📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-148
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 JUM'AT, 27 Rabi'ul Awwal 1445 H / 13 Oktobber 2023 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Musyaffa Ad Dariny, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Kitab Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya) karya Asy Syekh Al-Albani Rahimahullah
💽 Audio ke-115: Pembahasan tentang Manakah yang lebih Utama Memperlama Berdiri ataukah Memperbanyak Sujud? (Bag 02)
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ.
Kaum muslimin dan kaum muslimat yang saya cintai karena Allah, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati dan diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan bersama-sama mengkaji sebuah kitab yang sangat bagus yang ditulis oleh Asy Syekh Al-Albani rahimahullah, yakni kitab Sifat Shalat Nabi atau sebagaimana judul aslinya Shifatu Shalatin Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam Minattakbiri Ilattaslim Ka-annaka Taraha (Sifat Shalat Nabi Mulai dari Takbir Sampai Salamnya Seakan-akan Anda Melihatnya).
Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta'ala beliau mengatakan, bahwa berdiri itu punya keutamaan sendiri dan sujud itu punya keutamaan sendiri. Maka sebaiknya seseorang ketika shalat menjaga kedua-duanya.
Ketika dia memperlama berdiri maka dia memperlama rukun-rukun yang lainnya; ketika dia memperpendek berdiri maka perpendek rukun-rukun yang lainnya, kata beliau. Dan inilah yang dipraktikkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Jangan perbedaannya terlalu lama. Jangan sampai perbedaannya terlalu lama; berdirinya lama sekali ternyata rukuknya, sujudnya terlalu sebentar. Jangan seperti ini. Tapi kalau berdirinya lama, lamakan rukuk dan sujudnya. Tapi kalau berdirinya sebentar maka perpendek rukuk dan sujudnya.
Tapi kalau kita melihat dalil-dalil secara keseluruhan, maka kita akan lebih condong dengan lamanya berdiri lebih afdal daripada banyaknya sujud. Karena adanya hadits satu yang sangat kuat menunjukkan hal tersebut. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dahulu pernah menyabdakan,
❲ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ طُولُ الْقُنُوتِ ❳
"Shalat yang paling mulia adalah shalat yang panjang berdirinya" (HR. Muslim no. 756)
Shalat yang paling mulia adalah shalat yang panjang berdirinya, dan hadits ini sangat kuat untuk menjadi dalil pendapat yang kedua, bahwa memperlama berdiri itu lebih afdal daripada memperbanyak sujud.
Kalau ada yang bertanya, "Ustadz, di dalam sujud ada keutamaan yang tidak ada di dalam rukun berdiri, keutamaan apa itu? Keutamaan bahwa ketika sujud, kita paling dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini tidak ada ketika berdiri.
Bukankah ini bisa menjadi penguat pendapat yang pertama? Bahwa memperbanyak sujud lebih utama daripada memperlama berdiri? Kita katakan, dengan kaidah yang disebutkan oleh para ulama, kadang-kadang sesuatu yang keutamaannya lebih rendah itu punya keistimewaan yang tidak ada di dalam sesuatu yang keutamaannya lebih tinggi.
Jadi misalnya ada sesuatu yang tidak begitu mulia, atau mulianya, tapi mulia tapi dia tingkatannya masih rendah; ada sesuatu yang mulia tingkatannya tinggi. Kadang-kadang yang ini punya keistimewaan yang tidak ada pada yang tinggi ini.
Contohnya apa Ustadz? Contohnya banyak. Misalnya, ada banyak ulama yang mereka lebih alim daripada sebagian sahabat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam, misalnya sahabat-sahabat yang jarang belajar kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, sibuk dengan kehidupannya sehari-hari atau mereka jauh dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tapi mereka seorang sahabat. Dengan ulama-ulama yang datang setelahnya, mereka punya ilmu yang tinggi, tapi kita katakan sahabat lebih mulia daripada ulama-ulama tersebut, karena dia seorang sahabat. Sehingga di sini para ulama tersebut punya keistimewaan yang tidak dimiliki oleh sebagian sahabat tadi.
Contohnya lagi misalnya, Nabi Musa kalau kita bandingkan dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Mana yang lebih mulia? Dua-duanya mulia. Tapi mana yang lebih mulia antara Nabi Musa dan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam? Jelas lebih mulia Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Tapi Nabi Muhammad tidak punya tongkatnya Nabi Musa. Nabi Musa punya keistimewaan, beliau punya tongkat. Diberikan mukjizat berupa tongkat yang tongkat tersebut bisa berubah menjadi ular yang sangat besar; tongkat tersebut bisa membelah lautan. Dan beliau juga punya mukjizat-mukjizat yang lainnya, seperti tangan yang bisa bersinar, yang tidak dimiliki oleh Rasulullah.
Bukan berarti dengan mukjizat tongkatnya Nabi Musa, Nabi Musa lebih mulia daripada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam. Karena kadang-kadang sesuatu yang keutamaannya lebih rendah itu memiliki keistimewaan dan keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh sesuatu yang lebih tinggi.
Begitu pula antara berdiri dengan sujud. Dua-duanya sesuatu yang mulia. Ada keistimewaan-keistimewaan di dalam sujud yang tidak ada dalam rukun berdiri, tapi rukun berdiri tetap lebih afdal, karena banyaknya dalil yang menunjukkan hal tersebut. Dan karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dahulu lebih memilih lamanya berdiri daripada banyaknya sujud.
Wallahu Ta'ala A'lam.
Demikianlah yang bisa kita kaji pada kesempatan kali ini. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan diberkahi oleh Allah Jalla wa 'Alaa.
InsyaaAllah kita akan lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ.
══════ ∴ |GiS| ∴ ══════
Post a Comment