama, التفقه في الدين (berusaha memahami agama)

Yakni, seorang hamba berusaha untuk memahami syariat dan mengetahui agama Allah Azza wa Jalla. Karena sungguh, sucinya jiwa akan terwujud dengan menunaikan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam tingkatan tazkiyatun nafs ada dua, pertama dengan melaksanakan syariat, yang kedua dengan meninggalkan larangan.

Disini dikatakan sucinya jiwa akan terwujud dengan menunaikan ketaatan kepada Allah. Padahal tidak mungkin kita bisa taat kecuali dengan agama dan syariat. Demikian pula tidak mungkin seseorang mengamalkan syariat kecuali dengan ilmu dan pemahaman terhadap agama Allah.

Jadi sucinya jiwa dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah. Ketaatan kepada Allah yaitu dengan melaksanakan syariat Allah. Dan kita tidak mungkin melaksanakan syariat Allah, melaksanakan agama Allah kalau kita tidak memahami agama Allah, tidak memahami syariat Allah. Dan bagian yang kedua dalam mensucikan jiwa ini kita harus berusaha memahami agama.

Oleh karena itu para ulama lebih mulia daripada yang lain dikarenakan ilmu yang Allah ta'ala berikan kepada mereka bahkan para ulama disebut sebagai pewaris para nabi.

إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ
"Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi"
Ibadahnya seorang alim tidaklah sama dengan ibadahnya orang selain alim ketika mereka diberikan Taufik untuk beramal. Ibadah orang yang berilmu ya berbeda dengan ibadah orang yang bodoh karena orang yang berilmu beribadah di atas ilmu yang dengan ilmu itu dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dengan baik. Oleh karena itulah dalam sebuah hadis yang telah disepakati kesahihannya
nabi bersabda,
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
"Siapa saja yang dikehendaki baik nasibnya oleh Allah Azza wa Jalla niscaya Allah Azza wa Jalla akan memberikan untuknya pemahaman dalam agama. (HR. Bukhari no.71 dan Muslim no.1037)
Allah Tabaraka wa Ta'ala menjadikan kepahaman dalam agama sebagai sebab untuk segala kebaikan berupa ilmu maupun amal. Karena ilmu itu adalah paham, sebagaimana disebutkan oleh Al imam Al Bukhari "العلم الفهم" ilmu itu yang kita pahami dan ilmu itu yang diamalkan sebagaimana dikatakan oleh Al imam Ahmad

إنما العلم خشية الله
"sejatinya ilmu itu adalah takut kepada Allah". ilmu itu yang diamalkan.
Jadi paham akan agama itu adalah pintu ilmu dan amal. Oleh karenanya, belajar ilmu dan mendalami agama merupakan sebab paling utama terhadap sucinya jiwa. Hal itu karena amal-amal ibadah akan menjadi baik dengan dua perkara (syarat diterimanya amal):
  1. Niat yang ikhlas karena Allah
  2. Mengikuti petunjuk nabi Sallallahu alaihi wasallam (mutaba'ah)
Syarat diterimanya amal itu dua,

Yang pertama dilakukan dengan ikhlas sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta'ala firmankan

ومَا أُمِرُوْا إِلاَّلِيَعْبُدُاللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْن
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama…[Al-Bayyinah: 5]
Yang kedua disebut dengan istilah mutaba'ah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Lalu bagaimana bisa sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam jika kita tidak punya ilmunya, bagaimana amal ini sesuai dengan tuntunan Rasul jika kita tidak memiliki ilmu. Jika tidak sesuai dengan tuntunan baginda nabi Shallallahu alaihi wasallam maka amal tersebut ditolak. Sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda nabi shallallahu alaihi wasallam,

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa yang melakukan satu amalan tanpa ada tuntunannya dari kami maka amalan tersebut tertolak".
Dan karenanya, di antara sebab paling penting suatu amalan bisa menjadi lebih utama adalah ikhlas dan mutaba'ah.

Semakin amalan itu ikhlas maka semakin baik atau semakin amalan itu sesuai dengan tuntunan nabi maka amalan itu lebih utama.

Apabila seorang muslim memiliki pemahaman yang baik atas agamanya, niscaya ia mengetahui bagaimana salatnya menjadi lebih baik, ia mengetahui bagaimana puasanya bisa menjadi lebih baik, bagaimana shodaqohnya bisa menjadi lebih baik, bagaimana dzikirnya menjadi lebih baik, dan bagaimana Amar ma'ruf nahi mungkarnya bisa menjadi lebih baik. semua itu dengan sebab ilmu.

Jika orang yang beramal sadar akan sebab-sebab keutamaan amal, maka ia akan meyakini bahwa amal itu sendiri berbeda-beda keutamaannya dengan banyak sebab.

