🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT| 09 September 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-65
📖 Sifat Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Bagian Pertama
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى وسلم وبارك على نبينا محمد و على آله وصحبه و من تبعهم بإحسان الى يوم الدين أما بعد
Alhamdulillah kembali kita dimudahkan oleh Allāh pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan kajian tentang masalah aqidah.
Masih kita membahas kitab yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah yang berjudul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, sebuah kitab yang ringkas berisi tentang aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang berintikan pada rukun iman yang 6.
Dan kita masih membahas pada rukun yang pertama yaitu beriman kepada Allāh. Alhamdulillah pada kesempatan yang lalu kita sudah membaca bersama keterangan beliau tentang sifat datang dan sifat turun bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Kita lanjutkan pada kesempatan kali ini, in syaa Allāh kita akan bersama membahas tentang masalah sifat iradah bagi Allāh.
⇒ Iradah artinya adalah berkehendak atau berkeinginan.
Beliau rahimahullah mengatakan:
ونؤ من بأنه تعالى: فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
"Ahlus Sunnah wal Jama'ah beriman (meyakini, mempercayai) bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dia-lah yang فعال لما يريد (Maha melakukan apa yang Dia kehendaki).”
Fa'alun (فعال) artinya adalah yang sangat melakukan apa yang dikehendaki. Fa'il ( فعل) artinya melakukan.
Ayat ini menunjukkan kepada kita:
Pertama | Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat iradah, karena Allāh mengatakan فعال لما يريد (Dia-lah yang Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki).
Menunjukkan bahwasanya Allāh memiliki sifat iradah sesuai dengan keagungan-Nya. Iradah Allāh (kehendak Allāh, keinginan Allāh) tidak sama dengan keinginan yang kita miliki.
Makhluk memiliki kehendak, manusia memiliki iradah, jin juga memiliki iradah, hewan juga memiliki iradah dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat iradah dan sifat iradah Allāh adalah sesuai dengan keagungan-Nya, sifat iradah yang sempurna. Tidak sama dengan sifat iradah yang dimiliki oleh makhluk. Maka jelas ayat ini menunjukkan kepada kita tentang sifat iradah ini.
Dan di sana ada ayat-ayat yang lain yang cukup banyak yang menunjukkan kepada kita semua tentang penetapan sifat iradah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di dalam ayat yang lain Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan (sekedar contoh saja) sebagian yang Allāh sebutkan di dalam Al-Qur'an di antaranya di dalan surat Al-Kahfi ayat 39.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
وَلَوۡلَآ إِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ
Di sini disebutkan, “dan seandainya ketika engkau memasuki kebunmu, engkau mengatakan مَاشَآءَاللّهُ Ma syaa Allāh (dengan kehendak Allāh)”. Artinya kebun ini menjadi baik dan indah, subur seperti ini adalah karena kehendak Allāh.
Kemudian juga firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam surat Al-Baqarah ayat 253.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلَ ٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَـٰتُ
"Dan seandainya Allāh menghendaki, niscaya orang-orang yang datang setelah mereka tidak akan saling berperang satu dengan yang lain.”
⇒ Kalau Allāh menghendaki, berarti Allāh mempunyai kehendak.
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan di dalam surat Al-Maidah ayat pertama.
إِنَّ ٱللَّهَ يَحۡكُمُ مَا يُرِيدُ
"Sesungguhnya Allāh menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.”
Dan Allāh mengatakan:
فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَـٰمِ
"Maka barangsiapa yang Allāh kehendaki untuk diberikan hidayah, Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan membuka dadanya untuk menerima agama Islam.” [QS Al-An’am:125]
Ini adalah beberapa ayat yang menunjukkan kepada kita semuanya bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla memiliki sifat iradah.
Dan di dalam ayat ini Allāh mengatakan:
فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ
"Allāh Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki.”
Berbeda dengan makhluk, ini bedanya antara kita dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
⇒ Beda antara iradah kita dengan iradah Allāh.
Kalau Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka Allāh Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki.
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Sesungguhnya urusan Allāh, apabila Allāh menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.” [QS Yasin: 82]
Itu adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Di dalam ayat yang lain Allāh mengatakan:
إِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيد
"Sesungguhnya Allāh melakukan apa yang Dia kehendaki”. [QS Al-Hajj: 14]
Adapun makhluk (kita semua) maka kita adalah makhluk yang مُدَبَّرٌ - mudabbar. Dan kehendak kita di bawah kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita laksanakan.
Ada di antara kita yang ingin menjadi seorang dokter, tapi tidak sampai dia menjadi seorang dokter, banyak yang menghalangi (mungkin) dari sisi biaya, kemampuan.
Ada di antara kita yang ingin belajar di Saudi Arabia, dia punya keinginan yang kuat, semangat yang kuat, sudah melakukan berbagai cara, berbagai sebab namun hanya sebatas angan-angan atau sebatas keinginan saja. Belum ditakdirkan oleh Allāh (belum tercapai).
Keadaan kita demikian, kita memiliki iradah tetapi tidak semua apa yang kita kehendaki (semua yang kita inginkan) kemudian bisa kita laksanakan (bisa kita capai).
Ini menunjukkan kepada kita bedanya iradah Allāh dengan iradah makhluk.
Akhirnya kita sampai pada akhir dari pertemuan kali ini. Kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita semuanya dan menjaga hati kita, menetapkan kita di atas agama Islam sampai kita bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Itulah yang bisa kita sampaikan.
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment