F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-68 Sifat Iradah Allah 04 : Iradah Kauniyyah dan Syari'yyah Mengikuti Hikmah Allah Taala

🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU| 14 September 2022 M
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-68

📖 Sifat Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla Bag 04: Iradah Kauniyyah dan Syari'yyah Mengikuti Hikmah Allāh Ta'alaa


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله, اللهم صلى وسلم وبارك على نبينا محمد و على آله وصحبه و من تبعهم بإحسان الى يوم الدين أما بعد

Alhamdulillah kembali kita dimudahkan oleh Allāh pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan kajian tentang masalah aqidah.

Masih kita membahas kitab yang dikarang oleh syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, yang berjudul Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Beliau rahimahullah mengatakan,

و نؤ من بأن مراده الكوني والشرعي تابع لحكمته

Dan kita (Ahlus Sunnah) beriman bahwasanya apa yang dikehendaki oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik yang kauniyyah maupun yang syar’iyyah, baik iradah kauniyyah maupun iradah syar’iyyah, keduanya

تابع لحكمته

Ini mengikuti hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Jadi meskipun Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ

"Allāh Maha melakukan apa yang Dia kehendaki.”
Adapun makhluk maka mereka tidak demikian, dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan syari'at sesuai dengan apa yang Dia kehendaki, mensyariatkan sesuai dengan apa yang Dia kehendaki, namun kita beriman dan kita yakini bahwasanya apa yang Allāh kehendaki, baik yang kauniyyah maupun yang syar’iyyah itu, mengikuti hikmah Allāh.

Di antara sifat Allāh adalah memiliki hikmah. Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan, والله عَلِيم حَكِيم ”Dan Allāh itu Maha Mengetahui dan Maha bijaksana.”

إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana" [QS Al Insan: 30]
Artinya hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tidak zhalim, tetapi menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jadi, meskipun Allāh Subhānahu wa Ta’āla Maha Melakukan apa yang Dia kehendaki tapi apa yang Allāh kehendaki sesuai dengan hikmah.
Jadi ini berbeda dengan manusia. Kalau kita dikatakan kepada salah seorang diantara kita, "kerjakan apa yang engkau inginkan, mintalah apa yang engkau inginkan".

Ketika mendengar ucapan ini, maka terkadang sebagian dari kita atau bahkan sebagian besar dari kita, kemudian menyampaikan apa yang dia inginkan tetapi tanpa hikmah. Menyebutkan apa yang diinginkan tetapi tanpa hikmah. Itu keadaan kita.

Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla meskipun Allāh فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ, tapi ini semua mengikuti hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Subhānahu wa Ta’āla apabila menciptakan sesuatu, menyesatkan fulan, memberikan hidayah kepada fulan, menghidupkan, mematikan, menggerakkan, mendiamkan maka itu semua dilakukan oleh Allāh dengan hikmah.

Demikian pula di dalam syariat, Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensyariatkan shalat lima waktu, subuh dua rakaat, dhuhur empat rakaat, ashar empat rakaat, kenapa sujudnya dua kali, ruku'nya satu kali, itu semua adalah dengan hikmah. Jangan kita mengira Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensyariatkan itu semua tanpa ada hikmah dan kosong dari tujuan. Pasti itu semuanya ada hikmah.

إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Allāh itu Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.” [QS Al Insan: 30]
Semuanya ada hikmahnya, baik dalam hal yang berkaitan dengan iradah kauniyyah maupun dengan iradah syar’iyyah. Cuma apakah semua hikmah itu kita ketahui ?

Jawabannya tidak, karena akal kita terlalu pendek, akal kita terlalu kurang, untuk bisa memahami hikmah Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Tapi kita sebagai orang yang beriman, yakin seyakin-yakinnya bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Maha Bijaksana di dalam seluruh perkaranya, iradah syar’iyyah maupun iradah kauniyyah.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

"Apakah kalian mengira bahwasanya kami menciptakan kalian (عَبَثاً) dalam keadaan sia-sia? Dan bahwasanya kalian tidak akan kembali kepada Kami?” [QS Al Mukminun: 115]

Menunjukkan bahwasanya, apa yang Allāh ciptakan di dunia ini semuanya dengan hikmah. Allāh tidak menciptakan sekecil apapun عَبَثاً (sia-sia), termasuk makhluk yang ada disekitar kita yang kita tidak melihatnya atau apa yang ada di dalam tubuh kita yang dia berjalan kita tidak mengetahui dan tidak merasakan jalannya dia. Itu Allāh ciptakan dengan hikmah, pasti! Tidak Allāh ciptakan begitu saja tanpa adanya hikmah.

Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan dalam ayat yang lain,

وَمَا خَلَقْنَا ٱلسَّمَآءَ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَٰعِبِينَ

"Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan juga bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam keadaan bermain-main.” [QS Anbiya: 16]

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan dengan kesungguhan dan dengan hikmah. Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan apa yang ada di antara langit dan bumi. Allāh ciptakan itu dengan hikmah.

Awan yang berjalan, kenapa hari ini berjalannya pelan, kenapa besok dia cepat, kenapa mendung berada di atas daerah A kenapa tidak di daerah B. Semuanya dengan hikmah dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Inilah yang harus kita pahami.

Kalau kita bisa memahami yang demikian, maka In syaa Allāh, bi idznillah akan menjadikan kita semangat untuk taat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan meninggalkan kemaksiatan. Seseorang melakukan ketaatan kepada Allāh, melakukan shalat, berpuasa, berzakat, berhaji dan yakin bahwasanya di balik itu semua ada hikmah yang dalam.

Demikian pula semangat untuk meninggalkan berbagai macam dosa dan juga kemaksiatan. Yakin bahwasanya Allāh ketika mengharamkan sesuatu pasti di situ ada kejelekan dan juga mudharat bagi manusia. Kenapa Allāh mengharamkan zina, kenapa Allāh mengharamkan riba, kenapa Allāh mengharamkan minuman keras, pasti di sana ada mudharat.

Sehingga zaman sekarang banyak penemuan-penemuan, penelitian-penelitian yang mencengangkan dunia, padahal ini sudah dibahas dan sudah turun syariatnya kurang lebih seribu empat ratus tahun yang lalu. Sekarang mereka meneliti dan menemukan, bahwasanya diharamkannya sebuah perkara atau suatu perkara ini di dalamnya ada mafsadah, ada kerusakan demikian dan demikian.

Zina misalnya, betapa banyak penyakit-penyakit kelamin yang ditimbulkan oleh zina, homosex. Kemudian juga riba, apa akibatnya bagi manusia, bagi masyarakat. Minum minuman keras juga demikian.

Banyak orang yang justru menambah keresahan dia, kemudian membawa dia untuk melakukan kemaksiatan yang lain, karena dari minum minuman keras ini, kemudian dia akhirnya berzina, bahkan menghalalkan zina, nauzubillah min zalik, atau berzina dengan keluarganya , kemudian diiringi dengan pembunuhan dan seterusnya.

Maka ketahuilah, bahwasanya di dalam syari'at Allāh maupun apa yang Allāh takdirkan di alam semesta ini, pasti di sana ada hikmah yang dalam.

Akhirnya kita sampai pada akhir dari pertemuan kali ini. Kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan hidayah kepada kita semuanya dan menjaga hati kita, menetapkan kita di atas agama Islam sampai kita bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Itulah yang bisa kita sampaikan.

واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.