F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-170: Lima Poin Pesan Penting dari Pemateri

📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-203
🌏 https://grupislamsunnah.com
🗓 JUM'AT, 16 Jumadil Akhir 1445 H / 29 Desember 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi mulai dari Takbir sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah

💽 Audio ke-170: Lima Poin Pesan Penting dari Pemateri

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.

Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Di akhir penjelasan tentang Kitab Sifat Shalat Nabi ini, saya ingin menyampaikan lima poin yang sangat penting yang InsyaaAllah bermanfaat untuk diri saya, juga InsyaaAllah bermanfaat bagi para Jamaah sekalian.

Poin yang pertama yang ingin ana sampaikan adalah:
Syukurilah nikmat ilmu yang sampai kepada kita

1. Syukurilah nikmat ilmu yang sampai kepada kita.

Alhamdulillah kita sudah menyelesaikan pembahasan Kitab Sifat Shalat Nabi. Ini merupakan karunia yang sangat besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memudahkan kita, kita tidak akan bisa menyelesaikan kajian kitab ini. Semua berkat pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan karena kita yang hebat, kita yang rajin, tidak. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita untuk menyelesaikan pembahasan kitab ini.

Dan ini merupakan nikmat yang sangat besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka syukurilah nikmat ilmu yang sudah sampai kepada kita.
Bagaimana mensyukurinya?
Syukurilah dengan mengamalkannya.
Dan syukurilah dengan menyebarkannya kepada orang lain.

Percuma kita belajar bila tidak kita amalkan. Karena tujuan belajar yang paling inti adalah untuk diamalkan. Kita nanti akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat nanti, apa yang sudah kita amalkan dari ilmu kita. Kemudian, ilmu ini kalau tidak diamalkan akan hilang. Sebaliknya, kalau diamalkan ilmu ini akan menancap di hati kita.

Maka syukurilah ilmu dengan mengamalkannya. Kemudian syukurilah ilmu dengan menyebarkannya kepada orang lain. Sangat sayang sekali, kalau kebaikan ini hanya berhenti di diri kita saja. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengatakan,

❲ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ❳
"Salah seorang dari kalian tidak akan sempurna imannya sampai dia menginginkan kebaikan untuk saudaranya seperti dia menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri."
Bukankah kita senang ilmu ini sampai kepada kita? Maka harusnya kita senang ilmu ini sampai kepada orang lain. Sebarkan ilmu ini kepada orang lain. Manfaatnya akan sangat besar sekali. Setiap orang lain yang kita sampaikan ilmu ini mengamalkan ilmu kita, maka kita akan mendapatkan pahala seperti pahala orang tersebut mengamalkannya.
Jangan merasa cukup dengan ilmu yang sudah kita dapatkan

2. Jangan merasa cukup dengan ilmu yang sudah kita dapatkan.

Kenapa?
Karena ilmu agama ini, itu ibarat lautan yang sangat luas sekali dan yang kita tahu baru sedikit sekali. Maka saya sarankan dengan sangat untuk segera mencari target baru dalam mencari ilmu.

Dan ingat selalu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala,

{ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ }
(Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, -ed)
Apabila engkau telah selesai dari suatu amalan, maka tetaplah untuk bekerja keras dalam amalan yang lain.

Kalau kita selesai melakukan satu kebaikan, maka cari kebaikan yang lainnya. Segera cari kebaikan yang lainnya. Kita selesai menuntut ilmu dengan membaca kitab ini, maka segera cari kitab lain untuk kita belajar, untuk kita pelajari.

Ayat tersebut mengajarkan kepada kita untuk tidak berhenti dalam melakukan kebaikan. Jangan sampai berhenti untuk melakukan kebaikan. Selesai kebaikan yang satu, maka segera ikuti dengan kebaikan yang baru. Begitu seterusnya sampai ajal menghentikan kita.

Dalam belajar juga demikian. Kita belajar menyelesaikan satu disiplin ilmu, maka segera cari disiplin ilmu yang lainnya.

Dalam amalan dakwah juga demikian. Kita punya target-target dakwah. Ketika dakwah yang satu selesai, target atau programnya selesai, segera cari program dakwah yang lainnya.

{ فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ }
Selesai dari amalan kebaikan yang satu, maka segera lakukan amalan kebaikan yang lainnya.
Poin yang ketiga yang ingin ana sampaikan:
Jangan banyak memperdebatkan masalah ilmu agama

3. Jangan banyak memperdebatkan masalah ilmu agama.

Jangan banyak berdebat dalam masalah ilmu agama. Kenapa demikian? Karena biasanya orang yang banyak berdebat itu sedikit amalnya. Naudzubillahi min dzalik.

Fokus untuk mengamalkan ilmu yang sudah sampai kepada kita beserta dalil-dalilnya. Ilmu yang sampai kepada kita ada dalilnya, kita tahu dalilnya, amalkan. Fokus pada itu. Adapun orang lain, nanti berbeda dengan kita, maka jangan sampai kita dipusingkan dengan itu. Yang penting kita punya pegangan dalil dan dalilnya sahih.

Memang orang tidak boleh ta'ashub (tidak boleh fanatik) dengan pendapatnya. Tapi ketika mengamalkan sesuatu, seseorang harus punya pegangan. Amalan saya ini pegangannya dalil ini. Nanti kalau misalnya berdiskusi dengan orang lain, kita merasa dalil kita lemah, kita boleh beralih ke pendapat lain karena kita diarahkan ke dalil lain yang lebih kuat. Karena kita mengikuti dalil lain yang lebih kuat. Itu urusan nanti, urusan ketika mengamalkan. Yang penting kita punya sesuatu yang kita bisa jadikan pegangan untuk mengamalkan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
Ulang-ulanglah ilmu yang sudah kita pelajari

4. Ulang-ulanglah ilmu yang sudah kita pelajari.

Jangan hanya sekali selesai baca, terus kita tinggalkan selama-lamanya. Ulang ya, kita selesai baca Sifat Shalat Nabi, ulang dari awal. Baca cepat tidak ada masalah, yang penting kita ingat kembali apa yang pernah kita pelajari, terutama kalau kita belajar dari seorang guru.

