🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 23 Syawwal 1443 H | 24 Mei 2022 M
🎙 Oleh: Ustadz DR. Abdullah Roy M.A. حفظه الله تعالى
📗 Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
🔈 Audio ke-27
📖 Poin-Poin Beriman Kepada Allah Yang Terkandung Di Dalam QS Al-Hashr Ayat 22 sampai 24 Bagian Kedua
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وَأَصْحَابِهِ ومن وَالَاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Masih kita pada pasal Beriman kepada Allah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
وَٱلشَّهَـٰدَةِۖ
"Dia-lah yang mengetahui perkara yang nyata.”
Kalau yang ghaib saja Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Mengetahui, lalu bagaimana dengan perkara yang nyata ?
Yang kelihatan, yang bisa dilihat oleh manusia, dan apabila kita mengenal bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib, perkara yang nyata, perkara yang kelihatan oleh manusia maupun yang tidak kelihatan oleh manusia, maka ini akan menumbuhkan perasaan muraqabbah di dalam hati kita (merasa diawasi oleh Allah).
Dan bahwasanya gerak-gerik kita Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Mengetahuinya dan apa yang ada di dalam hati manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Mengetahuinya.
يَعْلَمُ خَآئِنَةَ ٱلْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِى ٱلصُّدُورُ
Allah (Dia-lah) yang mengetahui kedipan mata, pengkhianatan mata, yang dia berusaha untuk melihat perkara yang diharamkan oleh Allah, ketika mereka tidak menyadari bahwasanya dia melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. [QS Ghafir:19]
Ini namanya pengkhianatan mata, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui mata yang berusaha untuk berkhianat خَآئِنَةَ ٱلْأَعْيُنِ dan Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa yang ada di dalam dada-dada manusia, keinginan-keinginan dan juga niat-niat yang jelek, Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Mengetahui termasuk keinginan baik seseorang.
Oleh karena itu sekali lagi عَـٰلِمُ ٱلۡغَیۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِۖ apabila kita benar-benar memahami isinya, menjadikan seseorang takut untuk berbuat maksiat, dimanapun dia berada, baik ketika dia sendirian maupun bersama orang lain, ketika di tempat yang tersembunyi maupun di tempat yang terbuka.
Dan juga menjadikan seseorang bersemangat untuk beramal shalih, meskipun tidak dilihat oleh orang lain. Karena yang terpenting bagi dia adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala mengetahui apa yang diamalkan, meskipun manusia tidak mengetahui apa yang diamalkannya.
- Bersemangat untuk shalat malam, ketika manusia yang lain dalam keadaan tidur.
- Bersemangat untuk bershadaqah meskipun tidak dilihat oleh manusia.
- Bersemangat untuk berdzikir dalam keadaan sendirian meskipun tidak dilihat oleh manusia.
عَـٰلِمُ ٱلۡغَیۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِۖ
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِیمُ
Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Penyayang dan Maha Penyayang.
Ini adalah dua nama Allah yang mengandung sifat rahmah dan dua-duanya kalau dalam bahasa kita bisa diartikan sama yaitu Maha Penyayang.
Apakah di sini ada pengulangan?
Jawabannya: Tidak
Para ulama telah menjelaskan tentang perbedaan antara nama Allah Ar-rahman dan Ar-rahim.
Ada di antara mereka yang mengatakan bahwasanya Ar-rahman mengandung sifat Allah (Ar-rahmah), dimana rahmah di sini adalah mencakup segala sesuatu.
وَسِعَتْ رَحْمَته كُلَّ شَيْءٍ
"Rahmat Allah itu mencakup segala sesuatu.”
Baik makhluk yang hidup maupun makhluk yang mati, baik orang yang beriman maupun orang yang kafir, maka semuanya diliputi oleh rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tidak ada di antara mereka yang tidak mendapatkan bagian dari rahmat Allah.
