F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-80 Pembagian Jatah Hari dalam Poligami Bagian Kedua - Hak Bermalam Mendapatkan Pelayanan

Audio ke-80 Pembagian Jatah Hari dalam Poligami Bagian Kedua - Hak Bermalam Mendapatkan Pelayanan - Fiqih Nikah / Baiti Jannati
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA| 20 Rabi’ul Akhir 1444H | 15 November 2022M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-080

📖 Pembagian Jatah Hari dalam Poligami Bagian Kedua


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه أما بعد

Kaum muslimin anggota grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ketika bermalam, ini hal yang paling krusial, paling prinsip dalam hubungan rumah tangga suami istri adalah urusan bermalam. Karena ini merupakan hak terbesar dalam rumah tangga. Ketika istri anda layani, anda pun mendapatkan pelayanan dari istri anda.

Dan bermalam, kebersamaan, itu merupakan konsekuensi terbesar dari hubungan pernikahan. Karena انكاح dalam bahasa Arab itu artinya أضم (bersatu). Persatuan suami istri itu akan menjadi intense, menjadi nyata ketika malam hari. Karenanya ini merupakan hal yang paling krusial dalam hubungan rumah tangga seorang yang berpoligami.

Bagaimana dia memastikan bahwa masing-masing dari istrinya mendapatkan hak bermalam, mendapatkan hak pelayanan dari anda bermalam di sisinya. Menemaninya melalui malam hari yang panjang.

Walaupun secara hitungan jam, bisa jadi malamnya berbeda. Kadang malam panjang, yang sebelahnya malamnya menjadi pendek. Kadang malamnya diisi dengan hubungan yang harmonis, kadang malam dilalui dengan hubungan yang kurang harmonis, kadang ada tamu, kadang tidak ada tamu.

Intinya kebersamaan dalam melalui malam tersebut itu harus ditunaikan secara sama rata, secara adil. Allah Subhānahu Wa Ta'ala telah menggambarkan akan hal ini dalam firman-Nya,

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ ۖ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. [QS An-Nisa': 129]
Wahai kaum suami, setelah anda memahami bahwa kewajiban adil itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar.

Tetapi semua orang pun sadar bahwa menegakkan keadilan yang seutuhnya, 100% betul-betul sama rata. Perilaku, sikap, kemudian keharmonisan, kemesraan dalam bermalam tidak akan pernah sama.

Kenapa? Karena ini hal yang bersifat natural (alami). Ada rasa, ada cinta, ada keharmonisan, ada imbal balik dalam hubungan rumah tangga. Sehingga berbagai aspek ini menjadikan seorang suami mustahil untuk bisa betul-betul memperlakukan seluruh istrinya sama rata. Pasti ada beda rasa pula.

Sehingga Allah katakan, “Tidak mungkin kalian bisa menegakkan keadilan yang seutuhnya kepada istri-istri kalian.” Namun demikian, walaupun hubungan rumah tangga itu sarat dengan aspek emosional, aspek-aspek yang bersifat perasaan dan itu seringkali di luar kontrol, di luar kendali manusia.

Ketika istri pertama pandai merayu, pandai melayani, maka suamipun akan harmonis. Demikian pula ketika istri kedua bisa mengimbangi maka In syaa Allah ada keharmonisan yang dirasakan oleh semua orang.

Namun kadangkala seorang wanita kurang pandai bermesraan, kurang pandai bercumbu, dan merayu suami. Demikian pula suami kadang juga kurang pandai menciptakan suasana yang harmonis, apalagi suasana hari tersebut kadang kala juga berbeda. Maka ini pasti akan menimbulkan perbedaan interaksi antara masing-masing istri. Sehingga tidak mungkin seutuhnya adil. Tetapi Allah Subhanahu Wa Ta'ala menekankan, walau itu sesuatu yang mustahil untuk bisa betul-betul adil, Allah katakan,

فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ

Apapun yang terjadi jangan sampai engkau mengabaikan istrimu, menelantarkan istrimu. Sampai-sampai dia bagaikan seseorang yang engkau gantung. Tidaklah dia sebagai seorang istri yang mendapatkan pelayanan dan keharmonisan, tidak pula dia seorang janda yang bisa menikahi lelaki lain.

Anda harus berjuang untuk menciptakan suasana, menciptakan kondisi yang harmonis. Sehingga istri merasa dia betul-betul sebagai istri, merasa dia mendapatkan kasih sayang dan cinta dari seorang suami, merasa dia mendapatkan tempat yang spesial dalam rumah tangganya.

Bukan sebaliknya, justru dia didiskreditkan karena dia misalnya kurang bisa menerima madunya ataukah karena dia cekcok dengan madunya akhirnya suami berat sebelah (memihak kepada salah satu istri). Ini satu hal yang ironis.

Makanya dalam ayat ini walaupun adil itu sesuatu yang mustahil bisa di tegakkan seutuhnya, tetapi suami harus berjuang sekuat tenaga menciptakan kondisi yang harmonis.

Suami harus berjuang menciptakan suasana pada perasaan dan persepsi istrinya, bahwa dia seorang istri yang seutuhnya, dia seorang istri yang betul-betul menjadi seorang ratu di dalam istana rumah tangganya.

Karena itu Allah katakan,

فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ

Jangan sampai engkau betul-betul condong kepada satu dari sekian istrimu. Sehingga engkau menyebabkan istrimu yang lain,

كَالْمُعَلَّقَةِ

Bagaikan sesuatu yang tergantung.

Istri itu tergantung, dia tidak merasakan sebagai istri yang disanjung, dimuliakan, dihargai, dilayani atau dipuja dan disanjung, tetapi dia juga tidak menjadi seorang janda yang bebas untuk menikah (menjalin hubungan dengan lelaki lain dengan pernikahan baru).

Artinya apa? Anda sebagai seorang suami adalah pihak yang paling bertanggung jawab menciptakan suasana harmonis, menciptakan suasana yang mesra, menciptakan rasa pada istri anda bahwa dia betul-betul anda perlakukan selayaknya seorang istri yang anda muliakan, anda sanjung, anda layani dan anda muliakan.

Ini yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Kurang dan lebihnya saya mohon maaf.

بالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.