F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-66 Sifat Iradah Allah Subhanahu wa Ta’ala Bagian Kedua : Iradah Kauniyah

Audio ke-66 Sifat Iradah Allah Subhanahu wa Ta’ala Bagian Kedua : Iradah Kauniyah - Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 12 September 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-66

📖 Sifat Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Bagian Kedua: Iradah Kauniyah


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى وسلم وبارك على نبينا محمد و على آله وصحبه و من تبعهم بإحسان الى يوم الدين أما بعد


Alhamdulillah kembali kita dimudahkan oleh Allāh pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan kajian tentang masalah aqidah.

Masih kita membahas kitab yang dikarang oleh syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah yang berjudul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Beliau rahimahullah mengatakan:

ونؤمن بأن إرادته تعالى نوعان :

Dan kita (Ahlus Sunnah) beriman bahwasanya kehendak (iradah) Allāh Ta'ala ada 2 (dua) jenis:

Darimana kita mengatakan ucapan demikian?
Darimana kita mengetahui iradah Allāh ada 2 (dua)?
Tidak lain kecuali kita kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits.

Apakah di sana ada Qur'an atau Hadits yang menyebutkan iradah ada 2 (dua)? Tentunya tidak! Para ulama menyimpulkan yang demikian dari istiqra' yaitu membaca secara keseluruhan, meneliti secara keseluruhan dalil-dalil yang ada di dalam Al-Qur'an dan Hadits, kemudian mereka menyimpulkan (menemukan) bahwasanya iradah Allāh ada 2 (dua) jenis.

Dan ini banyak dilakukan oleh para ulama dari berbagai cabang ilmu, mereka membuat taqsimat (pembagian-pembagian seperti ini) berdasarkan penelitian secara menyeluruh.

Dan ini sangat bermanfaat sekali ketika seseorang bisa mengetahui sesuatu terbagi menjadi sekian, jenis yang pertama adalah demikian, jenis yang kedua maknanya demikian (ini sangat bermanfaat sekali).

Dengannya kita bisa memahami banyak perkara, terkadang sesatnya seseorang atau sebuah aliran disebabkan karena dia tidak mengetahui pembagian dari sesuatu. Sehingga menganggap semuanya sama, kemudian dihukumi sama rata.

Padahal di situ ada beberapa jenis, oleh karena itu perlu seseorang khususnya para penuntut ilmu untuk memperhatikan masalah ini (yaitu) adanya pembagian-pembagian.

Di sini beliau mengatakan: ”Kita beriman bahwasanya iradah Allāh terbagi menjadi dua”.

Apakah dua perkara tadi?

1. Iradah Kauniyyah (كونية)

Iradah yang berkaitan dengan kejadian alam semesta.

Kemudian beliau menjelaskan di sini apa makna iradah kauniyyah.

يقع بها مراده ولا يلزم أن يكون محبوباً له

Iradah kauniyyah ini apa yang diinginkan oleh Allāh terjadi (يقع بها).

Kemudian beliau menambahkan:

ولا يلزم أن يكون محبوبا له

Dan tidak lazim (tidak harus) apa yang terjadi itu dicintai oleh Allāh.

Iradah kauniyyah adalah:
  • Kehendak Allāh dan pasti terjadi.
  • Tidak harus sesuatu yang dicintai oleh Allāh.
Terkadang dicintai oleh Allāh, dikendaki oleh Allāh dan dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dan terkadang dikehendaki oleh Allāh terjadi, tetapi dia tidak dicintai oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Misalnya:
  • Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan ketaatan dan juga maksiat (ini adalah iradah kauniyyah).
  • Allāh menciptakan orang yang beriman dengan orang yang kafir (terjadi dengan iradah kauniyyah).
Allāh menghendaki di sana adanya maksiat dan maksiat tidak dicintai oleh Allāh dan terjadi dengan kehendak Allāh.

Misalnya orang yang minum khamr, orang yang berzinah, orang yang melakukan riba. Mereka melakukan itu dan semua itu dengan kehendak Allāh (masuk dalam kehendak Allāh) dan tidak mungkin terjadi di dunia ini sesuatu yang keluar dari kehendak Allāh (semua dengan kehendak Allāh).

Demikian pula orang yang taat, terjadi dengan iradah kauniyyah Allāh Subhānahu wa Ta’āla ditambah nanti akan disebutkan, plus iradah syar'iyyah juga. Tergabung dua iradah ini pada diri seorang yang beriman. Secara kauniyyah (dikehendaki oleh Allāh), secara syar'iyyah diinginkan oleh Allāh menjadi orang yang bertakwa (beriman).

⇒ Jadi iradah kauniyyah yang ingin kita sampaikan ini tidak melazimkan dia dicintai oleh Allāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan maksiat dan Allāh tidak cinta dengan kemaksiatan, dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan orang kafir dan Allāh tidak cinta dengan orang kafir.

Allāh menciptakan di sana ada orang yang zhalim dan Allāh tidak cinta dengan orang yang zhalim.

و هي التي بمعنى المشيئة

Dan inilah yang semakna dengan al-masyi’ah.

Jadi di sana ada al-masyi'ah, di sana ada iradah kauniyyah (ini sama maknanya). Kalau digunakan di dalam Al-Qur'an “al-masyi'ah” maka yang dimaksud adalah iradah kauniyyah.

⇒ Nama lain (sinonim), sama antara al-masyi'ah dengan al-iradah al-kauniyyah

كقوله تعالى: وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلُوا۟ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

Contoh dari iradah kauniyyah (seperti) firman Allāh (وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلُوا۟ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ) karena iradah kauniyyah sama masyi'ah.

Di sini beliau mengatakan, mendatangkan firman Allāh, كقوله (seperti firman Allāh) وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ (seandainya Allāh menghendaki) niscaya mereka tidak saling berperang.

⇒ Maka al-masyi'ah di sini adalah nama lain dari iradah al-kauniyyah.

وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

"Akan tetapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla melakukan apa yang Dia kehendaki.”
Yaitu iradah kauniyyah, ini menunjukkan tentang iradah kauniyyah bagi Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebagian mengatakan, Allāh tidak mencintai adanya ٱقْتَتَلُ (saling berperang satu dengan yang lain) tetapi kenapa di sini dikehendaki oleh Allāh?

Kehendak di sini adalah kehendak kauniyyah, bukan kehendak syar'iyyah. وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلُوا۟ (seandainya Allāh menghendaki niscaya mereka tidak akan saling berperang satu dengan yang lain).

Masyi'ah di sini adalah iradah kauniyyah dan iradah kauniyyah tidak harus sesuatu yang dicintai oleh Allāh Azza wa Jalla.

Akhirnya kita sampai pada akhir dari pertemuan kali ini. Kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita semuanya, dan menjaga hati kita, menetapkan kita di atas agama Islam sampai kita bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Itulah yang bisa kita sampaikan.

واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.