Semuanya mendapatkan termasuk diantaranya orang-orang kafir. Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada mereka kehidupan, memberikan kepada mereka rezeki, memberikan kepada mereka kesehatan, memberikan kepada mereka keturunan, diberikan kenikmatan-kenikmatan dunia. Dan ini adalah bagian dari rahmatullah.
Dan orang-orang yang beriman juga demikian.
Adapun Ar-rahim maka ini adalah nama Allah yang artinya adalah Maha Penyayang mengandung rahmat Allah yang khusus bagi orang-orang yang beriman, di sana ada rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Allah khususkan bagi orang-orang yang beriman.
Seperti (misalnya):
- Hidayah kepada tauhid
- Hidayah kepada sunnah
- Hidayah kepada jalan yang lurus
Maka ini adalah nikmat dan rahmat yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman, tidak Allah berikan kepada orang-orang yang kafir.
Oleh karena itu Allah mengatakan, ketika menyebutkan orang-orang yang beriman:
وَكَانَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
"Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” [QS Al-Ahzab: 43]
Di sini Allah menggunakan namanya Ar-rahim. Sehingga sebagian ulama ada yang mengatakan, bahwasanya Ar-rahman mengandung sifat rahmah yang umum bagi seluruh makhluk, adapun Ar-rahim mengandung sifat rahmah yang Allah khususkan bagi orang-orang beriman saja.
Kalau kita menyadari dan mengetahui bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah yang Maha Penyayang, maka hendaklah kita tidak berputus asa dari rahmat Allah, karena Dia-lah yang rahmat-Nya sempurna. Yang Maha, sehingga seorang muslim tidak berputusasa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bagaimanapun musibah yang menimpa dia, yakinlah bahwasanya di situ ada kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk kita, disitu ada rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk kita.
Mungkin di dalam sebuah musibah, di sana Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan kita;
- Supaya kita mau kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- Supaya kita kembali bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, atas kelalaian kita selama ini.
- Atau mungkin Allah Subhanahu wa Ta'ala ingin mengangkat derajat seseorang.
Maka ini adalah bagian dari rahmatullah Azza wa Jalla.
Apabila seseorang berdosa, bermaksiat dan ingin bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ketika dia mengetahui bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah yang Maha Penyayang, maka dia tidak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan:
قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Katakanlah: "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS Az-Zummar: 53]
Rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala itu luas jangan menganggap bahwa rahmat Allah itu sempit.
Demikian pula ketika kita menyadari bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah Ar-rahman Ar-rahim, dan sifat rahmah ini adalah sifat kesempurnaan, maka kita berusaha untuk menyayangi orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta'ala, Dia-lah yang Maha Penyayang maka kita sebagai seorang hamba Allah berusaha untuk menyayangi sesama manusia.
Dan disebutkan dalam hadits bahwasanya orang yang sayang kepada sesamanya, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan sayang kepada dia.
ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
"Orang-orang yang sayang kepada orang lain maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan sayang kepada mereka.”
الراحمون يرحمهم الرحمن
Orang-orang yang sayang kepada orang lain (kepada keluarganya, anak dan istrinya, orang tuanya, tetangga, muridnya). Dia memiliki sifat rahmah (kasih sayang) kepada mereka. Bukan orang yang kasar kepada keluarga, bukan orang yang kasar kepada anak muridnya, kepada tetangganya, tetapi dia memiliki sifat rahmah (lemah lembut, kasih sayang) yang berasal dari hati yang paling dalam.
Maka orang yang demikian akan disayangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
ارحموا من في الأرض يرحمكم من في السماء
"Sayangilah orang-orang yang ada di permukaan bumi ini maka akan menyayangi kalian Dzat yang ada di langit (Allah Subhanahu wa Ta’ala)."
Siapa di antara kita yang tidak ingin disayang oleh Allah, baik dengan rahmat yang umum (untuk seluruh makhluk) maupun rahmat yang Allah khususkan bagi orang-orang yang beriman berupa hidayah, ketenangan hidup.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan In sya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
════ ❁✿❁ ════
Post a Comment