📖 Whatsapp Grup Islam Sunnah | GiS
☛ Pertemuan ke-53
🌏 https://grupislamsunnah.com/
🗓 RABU 27 Sya'ban 1443 H/ 30 Maret 2022 M
👤 Oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. حفظه الله تعالى
📚 Menyambut Bulan Ramadhan 1443H
💽 Audio ke-3
══════════════
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلهِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللّٰهِ
Segala puji bagi Allah Jalla Jalaluhu (Allah yang Maha agung dengan keangungan-Nya, -ed), shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan untuk Baginda Nabi kita Muhammad 'Alaihis-shalatu wassalam. Amma ba’du.
Kaum muslimin, khususnya anggota GiS -Grup Islam Sunnah- yang semoga dirahmati oleh Allah Jalla Jalaluhu.
▫️
Berbincang tentang Persiapan Ramadhan.
Ibadah puasa merupakan rukun Islam yang disyariatkan (atas) setiap muslim untuk berpuasa di bulan Ramadhan, bagi yang gak musafir, bagi yang gak sakit.
Dalam sebuah hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah ﷺ mengatakan:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
Allah ﷻ berfirman:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ
"Semua amalan anak Adam itu untuk dia"
Hitungannya udah buat dia. Udah ketahuan tuh bagaimana penghitungannya.
إِلا الصِّيَامَ
"kecuali puasa"
Kata Allah, "Itu milik-Ku"
وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Aku yang kasih pahala." Allah sendiri.
Jadi kita tahu malaikat-malaikat mencatat amalan itu, pahalanya sudah disesuaikan. Kalau mungkin bisa dicontohkan ya, ada yang udah ketahuan: Orang bekerja gajinya udah ketahuan; engkau melakukan.. Oo.. umpamanya dikatakan proyek itu nilainya sekian, udah ketauan. Tapi puasa yang tau nilainya cuma Allah Azza wa Jalla. Allah yang akan memberikan pahala.
Subhanallah.
Disebutkan dari Sufyan bin Uyainah ketika menafsirkan atau mensyarah hadits Qudsi tadi, berkaitan dengan puasa itu milik Allah Azza wa Jalla, disebutkan bahwasanya dia berkata:
فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُحَاسِبُ اللهَ عَبْدَهُ وَيُعَدِّ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْمَظَالِمِ مِنْ سَائِرِ الْعَمَلِ
Ketika pada hari kiamat nanti Allah Azza wa Jalla akan menghisab hamba-Nya dan membayarkan kezaliman-kezaliman yang dia lakukan dengan amalannya.
Kan kita tahu bahwasanya tatkala kita menyakiti saudara kita dan dia tidak memaafkan, kelak pada hari kiamat dia akan menuntut dan tuntutan itu akan dibayar bukan dengan uang. Nggak ada uang. Dengan apa? Dengan amal saleh. Maka di sinilah Allah akan bayarin; diberikan.. ada satu nuntut umpamanya, "Nii Fulan pernah mencaci maki ana ya Allah.." oow.. diambilkan pahalanya dari Fulan ini. Nanti datang lagi.. "Ini Fulan pernah ngambil harta ana", nanti.. "Fulan ini pernah ghibahin ana", macam-macam soalnya.
Disebutkan oleh Sufyan:
حَتَّى لَا يَبْقَى إِلَّا الصَّوْمِ
"Sampai amalannya habis, tinggal puasa."
Udah, tinggal puasa amalannya. Jadi pahala hajinya udah habis, pahala shalatnya udah habis, pahala shodaqohnya, zakatnya, dzikirnya, habis sudah. Tinggal puasa.
فَيَتَحَمَّلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ مَا بَقِيَ عَلَيْهِ مِنَ الْمَظَالِمِ
Kemudian saat itu Allah melunasi tanggungan orang itu, tanpa mengambil dari ibadah puasa.
Lalu puasa ini,
وَيُدْخِلُهُ بِالصَّوْمِ الْجَنَّةُ
dengan ibadah puasanya ini, Allah memasukkan dia ke surga.
Gimana kalau orang ini gak punya puasa? Atau puasa tapi gak ada pahalanya. Kenapa? Karena ada orang-orang yang berpuasa, gak ikhlas.
Hafidz Ibnu Hajar rahimahullahu Ta'ala, beliau menukil bahwasanya puasa itu ada 4 macam.
1) Yang pertama disebutkan [ صِيَامُ الْعَوَامِ ] - puasanya orang awam.
Gimana puasanya orang awam itu? Ya dia puasa, dia tidak makan, dia tidak minum, dia tidak menghubungi istrinya. Puasa. Dan itu kan puasa memang, menahan diri dari makan dan minum dan syahwat, dari terbitnya fajar sampai matahari terbenam.
2) Ada [ صِيَامُ الْخَوَاصِ الْعَوَامُ ] - puasanya orang awam yang khusus.
Orang awam tapi khusus ini, ada kelebihan puasa dia. Apa kelebihannya? Disebutkan,
وَهُوَ هَذَا مَعَ الْإِجْتِنَابِ الْمُحَرَّمَاتْ
Dia bersama tadi, yang tiga tadi: menahan diri dari makan, minum dan syahwat, plus meninggalkan yang haram dari ucapan dan perbuatan. Ini orang awam tapi udah lebih khusus.
3) Kemudian ada disebutkan [ صِيَامُ الْخَوَاصِ ] - puasanya orang-orang khusus.