Kemudian memberikan banyak catatan-catatan tambahan. Itu perlu dibaca, karena biasanya seorang guru ketika memberikan catatan tambahan, itu tidaklah dia sampaikan kecuali karena memang sangat penting untuk disampaikan. Kalau tidak penting untuk disampaikan, maka seorang guru yang baik tidak akan memperpanjang pembahasan dengan sesuatu yang tidak penting.

Orang yang memperpanjang pembahasan yang tidak penting itu karena dia tidak punya pembahasan lain. Orang yang memberikan faedah, biasanya karena dia melihat faedah itu sangat penting untuk disampaikan. Dan itu faedah ilmu. Dia senang dengan faedah itu sampai kepada orang lain sebagaimana dia senang ketika mendapatkan faedah itu.
Belajar agama tanpa terikat mazhab tertentu

5. Belajar agama tanpa terikat mazhab tertentu dan jangan taklid

Ketika kita selesai mempelajari Kitab Sifat Shalat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, kita mendapatkan satu pelajaran yang sangat berharga. Pelajaran berharga banyak, tapi saya ingin menyampaikan ini, bahwa sebenarnya kita bisa belajar agama tanpa terikat mazhab tertentu.

Saya sangat mencintai semua mazhab terutama empat mazhab: Mazhab Imam abu Hanifah (mazhab Hanafi), Mazhab Maliki, Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hambali. Tapi bukan berarti kita harus terikat dengan salah satunya. Bukan berarti kita harus terikat dengan salah satunya. Kita bisa menjadikan mazhab-mazhab tersebut sebagai sumber ilmu kita. Semuanya. Ketika semuanya sepakat, kita ambil sebagaimana mereka sepakat. Ketika mereka berbeda pendapat, kita bisa mengambil pendapat yang paling bagus dari mazhab-mazhab yang ada, yaitu pendapat yang paling dekat dengan dalil Al-Qur’an dan Sunnah.

Dan nyatanya kita bisa seperti itu. Dengan mempelajari kitab ini kita bisa shalat sebagaimana Rasulullah ajarkan. Ini pelajaran yang sangat berharga. Jadi tidak perlu kita bingung dengan ajakan orang-orang yang mengatakan, ayo kita belajar fiqih sesuai dengan mazhab-mazhab tertentu! Ajakan ini benar ya, tidak ada masalah. Para ulama juga dulu banyak yang mengambil cara ini. Tidak ada masalah di sini. Tapi ini bukan kewajiban.

Dan di sana ada cara yang lebih praktis dari itu, yaitu membaca kitab-kitab yang langsung menghubungkan kita dengan sumber aslinya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, sebagaimana kita mempelajari bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam shalat dengan buku yang dikarang oleh Syaikh Albani rahimahullahu Ta'ala, Sifat Shalat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.

Bab-bab lain juga demikian ya. Kita bisa mempelajari agama ini tanpa harus mengikat diri kita dengan mazhab tertentu. Dan inilah yang dulu dilakukan oleh para Imam. Dulu para Imam demikian. Imam Abu Hanifah, apakah belajar dengan cara harus dari kitab mazhab tertentu? Imam Malik, apakah belajar dari kitab mazhab tertentu? Imam Syafi'i apakah belajar dari kitab mazhab tertentu? Imam Ahmad Ibn Hambal, apakah belajar dari kitab mazhab tertentu? Tidak. Para sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam , para tabi'in, apakah mereka belajar fiqih dari kitab mazhab tertentu? Tidak.

Saya bukan sedang menjelekkan kitab mazhab yang ada. Tidak. Saya sangat menghormati kitab-kitab tersebut dan kita juga mengambil faedah yang sangat banyak dari kitab-kitab itu. Tapi saya sedang mengingkari orang-orang yang mengatakan "kita wajib dan kita harus, dan yang paling baik adalah mempelajari agama melalui kitab tertentu dan tidak boleh keluar dari kitab mazhab tertentu."

Ini yang saya ingkari. Yang saya katakan ini ajakan yang tidak baik ketika kita mengharuskan kaum muslimin untuk mempelajari fiqih dari kitab mazhab tertentu dan tidak boleh untuk keluar dari apa yang disebutkan dalam mazhab tertentu.

Kita jadikan semua mazhab fiqih sesuatu yang sangat berharga, kita hargai semuanya. Ketika mereka menyebutkan penjelasan yang sama, kita ikuti. Ketika mereka menyebutkan penjelasan yang berbeda-beda, maka kita ambil penjelasan yang paling baik yaitu penjelasan yang sesuai dengan Al-Qur'an, yang Sunnah, menurut yang kita pahami dan dipahami oleh para salaful ummah.

Demikian yang bisa ana sampaikan. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memudahkan kita semuanya untuk menyelesaikan pembahasan Kitab Sifat Shalat Nabi. Mudah-mudahan apa yang kita dapatkan dari kajian-kajian ini bermanfaat bagi kita semuanya. Mudah-mudahan Allah berkahi ilmu kita, dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan taufik-Nya untuk bisa mengamalkan semua ilmu yang sampai kepada kita dengan baik dan mudah, dan bisa menyebarkannya kepada orang lain.
Aamiin aamiin ya rabbal 'alamin.

صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.