F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tazkiyatun Nufus – 03 – Tingkatan Tazkiyatun Nufus Bag 01

Tazkiyatun Nufus – 03 – Tingkatan Tazkiyatun Nufus Bag 01 - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tazkiyatun Nufus : ❝ TINGKATAN TAZKIYATUN NUFUS #1 ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Tazkiyatun Nufus – 03 – Tingkatan Tazkiyatun Nufus Bag 01



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat BIS Belajar Islam yang semoga dijaga oleh Allah rabbul alamin, kita lanjutkan bahasan kita lanjutkan kajian kitab Tazkiyatun Nafs, dan kali ini saya akan menyampaikan materi tentang maratib tazkiyatun nafsi tingkatan-tingkatan tazkiyatun nafs, bisa dibuka halaman 13.

Secara umum, penyucian jiwa itu memiliki dua tingkatan,
  1. Melaksanakan perintah agama.
  2. Meninggalkan larangan
Karena memang agama itu secara umum terbagi menjadi dua yaitu امتثال أوامر الله واجتناب نواهيه melaksanakan perintah Allah, dan meninggalkan larangan.

Penulis berkata,

مراتب تزكية النفس

Tingkatan tingkatan tazkiyatun nafs (penyucian jiwa).

Tingkatan pertama, yaitu dengan melaksanakan perintah syariat

Penulis berkata,

Yakni seorang muslim menjaga keimanannya dan melakukan sebab-sebab bertambahnya keimanan juga meninggalkan sebab yang menjadikan imannya berkurang, sebagaimana dimaklumi bahwa keimanan itu terkait dengan:
  • Keyakinan
  • Ucapan
  • Perbuatan
Darinya jelas bahwa penyucian jiwa itu kembali kepada tiga bagian tersebut, yaitu keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Jadi iman itu terbagi menjadi 3 yaitu keyakinan, ucapan dan perbuatan. Nah, dalam melaksanakan syariat ini baik syariat berkaitan dengan keyakinan, baik syariat berkaitan dengan perbuatan anggota badan, baik syariat yang berkaitan dengan ucapan

Pertama: Tazkiyatun Nafs yang berkaitan dengan keyakinan.

Maka hal itu terjadi dengan mewujudkan amalan-amalan hati seperti cinta kepada Allah, takut kepada Allah, berharap, tawakkal dan ikhlas hanya kepada Allah dalam beramal, mengagungkan syariat Allah dengan mencintai agama Islam dan kaum muslimin.

Jadi tazkiyatun nafs dalam melaksanakan syariat ini, pertama terkait dengan masalah keyakinan, kita sucikan keyakinan kita. Dan mensucikan hati ini adalah pokok yang dengan keyakinan yang shahih maka akan menjadikan anggota badan, ucapan itu menjadi baik.

Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim,

أَلَا،وَإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً؛ إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ.
“Ingatlah sungguh dalam jasad itu ada sekerat daging. Jika dia baik maka baiklah seluruh jasad. Dan jika dia rusak maka rusaklah seluruh jasad. Ingatlah, ia adalah jantung.”
Jadi dalam hadits ini Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedang menggambarkan peran hati dalam diri manusia, yaitu ibarat jantung dalam fisiknya. Jika jantung rusak, maka rusak pula seluruh badan. Jika hatinya rusak, keyakinannya rusak maka jiwanya pun rusak.

Dan perkara paling utama yang bisa membersihkan jiwa adalah istiqomah di atas syariat, dan istiqomah dalam meluruskan amalan amalan hati sesuai dengan cara yang diridhai oleh Allah azza wa jalla.

Sahabat sekalian amalan amalan hati ini sangat penting untuk diluruskan. Demikian pula keyakinan ini sangat penting untuk diluruskan. Bahkan diantara doa Baginda Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Ya Allah yang membolak balikkan hati. Tetapkanlah hatiku diatas agama-Mu”
Ini menunjukkan bahwa hati itu punya potensi untuk melesat keluar dari agama.

Kedua: Tazkiyatun Nafs yang berkaitan dengan perbuatan.

Seorang hamba mensucikan jiwanya dengan menaati Allah dalam amal anggota badannya. Jelasnya, anggota badan melaksanakan segala perintah Allah seperti shalat puasa, haji dan amar ma’ruf nahi mankar yang berkaitan dengan anggota badan.

Setiap amal anggota badan yang demikian, tentu bisa menjadi sebab sucinya jiwa.. Di antara contoh tazkiyatun nafs dalam bentuk perbuatan tadi shalat, puasa, haji, zakat. Demikian pula amar ma'ruf nahyi munkar dalam bentuk perbuatan karena amar ma'ruf nahyi munkar itu, bisa dalam bentuk perbuatan, bisa dalam bentuk ucapan, bahkan bisa hanya mengingkari dalam hati.

Ketiga: Tazkiyatun Nafs yang berkaitan dengan ucapan lisan.

Yang terwujud dengan membaca Al Quran, berdzikir dan ber-amar ma’ruf nahi munkar dengan lisan. Sungguh ini semua termasuk amalan kebaikan. Karenanya sebelumnya dikatakan, tazkiyatun nafs yang terlarang dan tercela adalah seseorang men-tazkiyah dirinya sendiri dengan pujian, bukan dikatakan bahwasanya yang tercela itu adalah seseorang men-tazkiyah dirinya dengan ucapan.