Amal itu punya beragam sebab yang dengannya amal itu bisa lebih utama dan penulis menulis kitab yang membahas tentang masalah tersebut yang berjudul تجريد الاتباع في أسباب التفاضل في الأعمال "Tajriadul Ittibaa' fii Asbaabit Tafaadhulil A'maal" yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul "Sebab-sebab keutamaan amal"

Jadi amal itu bisa lebih utama bisa lebih berkualitas dan ingat semakin berkualitas Amalan yang dilakukan oleh seorang hamba maka akan semakin menjadi sebab sucinya jiwa.

Shalat dengan menyempurnakan sunnah-sunahnya tentu dengan menjaga rukun, kewajiban dan syarat-syaratnya, itu tidak seperti salat yang tidak sempurna. Jika demikian salat seorang hamba pada setiap waktu dan keadaan, maka tidak diragukan ia termasuk orang yang paling baik salatnya untuk Allah, yang dengan sebabnya ia mendapatkan ketinggian derajat dan kesucian jiwa di sisi Allah, sebagaimana ibadah pun menjadi lebih utama dengan sebab-sebab lainnya. Nah, mengetahui sebab ini semuanya dengan ilmu

Maka, amalan-amalan ibadah dapat menjadi lebih utama ditinjau dari:
  • Kontinuitasnya ( terus-menerusnya)
  • Dari sisi proporsionalnya (kesesuaiannya dengan tuntunan Baginda nabi shallallahu alaihi wasallam)
  • Dari sisi lebih memberikan manfaat bagi manusia (semakin besar manfaatnya kepada orang lain maka akan semakin bermanfaat)
  • Dari sisi penunaiannya di waktu atau tempat yang lebih utama (misalnya sedekah di 10 terakhir bulan Ramadan itu lebih utama daripada shodaqoh di hari-hari yang lain)
  • Dan sebab-sebab lainnya yang menjadikan amal lebih utama dan mulia di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala.

    Dan semua ini membutuhkan ilmu.
Karena itulah tatkala nabi Shallallahu alaihi wasallam ditanya tentang amal yang paling utama, maka beliau menjawabnya dengan jawaban yang beragam. Para ulama telah membicarakan hal ini dalam ceramah-ceramah mereka (sebagaimana dijelaskan dalam kitab Tajriadul Ittibaa' fii Asbaabit Tafaadhulil A'maal)

Siapa saja yang mempelajari masalah ini, niscaya ia dapati bahwa ini merupakan bab yang luas dari bab-bab amal kebaikan. Dan siapa saja yang diberikan Taufik untuk beramal dengannya yaitu di atas cara tersebut dan di atas dalil-dalil yang ditunjukkan oleh sejumlah nash, niscaya ia termasuk orang-orang terdepan menuju seutama-utama amalan dan setinggi-tinggi derajat di sisi allah subhanahu wa ta'ala. Dan semua ini membutuhkan ilmu sehingga kita tahu bagaimana amal itu bisa lebih utama di sisi allah subhanahu wa ta'ala.

Jadi pada kesempatan ini ya saya menyampaikan kepada saudara-saudara, sahabat-sahabat sekalian bahwa di antara sebab sucinya jiwa adalah kita
  • Bertawakal dan berdoa
  • Memahai agama /belajar agama,التفقه في الدين
Kita tidak mungkin taat kepada Allah kalau kita tidak memahami agama Allah karena ketaatan itu dengan melaksanakan agama Allah, melaksanakan syariat Allah dan kita tidak mungkin bisa melaksanakan syariat Allah kalau kita tidak punya ilmunya.

Karena itulah Al imam Al Bukhari mencantumkan satu bab di dalam kitab shahihnya العلم قبل القول والعملAl ilmu qoblal qauli wal amali "ilmu sebelum berucap dan sebelum beramal".

Diantara amal itu lebih berkualitas adalah ketika kita punya ilmu tentang sebab-sebab keutamaan. Semakin kita tahu maka itu semakin memungkinkan bagi kita untuk beramal dengan lebih utama dengan lebih bagus kualitasnya

Sahabat sekalian yang semoga diberikan semangat, senantiasa semangat dalam belajar agama. Diberikan Istiqomah di atas Islam dan Sunnah, demikianlah apa yang bisa saya sampaikan yang sedikit ini semoga bermanfaat, bahkan semoga menjadi sebab bagi kita selamat di alam kubur, menjadi sebab bagi kita untuk mendapatkan surga-Nya.

Sahabat sekalian, jangan pernah meremehkan perbuatan baik karena kita pun tidak tahu dengan sebab apa kita masuk surga.

لا تحقرن من المعروف
“Jangan pernah engkau merendahkan, meremehkan perbuatan baik.”
Apa yang kita lakukan ini perbuatan baik, belajar agama ini walaupun hanya 10 menit, 12 menit tapi ini perbuatan baik, yang jika kita ikhlas dicatat oleh Allah sebagai kebaikan. Jangan lupa pula untuk menyampaikan ilmu yang telah betul-betul kita fahami ini kepada orang lain, Wabilkhusus kepada keluarga kita sendiri

قوا أنفسكم و أهليكم نارا
“Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka.”
Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.