Gimana puasanya? Disebutkan,
وَهُوَ الصَّوْمِ عَنْ غَيْرِ ذِكْرِ اللهِ وَالْعِبَادَةُ
Puasanya itu pokoknya dia meninggalkan segala sesuatu selain mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya.
Jadi sampai perkara-perkara yang mubah. Kalau tadi kan yang kedua itu meninggalkan yang haram. Ini sampai yang mubah pun dia tinggalin. Yang makruh.. apalagi yang makruh ya.. Yang mubah pun dia tinggalkan. Ini puasanya orang khusus. Kenapa? Dia sedang puasa, dia perlu mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.
4) Kemudian dikatakan ada [ صِيَامُ الْخَوَاصِ الْخَوَاصُ ] - puasanya orang khusus yang khusus.
Disebutkan,
وَهُوَ الصَّوْمُ عَنْ غَيْرِ اللهِ
Itu dia menahan diri dari selain Allah Azza wa Jalla.
Yang ini, puasa ini sebenarnya tidak ada berbukanya sampai hari kiamat, dimana orang itu senantiasa mengingat Allah Azza wa Jalla. Hidupnya untuk Allah, gerak-geriknya, tidurnya pun untuk Allah, makan pun untuk Allah.
Kalau kita melihat ada orang minum obat kuat, tujuannya apa? Ya, mungkin dia ingin memuaskan istrinya. Tapi ada orang-orang yang makan/mengkonsumsi dalam rangka bagaimana supaya ana bisa, ingin bangun malam itu, mata ana nggak bisa. Rasul ﷺ itu satu rakaat lima juz. Satu rakaat! Ana kayaknya mau minum jamu nanti malam, umpamanya, atau bikin kopi, yang buat dia supaya semangat shalatnya, umpamanya.
Tapi disebutkan,
هَذَا مَقَامُ الْعَالِيْ
Ini maqam yang tinggi sekali.
Yang ada adalah "Aku beramal, aku berbuat semuanya buat Allah."
Ahibbaty fillah,
Ibnul Jauzi rahimahullahu Ta'ala, ini kita ingat tadi, tatkala Allah mengatakan puasa itu milik Allah dalam hadits Qudsi. Puasa yang seperti apa jamaah? Karena ada orang puasa yang ikut-ikutan aja. Kalau dikatakan, kenapa engkau puasa? Ya gimana Ustadz, nggak enak Ustadz.. Satu rumah puasa semuanya, malu ana kalau nggak puasa. Dia puasa, apakah akan mendapatkan keistimewaan puasa tadi kalau ternyata ibadah dia bukan buat Lillahi Ta'ala?
Ibnul Jauzi mengatakan:
الصَّوْمُ ثَلَاثَةٌ
Puasa itu tiga.
1)
صَوْمُ الرُّوْحِ
Yang pertama puasanya ruh.
Ternyata ruh ini juga puasa. Bagaimana puasanya ruh ini?
وَهُوَ قِصَارُ الْأَمَلِ
Yaitu memendekkan angan.
Kita tahu manusia itu angan-angannya kata Nabi ﷺ itu melewati ajalnya. Jadi umurnya mungkin ditetapkan 50 tahun, tapi angan-angannya 100 tahun. Kepengen punya ini, kepengen bikin itu. Bagaimana angan-angannya dipendekin. Pendekin gimana? Ya.. wallahu a'lam, besok mungkin ana mati, ana nggak tau. Sehingga hari itu dia benar-benar semangat beramal.
Orang kalau tau umpamanya, "Besok kemungkinan kau udah meninggal dunia."
Ana masih ingat ceritanya ada orang yang dari Australia itu.. Ali Banat. Bagaimana dia tatkala dia divonis oleh dokter: Umurmu nggak panjang lagi. Apa yang akan terjadi? Dia punya uang banyak. Dikatakan umurnya nggak panjang lagi, maka dia katakan, "Aku bawa pulang uang ini, aku bawa ke kuburan, aku bawa ke Padang Mahsyar." Mulai dia shodaqoh, karena angan-angannya udah pendek. Tapi kalau angan-angannya panjang, ooo.. uangnya masih bisa buat ini, buat itu, macam-macam.
Maka kata Ibnul Jauzi, puasa yang pertama adalah صَوْمُ الرُّوْحِ, yaitu memendekkan angan-angan kita.
2)
وَصَوْمُ الْعَقْلِ
Puasanya akal kita.
Logika juga puasa. Apa puasanya akal itu?
وَهُوَ مُخَالَفَةُ الْهَوَى
Menyelisihi nafsunya.
Akalmu engkau pakai, selisihi nafsumu. Karena kalau akal mengikuti nafsu, ya.. ke neraka tempatnya. Maka hendaklah kita berusaha untuk berpuasa akal kita dengan menyelisihi nafsu kita.
3)
وَصَوْمُ الْجَوَارِحِ
Puasa raga kita.
Yaitu puasa menahan diri dari makan, minum, dan menghubungi istri.
Ahibbaty fillah,
Udah paham nih? Masih banyak keutamaan tentang Ramadhan itu.
▫️
Hadza wallahu a'lam bish shawab.
Itu yang bisa ana sampaikan pada kesempatan kali ini. Kurang lebihnya mohon ma'af. Semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Azza wa Jalla untuk mendapatkan Ramadhan yang lebih bermanfaat.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
═════ ∴ |GiS| ∴ ═════
Post a Comment