F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Tazkiyatun Nufus – 02 – Definisi Tazkiyatun Nufus

Tazkiyatun Nufus – 02 – Definisi Tazkiyatun Nufus - AKADEMI BELAJAR ISLAM
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Tazkiyatun Nufus : ❝ DEFINISI TAZKIYATUN NUFUS ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Tazkiyatun Nufus – 02 – Definisi Tazkiyatun Nufus


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Saudara saudara di grup WhatsApp belajar islam yang semoga dimuliakan oleh Allah rabbul alamin, yang semoga diberkahi oleh Allah rabbul alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tazkiyatun Nafs atau Tazkiyatun Nufus. Jadi sebutannya bisa Tazkiyatun Nafs atau Tazkiyatun Nufus. Dan kali ini saya akan membahas definisi Tazkiyatun Nafs secara bahasa dan secara istilah, bisa dibuka bukunya di halaman ke-9 tentang definisi tazkiyatun nafs.

Definisi Tazkiyatun Nafs

Penulis berkata,

Tazkiyatun Nafsi adalah kalimat yang tersusun dari dua kata, yaitu:

Kata pertama, yaitu At Tazkiyah

Secara bahasa, kata At Tazkiyah (التَّزْكِيَةُ) adalah bentuk masdar dari kata زَكَّى – يُزَكِّى – تَزْكِيَةً (zakkaa – yuzakkii – tazkiyatan).
Dan secara bahasa, kata At Tazkiyah (التَّزْكِيَةُ) dan kata Az Zakaa’ (الزَّكَّاءُ) bermakna An Namaa’ (النَّمَاءُ yaitu berkembang) dan Az Ziyadah (الزِّيَادَةُ yaitu bertambah).

Dikatakan dalam ungkapan bahasa Arab, “زَكَى الزَّرْعُ” yang artinya tumbuhan itu berkembang. Bila dikatakan, “زَكَى الْمَالُ” artinya harta itu berkembang. Karena itulah kata Az Zakat (الزَّكَاةُ) di dalam syaria’at dinamakan zakat, karena bisa menjadikan harta semakin bertambah, barakah dan berkembang.

Sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu alaihi wa salam, dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi,

مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ
“Harta seorang hamba tidak akan berkurang dikarenakan shadaqah.”
Shadaqah itu mengembangkan dan menambah harta, tidak mengurangi.

Kata tazkiyah yang di-idhaafah (disambung)kan pada kata an nafs di sini merupakan tazkiyah (penyucian) yang sesuai dengan syariat, yang disebutkan oleh Allah dalam Al Quran maupun oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam Sunnahnya, yakni kebaikan dan keberkahan yang didapatkan oleh seorang Mukmin dengan sebab ia memperhatikan Tazkiyatun Nafs tersebut.

Jadi kata tazkiyah di-idhaafahkan atau disambungkan kepada kata an-nafs, yang nanti secara istilah akan kita bahas apa makna tazkiyatun nafs secara istilah.

Dimana penulis mengatakan bahwa biasanya atau kebanyakannya, tazkiyatun nafsi yang dimaksud dalam ungkapan- ungkapan para ulama adalah tazkiyatun nafsi yang terpuji yaitu mensucikan jiwa. Tadi kita sudah bahas kata yang pertama yaitu kata at-tazkiyah.

Kata kedua, yaitu An Nafs

Kata An Nafsu (النَّفْسُ) yang dimaksud di sini tidak hanya ruh yang terdapat di dalam jasad saja, akan tetapi yang dimaksudkan di sini adalah pensucian hati sekaligus pensucian jiwa yang memberikan pengaruh pada anggota badan.

Oleh karena itu Allah azza wa jalla mengabarkan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan itu didapatkan oleh orang yang mensucikan jiwanya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam surat Asy Syams ayat 9-10,

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا (10)
“Sungguh, beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams [91]: 9-10)
Ayat ini termasuk dalil yang menunjukkan bahwasanya kebahagiaan itu bagi siapa saja yang mensucikan jiwanya. Dan, kebahagiaan itu senantiasa terwujud di diri manusia pada ruh dan badannya. Inilah makna dari Tazkiyatun Nafs (Pensucian Jiwa).

Jadi kata penyusun yang kedua adalah kata An-Nafs. Penulis menekankan disini bahwa yang dimaksud dengan An-Nafs disini bukan hanya sebatas ruh, karena diantara makna An-Nafsu adalah ar-ruh. Jadi bukan bermakna ruh tapi bermakna hati yang ada dalam diri manusia yang ada hubungannya dengan anggota badan. Maksudnya ketika hati itu baik, maka anggota badannya akan menjadi menjadi baik, perilakunya akan menjadi baik. Ketika jiwanya baik, maka akhlaknya menjadi terpuji.

