🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN| 04 Jumadal Ula 1444 H| 28 November 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-76
📖 Pembahasan Dalil Pertama Tentang Allāh Subhānahu wa Ta’āla Memiliki Sifat Ridha (Bagian 01)
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و اصحابه، ومن والاه
Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh dan insyaAllah kita akan masuk pada pembahasan yang baru yaitu tentang sifat ridha bagi Allāh Azza wa Jalla.
Beliau mengatakan,
ونؤمن بأن الله تعالى يرضى ما شرعه من الأعمال والأقوال
"Dan kami beriman (Ahlus Sunnah wal Jama'ah), meyakini, bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla meridhai apa yang Dia syari'atkan berupa amalan dan perbuatan, berupa amalan dan ucapan."
Apa yang Allāh syari'atkan terkadang bisa berupa ucapan seperti tasbih, tahmid. Orang mengucapkan subhanallah, mengucapkan alhamdulillah, Laa Ilaaha Illallah, membaca Al-Qurān, beramar ma'ruf nahi mungkar, memberikan ucapan yang baik, nasihat yang baik, maka ini adalah apa yang Allāh syari'atkan berupa ucapan.
Dan di sana ada perbuatan yang disyari'atkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla sholat, berjihad, membayar zakat, berhaji, berpuasa, membantu orang yang mengangkat sesuatu, maka ini semua termasuk apa yang disyari'atkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Maka kita sebagai seorang muslim, sebagai seorang Ahlus Sunnah harus meyakini bahwasanya apa yang Allāh syari'atkan itu diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Tidak mungkin Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensyari'atkan sesuatu yang tidak diridhai oleh Allāh. Tidak mungkin Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensyari'atkan sebuah ucapan yang tidak dicintai oleh Allāh. Pasti apa yang disyari'atkan oleh Allāh itu diridhai baik berupa ucapan maupun perbuatan.
ويكره ما نهى عنه منها:
"Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla membenci apa yang Allāh larang.”
Ini harus kita imani. Allāh Subhānahu wa Ta’āla membenci apa yang Allāh larang. Setiap apa yang Allāh larang baik berupa perbuatan maupun berupa ucapan. Yang berupa perbuatan berzina, riba, minum-minuman keras, maka ini adalah dilarang di dalam agama dan dibenci oleh Allāh. Berupa ucapan seperti ghibah, (membicarakan kejelekan orang lain), namimah (mengadu domba), kadzib (dusta) ini di antara yang dilarang oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Maka keyakinan kita sebagai seorang ahlus sunnah seorang muslim, bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla membenci apa yang Dia larang. Tidak mungkin Allāh Subhānahu wa Ta’āla mencintai apa yang Dia larang dan tidak mungkin Allāh Subhānahu wa Ta’āla benci terhadap apa yang Dia syari'atkan.
Apa dalilnya, Beliau mendatangkan firman Allāh Azza wa Jalla:
1. QS. Az-Zumar: 7
إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ ٱلْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا۟ يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ
[QS. Az-Zumar: 7]
إِن تَكْفُرُوا۟
“Kalau kalian kufur (mengingkari).”
Diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla nikmat, kemudian seseorang mengingkari apa yang Allāh berikan. Mungkin mengingkari dengan hatinya atau mengingkari dengan lisannya padahal nikmat-nikmat tersebut adalah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kalau kalian kufur kepada Allāh, mengingkari nikmat yang sudah Allāh berikan.
فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ
"Maka seseungguhnya Allāh Maha Kaya dari kalian."
Maha Kaya, yaitu tidak butuh dengan kalian. Atau diartikan bahwasanya تَكْفُرُوا۟ di sini adalah kufur yang besar. Seandainya kalian mengingkari Allāh tidak beriman kepada Allāh, tidak beriman dengan Rasul yang telah diutus, tidak beriman dengan kitab Allāh, dengan syari'at Allāh. Apakah yang demikian akan memudharati Allāh?
Jawabannya:
فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ
"Sesungguhnya Allāh tidak butuh dengan kalian.”
Allāh tidak butuh dengan manusia, Allāh tidak butuh semua makhluk. Allāh Subhānahu wa Ta’āla di antara namanya adalah (al Ghani) yang Maha Kaya. Seandainya hancur seluruh apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi maka yang demikian tidak akan memudharati Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Seandainya seluruh manusia kufur kepada Allāh, dengan kufur yang sebesar-besarnya maka yang demikian tidak akan mengurangi kerajaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tidak akan mengurangi kekuasaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Bahkan yang termudharati adalah makhluk itu sendiri. Merekalah yang termudharati dengan sebab kekufurannya. Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak mensyaratkan kepada mereka iman kecuali untuk maslahat mereka sendiri bukan untuk Allāh.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ¤ مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ ¤ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ
"Dan tidaklah Ku ciptakan jin dan juga manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menginginkan dari mereka rezeki dan Aku tidak menginginkan dari mereka supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allāh Dialah yang memberikan rezeki dan Dialah yang memiliki kekuatan yang kokoh." [QS Adz Dzariyat: 56-58]
Kita yang butuh Allāh, kita yang butuh untuk beriman, kita yang memerlukan ketaatan dan juga amal shalih. Dengannya kita bisa hidup baik, tentram hidup kita
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ
"Orang-orang yang beriman dan tenang hati-hati mereka dengan dzikir kepada Allāh." [QS Ar-Ra’d: 28]
Hati ini yang menciptakan adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dia tidak akan tenang, tidak akan tentram kecuali dengan syari'at Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Harus dengan syari'at maka dengannya akan baik kehidupan kita.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ
"Wahai manusia kalian ini adalah sangat fakir dan sangat butuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dia-lah yang Kaya dan Dia-lah yang Maha terpuji." [QS Al Fathir: 15]
إِن تَكْفُرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنكُمْ ۖ
"Kalau kalian kufur kepada Allāh maka sesungguhnya Allāh tidak butuh dengan kalian.”
Kitalah yang butuh, kita butuh dengan keimanan, keislaman, ketaatan.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan in sya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment