F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-08 - Visi dan Misi dalam Rumah Tangga Bagian Ketiga

Visi dan Misi dalam Rumah Tangga (Bagian Ketiga)

🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 RABU | 26 Rabi'ul Akhir 1443H | 01 Desember 2021M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-008
https://drive.google.com/file/d/1zc3KvSeFE7LCCP6YAXHRr7Apl3VkKShJ/view?usp=sharing

Visi dan Misi dalam Rumah Tangga (Bagian Ketiga)


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أَمَّا بَعْد

Allāh dalam Al-Qur'an menggambarkan bagaimana visi satu rumah tangga yang istimewa, yang luar biasa.

Kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam. Nabi Ibrahim yang menikah dengan Sarah, telah sekian lama sekian puluh tahun tidak dikaruniai anak keturunan. Maka Sarah kemudian mengizinkan suami yaitu Nabi Ibrahim untuk menikahi budaknya yang bernama Hajar.

Dan segeralah Hajar setelah menikah dengan Nabi Ibrahim, Hajar segera hamil dan kemudian melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail.

Seorang suami, seorang ayah, seorang suami yang telah merindukan hadirnya buah hati anak keturunan. Kemudian anak tersebut betul-betul lahir ke dunia dengan selamat. Seorang anak yang tampan rupawan. Wajar, di dalam hatinya ada benih-benih cinta, rasa bangga rasa senang bagaikan oase di tengah hamparan padang pasir yang tak bertepi. Penantian panjang akhirnya datang anak keturunan.

Padahal Nabi Ibrahim telah mengikrarkan dalam dirinya bahwa dia hanya cinta kepada Allāh. Dia telah dipilih oleh Allāh, diberi karunia sebagai khalilurrahman atau khalilullah (Kekasih Allāh) sehingga tidak pantas, tidak patut di dalam jiwanya, di dalam hatinya ada rasa cinta kepada selain Allāh. Maka Allāh uji keluarga tersebut.

Nabi Ibrahim diuji untuk membawa Hajar beserta anaknya yang masih kecil, masih bayi merah untuk diletakkan di sisi Ka'bah (di lembah Mekkah) atau yang kala itu dikenal dengan lembah qaran (yang tak bertepi). Yang tidak bertuan, tidak ada penghuni, tidak ada tanaman, gersang, tandus, tidak ada sumber-sumber kehidupan.

Namun, Nabi Ibrahim sebagai seorang khalil. Yang hanya cinta dan patuh tunduk kepada Allāh. Diapun patuh atas perintah Allāh ini. Dia tidak membantah, dia tidak menunda, menganalisa atau bermusyawarah. Dia segera jalankan.

Setibanya di lembah Mekkah, di sisi Ka'bah segera Beliau letakkan putranya. Beliau tinggalkan istrinya Hajar dan Beliau segera bergegas pergi karena memang perintahnya hanya meletakkan putranya di sana tanpa harus berpesan atau tanpa harus membangun perumahan di sana. Menanti datangnya atau mengundang orang. Dia hanya diperintahkan untuk meletakkan putranya di sana beserta ibunya.

Ketika Nabi Ibrahim beranjak pergi, Hajar bertanya,

يا ابراهيم ، إلى من تدركن ؟

”Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau titipkan kami di sini?“

Lembah yang tidak bertuan. Lembah yang tidak ada sumber kehidupan. Nabi Ibrahim tetap bergegas, berjalan tanpa memperdulikan pertanyaan istrinya.

Hajar mengira mungkin Nabi Ibrahim kurang mendengar. Suaranya mungkin kabur oleh terpaan angin. Dia ulang lagi, dengan suara yang lebih lantang. Dengan suara yang lebih jelas.

يا ابراهيم ، إلى من تدركن ؟

”Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau titipkan kami di sini?“

Nabi Ibrahim tetap bergegas tanpa menggubris pertanyaan istrinya. Hajar Alaihissalam yang telah hidup di dalam keluarga Nabi sekian lama dan dia telah mendapatkan karunia sebagai Istri seorang Nabi, bahkan khalilullah. Sadar bahwa pertanyaan itu tidak layak muncul dari seorang muslimah yang beriman kepada Nabi, yang tidak berkata-kata atas dasar nafsu, yang dia jalankan hanya adalah wahyu.

Sehingga pertanyaan mengapa, bagaimana, kepada siapa, tidak layak muncul dalam keluarga seorang muslim dan muslimah, seorang mukmin dan mukminah.

Maka Hajar merubah sikapnya. Meralat kesalahannya. Sehingga dari lisannya muncul pertanyaan yang benar. Satu-satunya pertanyaan yang hanya boleh muncul dari seorang muslim dan mukminah.

أ الله امرك به‍ذا ؟

”Wahai Ibrahim, apakah Allāh yang memerintahkan engkau melakukan ini?“

Inilah pertanyaan yang benar, yang seharusnya muncul dari keluarga yang muslim atau muslimah. Memastikan bahwa ini adalah perintah Allāh. Ketika pertanyaan itu betul, maka Nabi Ibrahim menoleh dan menjawab,

بلى

”Betul.“

Kemudian Nabi Ibrahim tidak banyak berkomentar, tidak perlu untuk banyak menjelaskan. Karena Nabi Ibrahim telah mendidik istrinya dengan pendidikan yang shalih. Sehingga ia (Hajar) langsung paham dan mengetahui apa konsekuensi jawaban suaminya bahwa ini adalah perintah Allāh. Sehingga Hajar segera menimpali jawaban suaminya dengan menunjukkan kepastian iman, kekokohan, ketangguhan iman. Hajar berkata,

إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا الله

“Kalau ini adalah perintah Allāh, Allāh tidak mungkin mencelakakan kita. Allāh tidak mungkin menyia-nyiakan kita.”

Subhanallah. Nabi Ibrahim terus bergegas pergi sampai pada satu tempat yang dia yakini Hajar tidak lagi bisa melihat dirinya. Dia tidak lupa untuk memohon kepada Allāh,

رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat.” [QS Ibrahim: 37]
Subhanallah. Doa seorang Nabi, seorang suami, seorang ayah, yang betul-betul beriman mencerminkan keinginan.

Ya Allāh, Wahai Rabb, Wahai Tuhanku. Aku telah meletakkan anak keturunanku di satu lembah yang tidak ada tanamannya. Artinya tidak ada sumber kehidupan di sana. Tapi aku lakukan karena aku yakin sumber kehidupan itu datangnya dari Engkau.

Walaupun tidak ada tanaman, mereka akan bisa bertahan hidup. Karena kehidupan itu datangnya dari Engkau. Aku letakkan di sana bukan agar mereka bercocok tanam, agar mereka memiliki ladang yang luas. Tidak.

لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ

Aku letakkan di sana, misiku satu, yaitu agar mereka menjadi orang-orang yang rajin menunaikan shalat. Beribadah hanya kepadaMu. Bukan karena aku meyakini Mekkah itu subur, sumber kehidupan, prospek masa depan. Tidak.

Aku letakkan di sana agar mereka menjadi orang yang rajin menegakkan shalat. Kenapa dengan shalat? Karena diletakkan di sisi puing-puing Ka'bah. Di sanalah tempat shalat ditegakkan. Di sanalah pusat ibadah shalat itu dijalankan. Di sanalah semua orang shalat itu menghadap.

Maka tatkala anak diletakkan di tempat ibadah, di dekat rumah Allāh. Maka visi seorang ayah yang shalih mengatakan, visi pertamanya rajin shalat. Subhanallah. Itu doa Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim tidak berkata, “Ya Allāh aku letakkan anakku di tanah yang subur, jadikan usahanya sukses, dagangannya lancar, pertaniannya sukses.” Tidak.

Di lembah yang tidak ada tanaman, bahkan tidak cocok untuk bercocok tanam, tapi tempat tersebut adalah tempat untuk menegakkan shalat. Pusatnya orang shalat adalah di Ka'bah. Maka aku letakkan di sana agar mereka shalat.

Urusan rezeki, aku tidak perlu khawatir, aku tidak perlu risaukan. Karena kalau Engkau sudah cinta kepada mereka, Ya Allāh, kalau mereka sudah menjalankan ibadah kepadaMu dengan benar, urusan rezeki tidak usah diminta. Pasti Engkau beri. Tidak usah di nanti pasti akan disampaikan.

Kenapa? Karena Allāh telah berikrar. Dan ikrar ini telah disampaikan kepada semua Nabi, kepada semua orang yang shalih.

نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ

“Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian.” [QS Al-Isra': 31]

Sehingga tidak perlu risau, tidak perlu galau, tidak perlu takut. Asalkan apa?

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Asalkan kita menjalankan fungsi hidup kita. Menjalankan visi hidup kita. Yaitu apa? Beribadah kepada Allāh. Kata Allāh Subhānahu wa Ta’āla,

“Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menegakkan ibadah kepada Ku” [QS Adz-Dzariyat: 56]

مَآ أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ

“Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.” [QS Adz-Dzariyat: 57]

Aku tidak mengharapkan mereka mengumpulkan rezeki, atau mereka mengumpulkan makanan atau api.

إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ

“Karena sejatinya si pemberi rizki, yang memberi rizki itu adalah Allāh.”

ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ

“Yang Maha Kuasa, Maha Perkasa.” [QS Adz-Dzariyat: 58]

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا

Kata Allāh, “Wahai Muhammad, perintahkan keluargamu untuk menegakkan shalat “.

وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا

“Dan sabarlah, tabah dalam menegakkan shalat tersebut.”

لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًا

“Karena Kami tidak akan meminta rezeki kepada kalian.” [QS Thaha: 132]

Jangan khawatir dengan shalat, kalian sibuk tidak sempat bekerja, tidak perlu khawatir. Karena apa?

نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ

“Karena dengan engkau rajin menegakkan shalat, Kami akan jamin rejeki.”

Itu yang terjadi, itu yang tersirat dari doa Nabi Ibrahim. Sehingga, Subhanallah. Dengan ketulusan dan keimanan Nabi Ibrahim, kekuatan tawakal Nabi Ibrahim.

Allāh tunjukkan, Allāh buktikan bahwa Ismail dan istri Nabi Ibrahim yang secara logika hitung-hitungan manusia mungkin akan segera binasa, kekeringan, kehausan, dehidrasi, atau mungkin diterkam oleh binatang buas, tapi tidak terjadi itu semua.

Kenapa? Karena Nabi Ibrahim telah menitipkan keluarganya kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Nabi Ibrahim meletakkan keluarganya di Mekkah dalam rangka menjalankan perintah Allāh atas perintah Allāh, bukan karena kesemena-menaan, atau kerakusan, atau visi dunia, tidak.

Maka Allāh pun selamatkan mereka. Allāh melindungi mereka dan bahkan Allāh tunjukkan kepada dunia bahwa Allāh Kuasa menyelamatkan hambanya yang taat, hambanya yang patuh.

مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Dengan cara yang tidak diduga-duga.” [QS At-Talaq: 3]

Siapa dari kita yang menduga bahwa dari hentakkan kaki Nabi Ismail yang masih merah (bayi) mampu menjadikan air zam-zam memancar. Subhanallah. Sampai-sampai Nabi kita Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,

رَحِمَهُ اللهُ أُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْ لَهَا لَكَنَا زَمْزَمَ عَيْنًا مَعِيْنًا

“Semoga Allāh merahmati ibunya Nabi Ismail. Andai bukan pekerjaan dia, andai bukan dia, niscaya zam-zam itu akan menjadi sungai yang mengalir.” [HR Bukhari 3364 dan 3365]

Kenapa? Pertama kali zam-zam memancar dari kaki Nabi Ismail, Hajar berkata,

زُمْزُمْ

“Berkumpullah air, janganlah mengalir, berkumpullah air, di sini jangan pergi.”

زُمْزُمْ

“Berkumpullah-berkumpullah.”

Maka zam-zam itu, sebesar apapun sumbernya, sederas apapun airnya keluar dari sumber, dia tidak bisa mengalir, tidak bisa tumpah dan kemudian menyebabkan banjir.

Subhanallah, Allāh beri rejeki, Allāh beri pertolongan dari jalan yang tidak di duga-duga. Itu seperti implementasi bahwa,

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ

“Siapapun yang bertakwa kepada Allāh.”

يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا

“Allāh pasti beri jalan keluar untuk problematikanya.” [QS At-Talaq: 2]

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

“Dan Allāh beri dia rejeki dari jalur yang dia tidak duga-duga.” [QS At-Talaq: 3]

Siapa yang menduga bahwa Ismail mampu menggetarkan bumi dan akhirnya menjadikan bumi mengeluarkan air yang memancar. Siapa yang menduga bahwa Hajar dan Ismail mampu bertahan hidup di lembah yang gersang semacam itu. Subhanallah.

Dan mengapa Nabi Ibrahim tega melakukan semua itu? Itu untuk menjadi pelajaran bagi kita bahwa dengan tawakkal, kalau kita menjalankan perintah, seburuk apapun kondisinya, segenting apapun suasananya, Allāh tidak akan pernah membiarkan, Allāh tidak akan pernah mencelakakan, membiarkan hambaNya celaka.

Seperti yang diikrarkan oleh Hajar,

إِذَنْ لاَ يُضَيِّعُنَا الله

Ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan ini, kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Dan sebagai penutup,

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد إن لا إله إلا أنت استغفرك وأتوب إليك

Sampai jumpa di lain kesempatan.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.