F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Muqaddimah 11 – Kisah Semangat Para Ulama dalam Menuntut Ilmu - Belajar Islam BIS

Muqaddimah 11 – Kisah Semangat Para Ulama dalam Menuntut Ilmu - Belajar Islam BIS
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Grup WhatsApp BELAJAR ISLAM
Pembina : Ustadz Beni Sarbeni, Lc.
https://bis.belajar-islam.net
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
Materi : 📚 TEMATIK Kisah Semangat Para Ulama Dalam Menuntut Ilmu
Pemateri : Ustadz Beni Sarbeni, Lc. Hafidzhahullah Ta'ala

Kisah Semangat Para Ulama dalam Menuntut Ilmu


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Pada kesempatan ini akan saya sampaikan kisah singkat perjalanan seorang ulama dalam menuntut ilmu. Dia adalah Al Imam Baqi’ Ibnu Makhlad yang berjalan kaki dari Spanyol menuju Baghdad untuk belajar kepada Imam Ahli Sunnah wal Jama’ah, Imam Ahmad.

Singkat cerita Imam Baqi’ Ibnu Makhlad ini minta ditunjuki rumah Al Imam Ahmad bin Hambal.
Kata beliau, “Mereka pun memberitahuku lalu aku mengetuk pintu rumahnya. Beliau keluar dan aku bertanya, ‘Wahai Abu Abdillah, seseorang yang asing telah meninggalkan kampung halamannya. Ini adalah kali pertama aku datang ke tempat ini. Aku ingin belajar hadits dan menguasai Sunnah, sementara tidak ada yang kutuju dari perjalananku ini selain Anda.’

Lalu Imam Ahmad berkata, ‘Masuklah ke dekat tiang itu agar engkau tidak terlihat.’ Aku pun masuk dan dia berkata kepadaku, ‘Darimana asalmu?’ Jawabnya, ‘Jauh ke sebelah Barat.’ Beliau kembali bertanya, ‘Afrika?’ Jawabku, ‘Lebih jauh dari Afrika. Aku harus mengarungi lautan bila ingin pergi dari daerahku ke Afrika. Negeriku adalah Andalus.’

Kemudian Imam Ahmad berkata, ‘Tempatmu sangat jauh. Tidak ada yang aku sukai daripada menjamu orang sepertimu. Akan tetapi aku berada dalam keadaan sedang diuji’ (saat itu Imam Ahmad dibatasi geraknya oleh penguasa karena tidak mau mengatakan bahwa Al Quran itu adalah makhluk melainkan kalamullah).

Kemudian Imam Baqi menjawab, ‘Ya, aku sudah mengetahuinya sejak pertama kali sampai ke tempat ini. Di sini tidak ada orang yang mengenalku. Jika Anda mengizinkan, aku akan datang setiap hari dengan penampilan seorang pengemis. Ketika aku sampai di depan pintu aku akan berkata seperti apa yang dikatakan oleh seorang pengemis. Kemudian Anda pun keluar. Kalaulah Anda tidak mengajarkan kepadaku kecuali satu hadits saja setiap harinya, sungguh itu sudah cukup rasanya bagiku.’

Imam Ahmand pun berkata, ‘Baiklah dengan syarat engkau tidak menceritakannya kepada siapa pun, tidak juga kepada ahli hadits.’ Akhirnya kukatakan, ‘Aku memegang syarat itu.’ Kemudian aku mengambil sebuah tongkat dan membalut kepalaku dengan sehelai kain yang telah lusuh. Lalu aku mendatangi rumah Imam Ahmad dan berteriak, ‘Kasihanilah aku, kasihanilah aku, semoga Allah merahmati Anda.’ Kemudian Imam Ahmad keluar dan aku pun masuk ke dalam rumah. Dia menutup pintu dan mengajarkan kepadaku 2-3 atau lebih dari hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Itulah yang aku lakukan terus hingga meninggal penguasa yang telah mengujinya dan digantikan oleh seseorang yang berpemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Kemudian pada akhirnya Imam Ahmad pun bebas kembali dan dia diberi hadiah beberapa ekor unta dari penguasa tadi. Imam Ahmad telah melihat kesabaranku, maka jika aku mendatangi majelisnya, aku disediakan tempat dan dia menceritakan tentang kisahku dengannya kepada para ahli hadits. Dia mengajarkanku hadits dan aku membacakan hadits di hadapannya. Bahkan ketika aku sakit, dia menjengukku bersama murid-muridnya.”

Kisah ini dibawakan oleh Al Imam Adz Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lamin Nubala dan ditulis oleh Al Ustadz Yazid dalam kitabnya Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga.

Jadi demikianlah perjalanan seorang ulama besar, Imam Baqi’ bin Makhlad, seorang ulama yang wafat pada tahun 276H. Dan pada tahun 221H, beliau melakukan perjalanan ke Baghdad dari Spanyol untuk belajar kepada Imam Ahmad sampai ketika tidak ada kesempatan untuk bermajelis khusus kepada Imam Ahmad karena pada waktu itu Imam Ahmad dalam keadaan sedang dibatasi ruang geraknya oleh penguasa, maka beliau berusaha (berkhilah) agar bisa mendapatkan hadits dari Imam Ahli Sunnah wal Jama’ah, Imam Ahmad.

Demikian pula kita seharusnya berusaha semampu kita untuk thalabul’ilmi. Semoga kisah singkat ini menginspirasi dan menjadi motivasi bagi kita untuk semakin semangat dalam thalabu’ilmi.

Demikianlah materi singkat yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Akhukum Fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.