F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-75 Pembahasan Dalil Keempat dan Kelima Tentang Allah Mencintai Dan Dicintai - Adil dan Ihsan

Audio ke-75 Pembahasan Dalil Keempat dan Kelima Tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala Mencintai Dan Dicintai - Adil dan Ihsan
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 01 Jumadal Ula 1444 H | 25 November 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-75

📖 Pembahasan Dalil Keempat dan Kelima Tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla Mencintai Dan Dicintai


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه


Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.

Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.

Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh tentang masalah إثبات صفة المحبة kepada Allāh.

Ayat yang selanjutnya yang menunjukkan tentang bahwasanya Allāh mencinta dan Allāh dicinta adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

4. QS Al-Hujurat: 9


وَأَقْسِطُوٓا۟ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
"Dan hendaklah kalian berbuat adil, sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berbuat adil.” [QS Al-Hujurat: 9]
Di sini Allāh Subhānahu wa Ta’āla memerintahkan kita orang-orang yang beriman untuk berbuat adil. Dengan siapa saja berbuat adil di antara istri, berbuat adil di antara anak-anaknya dalam pemberian, dalam ciuman, kita berbuat adil kepada anak-anak kita.

Kalau kita adalah seorang pemimpin berbuat adil kepada rakyatnya, tidak menzhalimi mereka, bahkan kita diperintahkan untuk berbuat adil kepada diri kita sendiri. Sebagian orang berbuat adil kepada orang lain tapi kepada dirinya sendiri kadang dia tidak adil.

Misalnya memforsir, memaksa dirinya untuk melakukan sebuah amal shalih misalnya, sementara dia tidak memperhatikan istirahat bagi dirinya sendiri, maka ini kezhaliman, seseorang harus berbuat إقساطا yaitu berbuat adil dalam seluruh perkara. Diri kita punya hak, istri kita punya hak, anak-anak kita punya hak.

فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ
“Hendaklah kalian memberikan setiap orang yang punya hak, haknya.” [HR Bukhari 6139]
Jangan sampai kita menzhalimi mereka

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
"Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berbuat adil.”
Berusahalah untuk berbuat adil, sehingga mendapatkan kecintaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Ayat tadi disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam Surat Al Hujaarat ayat 9.

Kemudian setelahnya beliau membawakan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

5. QS Al-Baqarah: 195


وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan hendaklah kalian berbuat baik, berbuat ihsan sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang berbuat ihsan.” [QS Al-Baqarah: 195]
Ini amalan yang juga membawa kita kepada kecintaan Allāh, yaitu ihsan. Ihsan secara bahasa adalah artinya berbuat baik. Maknanya ada dua:

1. Ihsan di dalam muamalah kita kepada Allāh
Maksudnya adalah baik muamalah kita kepada Allāh, yaitu dalam ibadah kita kepada Allāh. Bagaimana ihsan dalam ibadah kita kepada Allāh berusaha untuk benar-benar memperbaiki amal ibadah kita. Masuk di dalam ayat ini:

وَأَحْسِنُوا

Hendaklah kalian perbaiki amalan kalian. Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang memperbaiki amalannya.

Bagaimana memperbaiki amalan? Memperbaiki amalan adalah dengan memperbaiki batin kita dan juga zhahir kita dalam beramal. Memperbaiki batin kita dalam beramal adalah keikhlasan, hilangkan riya', hilangkan sum'ah, hilangkan keinginan-keinginan duniawi. Ini memperbaiki batin dari diri kita.

Dan dalam beramal kita juga dituntut untuk memperbaiki zhahirnya, Perbaiki, perbagus. Bagaimana caranya? Dengan menyesuaikan amalan tersebut dengan sunnah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Dengan demikian kita memperbaiki baik zhahir maupun batin. Zhahirnya kita mengikuti Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, bathin kita adalah ikhlas karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla

وَأَحْسِنُوا ۛ

Hendaklah kalian berbuat baik. Perbaikilah amalan kalian. Sesungguhnya Allāh mencintai orang-orang yang muhsinin. Orang-orang yang memperbaiki amalannya. Orang-orang yang semakin ikhlas semakin dia memperbaiki amal shalihnya maka akan semakin dicintai oleh Allāh. Itu makna yang pertama.