Ini hanya sebagai catatan saja, Jadi penulis kan mengatakan, bahwa diantara tazkiyatun nafs itu adalah tazkiyatun nafsi dengan lisan atau ucapan. Nah, sebelumnya pada bahasan sebelumnya, penulis pernah menyampaikan bahwa ada tazkiyatun nafsi yang terlarang yaitu tazkiyatun nafsi dengan memuji diri sendiri bukan dengan ucapan. Karena kalau bahasanya dengan ucapan, maka ucapan itu bisa jadi maksudnya adalah menyucikan diri atau menyucikan jiwa dengan melakukan amalan amalan berupa lisan, ini hanya ungkapan saja bahwa penulis di bahasan sebelumnya mengatakan tazkiyatun nafsi yang terlarang itu dengan pujian, pujian lisan gitu.

Jadi, tazkiyah seorang hamba terhadap dirinya melalui ucapan itu terbagi menjadi dua, yaitu:
  1. yang diharamkan, yakni dengan lisan yang memuji dirinya sendiri. Itulah yang terlarang.
  2. yang disyari’atkan, yakni seorang hamba yang men-sucikan diri dengan ucapan-ucapan yang disyari’atkan, yang itu bentuk ketaatan kepada Allah , seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah, dan segala amalan-amalan lisan. Maka hal ini termasuk yang menjadikan jiwa semakin bersih.
Jadi lisan ini tazkiyah nya bisa dua, bisa haram bisa yang sesuai dengan syariat. Yang haram yaitu lisan yang memuji diri sendiri “Saya ini orang shaleh gitu”. Adapun tazkiyah yang sesuai dengan syariat, lisan ini melaksanakan syariat yaitu dengan membaca Al-Quran, dengan berzikir, dengan amar ma'ruf nahyi munkar, dan seterusnya.

Kemudian penulis berkata,

Selanjutnya, semua tazkiyatun nafs dengan melakukan amalan-amalan yang disyariatkan itu semua terbagi menjadi dua, ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat mustahab (anjuran).
  1. Tazkiyatun nafs yang wajib, yaitu perkara yang apabila itu ditunaikan oleh seorang hamba niscaya terwujud padanya iman yang wajib sekaligus ia pun berhak menjadi penghuni Surga dengan menunaikan apa saja yang Allah wajibkan atas dirinya dan meninggalkan yang haram.
  2. Tazkiyatun nafs yang mustahab (dianjurkan), yaitu perkara yang apabila itu ditunaikan oleh seorang hamba niscaya terwujud iman yang mustahab pada dirinya yakni derajat tinggi dalam keimanan di atas iman yang wajib.
Jadi yang kedua adalah tazkiyatun nafs dengan melaksanakan perkara perkara yang mustahab atau yang dianjurkan tentunya setelah dia melaksanakan kewajiban secara sempurna, karena perkara perkara yang mustahab itu tidak berarti ketika perkara yang wajib ditunaikan. Jadi dia sebagai pelengkap sebagai penyempurna.

Karenanya, keimanan itu memiliki dua kesempurnaan:
  1. Kesempurnaan yang wajib, yakni merealisasikan iman dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan yang diharamkan.
  2. Kewajiban yang mustahab, yakni merealisasikan iman dengan melaksanakan amalan yang mustahab setelah menunaikan amalan yang wajib.
Orang yang sempurna iman wajib-nya merupakan Al-Abraar, yakni Ash`haabul Yamiin. Sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta'ala firmankan:

وَأَمَّآ إِن كَانَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ ﴿٩٠﴾ فَسَلَٰمٌۭ لَّكَ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلْيَمِينِ ﴿٩١﴾
“Dan adapun jika ia termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu dari golongan kanan.” (QS. Al-Waaqi’ah [56]: 90-91).
Adapun yang sempurna iman mustahab-nya merupakan As-Saabiquunal Muqarrabuun.

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلسَّٰبِقُونَ ﴿١٠﴾ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلْمُقَرَّبُونَ ﴿١١﴾
“Dan orang-orang yang beriman paling dahulu. Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al-Waaqi’ah [56]: 10-11)
Di footnote ada catatan Syaikh As-Sa’di di rahimahullah menjelaskan,
“Bahwa orang-orang yang berlomba di dunia dalam kebaikan adalah orang-orang yang berlomba dalam akhirat untuk mendapat-kan Surga. Demikianlah sifat mereka. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah, berada di dalam Surga yang penuh dengan kenikmatan, berada di ‘Illiyyiin yang paling tinggi, yang tidak ada lagi tempat di atasnya”
Kesimpulan:
  1. Tingkatan pensucian jiwa secara umum terbagi dua yaitu (1), melaksanakan perintah syariat dan (2), meninggalkan larangan.
  2. Melaksanakan syariat terbagi tiga baik (1), syariat (aturan) agama berkaitan dengan keyakinan, (2), baik aturan agama berkaitan dengan perbuatan, (3), baik aturan agama berkaitan dengan ucapan lisan. Karena memang iman itu terbagi menjadi tiga; keyakinan, ucapan, dan perbuatan.
  3. Melaksanakan amalan syariat itu terbagi dua yaitu (1), ada yang wajib dan (2), ada yang mustahab.

    Orang melaksanakan yang wajib berarti dia sudah melaksanakan minimal keimanannya. Orang yang melaksanakan yang mustahab yang dianjurkan setelah melaksanakan yang wajib secara sempurna, maka dia mendapatkan keimanan yang yang lebih sempurna, daripada tingkatan yang yang pertama.
Sahabat sekalian yang semoga diberkahi oleh Allah rabbul alamin. Demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, dibaca lagi bukunya dibaca lagi di baca lagi, jika ada kalimat yang kurang dipahami dari apa yang tertulis dalam buku ini, silahkan ditanyakan, mudah mudahan kami bisa menjawabnya, mudah mudahan kami bisa menjelaskannya dengan baik.

Buku ini sangat penting sekali karena menjelaskan kepada kita tentang kerangka umum tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa. Semoga bermanfaat.

Akhukum Fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok Pesantren Sabilunnajah Bandung
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.