Jadi sekali lagi kata An-Nafsu disini tidak hanya berarti ruh yang terdapat di dalam jasad yang ketika ruh itu tidak ada, maka disebutlah dengan kematian, tetapi yang dimaksud dengan An-Nafs disini adalah hati dan jiwa yang punya hubungan erat dengan perilaku seseorang, dimana ketika hati dan jiwanya baik maka perilakunya menjadi baik.

Makanya Allah memuji orang yang menyucikan jiwanya menyucikan hatinya dimana Allah berfirman, قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَاSungguh, beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, menyucikan hatinya, sehingga perilakunya menjadi baik.

Jadi itu makna tazkiyatun nafs secara bahasa.

Makna tazkiyatun nafs secara bahasa, bahwa kalimat ini tersusun dari dua kata, yang pertama adalah Tazkiyah yang kedua adalah An-Nafsu. Tazkiyah artinya menyucikan, sehingga sesuatu menjadi baik, menjadi lebih barakah, bertambah, dan seterusnya.

Adapun An-Nafsu yang dimaksud disini bukan hanya sebatas ruh, tapi hati dan jiwa yang ada dalam diri manusia yang punya hubungan erat dengan perilaku seseorang.

Bahasan selanjutnya penulis berkata di halaman 11,

Macam-macam Tazkiyatun Nafs di dalam syariat dari sisi pujian dan celaan

(Definisi Tazkiyatun Nafs Menurut Syari’at)

Di sini saya berikan tanda kurung yakni pembahasan ini sebenarnya adalah pembahasan Definisi Tazkiyatun Nafs Menurut Syariat.

Jadi bahasan selanjutnya sebenarnya adalah bahasan tentang definisi tazkiyatun nafs secara syariat. Dimana secara umum, dalam pandangan syariat tazkiyatun nafs ini terbagi menjadi dua, ada yang tercela ada yang terpuji.

Penulis berkata, Secara umum penyebutan Tazkiyatun Nafs di dalam syariat ada dua macam; ada yang haram yaitu yang tercela dan ada yang disyariatkan.

Pertama: Tazkiyah yang tercela

Yakni tazkiyah (anggapan baik) seorang hamba terhadap dirinya sendiri berupa pujian dan sanjungan. Ini adalah perkara haram dan terlarang.

Jadi Tazkiyah Nafsi yang pertama yaitu yang tercela. Yang seperti apa, yaitu sikap seseorang memuji diri sendiri atau menganggap diri sendiri sebagai orang yang suci. Nah, ini yang terlarang.

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta'ala menegaskan dalam surah An-Najm ayat 32,

فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang-orang yang bertakwa.” (QS. An-Najm [53]: 32)
Disini Allah berfirman, فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْJanganlah kalian men-Tazkiyah Nafs diri sendiri, maksudnya janganlah kalian menganggap diri kalian suci, atau memuji diri sendiri”, nah inilah, tazkiyatun nafs yang terlarang.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir berkata tentang ayat ini,
“Yaitu, kalian itu memuji-muji diri sendiri, memberinya penghargaan dan mengungkit-ungkit amal-amal kalian.”
Kita dilarang oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk men-Tazkiyah Nafs diri sendiri, dengan menyanjung dan mengagungkannya melalui ucapan ucapan kita. Inilah macam tazkiyah pertama yang haram hukumnya dan Allah azza wa jalla telah melarang kita dari sikap seperti itu.

Kedua: Tazkiyah yang dipuji dan diharapkan

Yakni, men-tazkiyah (mensucikan) jiwa kita dengan melakukan amal-amal shalih. Pada macam yang kedua ini, hendaklah seorang Muslim mensucikan jiwanya dengan ketaatan kepada Allah, baik secara keyakinan, ucapan, maupun amal perbuatan, sebagaimana yang akan datang keterangannya. Maka tazkiyatun nafs macam kedua inilah yang akan kita bahas dalam kitab ini.

Jadi kalau ditanya tentang makna tazkiyatun nafs secara istilah, kita harus jelaskan bahwa Tazkiyah Nafsi ini secara istilah terbagi menjadi dua, ada yang tercela, ada yang terpuji. 

Yang tercela yaitu seseorang memuji dirinya sendiri. Nah, ini terlarang, Allah melarangnya. فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْJanganlah kalian memuji muji diri kalian sendiri”. 

Yang kedua adalah tazkiyatun nafsi, yang terpuji yaitu seseorang berusaha untuk mensucikan jiwa dan hatinya dengan melakukan amal amal saleh baik secara keyakinan, ucapan maupun perbuatan, dan jika kalimat tazkiyatun nafs ini disebutkan secara mutlak, disebutkan begitu saja oleh para ulama, maka yang dimaksud adalah tazkiyatun nafsi yang terpuji. Dan inilah yang insya Allah akan kita bahas dalam kitab kecil ini.

Saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah rabbul alamin. Demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini bermanfaat.

Akhukum Fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah
Pondok Pesantren Sabilunnajah Bandung
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.