2. Makna yang kedua dari Ihsan adalah di dalam muamalah kita dengan makhluk yaitu berbuat baik kepada mereka

وَأَحْسِنُوا ۛ

Hendaklah kamu berbuat baik. Yaitu berbuat baik kepada makhluk yang lain, kepada manusia, kepada orang tua:

وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ[البقراه : ٨٣]

Kita berbuat baik kepada kerabat, berbuat baik kepada anak yatim, berbuat baik kepada orang-orang miskin, berbuat baik kepada tetangga yang dekat maupun yang jauh dan seterusnya. Maka ini adalah termasuk ihsan.

Perbuatan baik kepada orang lain.

وَأَحْسِنُوا ۛ

Hendaklah kalian berbuat baik kepada orang lain. Dengan apa yang ada pada kalian kalau kita bisa berbuat baik kepada harta kita, kita berbuat baik kepada orang lain dengan harta tersebut atau dengan ucapan yang baik itu juga termasuk ihsan.

Ketika dia mendapatkan musibah, kita katakan, “Bersabarlah, semua ini ada hikmahnya, setiap kesusahan pasti ada kemudahan". Ini ucapan yang baik dan ini adalah termasuk ihsan.

Demikian pula berbuat baik dengan perbuatan kita, membantu orang yang butuh bantuan, mengangkatkan barang, mengambilkan sesuatu maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla mencintai orang-orang yang berbuat baik. Termasuk di dalam makna ayat ini.

Jadi ihsan ada dua macam seperti yang tadi kita sebutkan dan di dalam hadits Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika ditanya oleh malaikat jibril:

ما لإحسان

Beliau mengatakan:

أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

"Hendaklah engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, kalau engkau tidak melihatnya maka Allāh sesungguhnya melihatmu.” [HR Muslim: 8]
Ini adalah makna ihsan yang pertama yaitu ihsan beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Itu adalah beberapa ayat yang dibawakan pengarang rahimahullah yang menetapkan tentang sifat mahabbah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Maka, jangan kita ragu-ragu lagi bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat mahabbah dan ini bukan tasybih, tapi kita katakan bahwasanya mahabbah tersebut adalah sesuai dengan keagungan Allāh.

Kita ambil beberapa kesimpulan:

Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat mencintai, sifat mahabbah.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla dicintai. Allāh mencintai kemudian yang kedua Allāh dicintai. Allāh mencitai wali-wali-Nya, Allāh mencintai orang yang sabar, Allāh mencintai orang yang adil, Allāh mencintai orang yang berbuat ihsan, orang yang bertakwa. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dicintai dengan dalil yang disebutkan oleh syaikh.

Kemudian, kesalahan tentunya orang yang mengingkari sifat mahabbah bagi Allāh dengan dalih, dengan alasan bahwasannya ini adalah tasybih. Dengan alasan ini menyerupakan Allāh dengan makhluk. Kita katakan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat mahabbah tidak sama dengan mahabbahnya makhluk. Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat mahabbah yang sesuai dengan keagungan-Nya.

Kemudian, tadi kita sampaikan tentang masalah kejujuran di dalam mencintai Allāh ini ada tandanya, ini ada cirinya. Cirinya adalah dengan mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Ini adalah tanda dan juga ciri seseorang benar-benar mencintai Allāh Subhānahu wa Ta’āla apabila dia mengikuti Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.

Kemudian masalah orang yang melakukan bid'ah di dalam agama maka pada hakekatnya ini adalah celaan terhadap Al-Qurān dan sekaligus ini adalah celaan terhadap Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam. Sehingga kewajiban kita semuanya adalah mengikuti Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan ini adalah bentuk kecintaan kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Akhirnya kita sampai kepada akhir dari pertemuan ini. Semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberkahi dan menjaga antum semuanya di manapun antum berada

والله تعالى عالم وبالله التوفق والهدية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.