F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-56 Allah Subhanahu wa Ta’ala Beristiwa' Di Atas Arsy’ Bagian Ketiga

Audio ke-56 Allah Subhanahu wa Ta’ala Beristiwa' Di Atas Arsy’ Bagian Ketiga - Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SENIN | 29 Agustus 2022 M / 02 Shafar 1444 H
🎙 Oleh : Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-56

📖 Allāh Subhānahu wa Ta’āla Beristiwa' Di Atas Arsy’ Bagian Ketiga


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله و أصحابه ومن والاه

Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.

Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullāh Ta'ala.

Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh. Beliau mengatakan rahimahullāh,

علوه عليه بذاته

Yang dimaksud dengan istiwa' nya Allāh di atas Arsy ini adalah ketinggian Allāh dengan dzat-Nya. Ucapan beliau, بذا ته di sini, untuk menafikan ucapan sebagian orang yang mengatakan bahwasanya Allāh beristiwa' di atas Arsy majas, bukan hakikat.

Maka beliau mengatakan, بذاته untuk menafikan atau mengingkari sebagian orang yang mengatakan, "Iya kami beriman dengan istiwa' Allāh di atas Arsy, tapi ini adalah majas".

Ahlus Sunnah menyakini bahwasanya Allāh beristiwa' di atas Arsy بذاته dengan dzat-Nya, bukan majas. Hakikat Allāh Subhānahu wa Ta’āla beristiwa' di atas Arsy.

Kemudian ucapan beliau, علوا خاصا "Ketinggian yang khusus".

Karena di sana ada dua sifat atau dua jenis (علوا) bagi Allāh:

1.علوا عام

Ketinggian yang umum, dan ini sudah kita sampaikan penjelasannya, yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Maha Tinggi. Dan di dalam Al-Qur'an

وهو العلى العظيم

Maha Tinggi di sini mencakup ketinggian dzat-Nya, ketinggian kedudukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Qadr-Nya dan juga ketinggian kekuasaan Allāh. Ini adalah ketinggian yang umum sifatnya. Di sana ada ketinggian yang khusus,

2. علوا خاصا

Yaitu istiwanya Allāh di atas Arsy.

Kalau ketinggian yang umum maka ini termasuk (صفة ذاتية) sifat yang berkaitan dengan dzat Allāh, Allāh senantiasa memiliki sifat tinggi yang umum ini, tidak pernah terlepas dari Allāh, tidak berkaitan dengan (ما شيئات الله)

Adapun (علو) yang (خاص) ketinggian yang khusus maka ini adalah sifat (فعلية) yaitu berkaitan dengan kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kalau Allāh menghendaki maka Allāh beristiwa', kalau Allāh tidak menghendaki maka Allāh tidak beristiwa’. Ini namanya sifat fi'liyah. Maka yang dimaksud beristiwa' Allāh di atas ‘Arsy adalah ketinggian Allāh yang khusus, dengan kehendak-Nya.

Makanya dalam ayat tadi,

ثُّمَ اسْتَوَى عَلَى العَرْش

"Kemudian Allāh beristiwa' di atas Arsy."

Itu Allāh berkehendak beristiwa' di atas Arsy, berkaitan dengan kehendak Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian ucapan beliau, يليق بجلاله وعظمته,"Sesuai dengan keagungan-Nya dan kebesaran-Nya"

Sesuai dengan keagungan dan kebesaran Allāh. Tidak sama dengan istiwanya makhluk. Karena sebagian makhluk juga beristiwa'. Kita beristiwa' di atas kendaraan kita, orang lain beristiwa' di atas kursinya, atau raja beristiwa' di atas singgasananya, itu adalah istiwa' sesuai dengan kita sebagai seorang makhluk.

Namun Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dialah yang memiliki sifat istiwa' sesuai dengan keagungan-Nya dan kebesaran-Nya.

Dan sebagaimana yang kita sebutkan, bahwasanya Arsy Allāh Subhānahu wa Ta’āla dipikul oleh malaikat, dan ini menunjukkan bahwasanya Arsy ini membutuhkan Allāh. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak butuh kepada Arsy.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah لغني، الصمد. Dia lah yang Maha Kaya, tidak membutuhkan makhluk. Allāh beristiwa’ di atas Arsy dan tidak melazimkan bahwasanya Allāh membutuhkan Arsy.

Kita saja di dunia ini, makhluk berada di atas makhluk yang lain, dan dia tidak butuh dengan yang ada di bawahnya. Awan yang ada di atas kita, dia berada di atas kita, dan dia tidak butuh dengan kita. Tidak melazimkan bahwa Allāh beristiwa’ di atas Arsy, kemudian kita katakan, "Loh berarti Allāh butuh dengan Arsy?"

Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dialah الغني, Dialah الصمد, segala sesuatu butuh kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ

"Wahai manusia sesungguhnya kalian adalah sangat fakir kepada Allāh." [QS Fathir: 15]

Seluruh makhluk adalah sangat fakir kepada Allāh, termasuk di antaranya adalah Arsy, bagaimanapun besarnya dia, luasnya dia, tingginya dia, maka dia tidak bisa berlepas dari pertolongan Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Kalau Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menahannya, niscaya dia tidak akan tetap ditempatnya. Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta’āla Dialah yang memeliharanya, menciptakan dia.

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini, dan Insya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

•┈┈┈••••○○○••••┈┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.