F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-12 - Tujuan dan Manfaat Pernikahan Bagian Ketiga

Tujuan dan Manfaat Pernikahan (Bagian Ketiga)
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 SELASA | 02 Jumadil Awwal 1443H | 07 Desember 2021M
🎙 Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-012
https://drive.google.com/file/d/14kEYPSdFO3t4zdnfuNwGywUWK5PLMRUY/view?usp=sharing

Tujuan dan Manfaat Pernikahan Bagian Ketiga


بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه أمام بعد

Kaum muslimin anggota grup Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Di antara tujuan kita menikah selain menikah itu adalah sebuah ibadah, pernikahan adalah mengantarkan Anda untuk mengakui tentang keEsaan Allāh.

Sehingga seperti Allāh gambarkan:

وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا

Di antara tanda keagungan Allāh, adalah Allāh menciptakan dari diri kalian pasangan-pasangan kalian لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا - agar kalian mendapatkan kedamaian, ketika kalian kembali kepada istri-istri kalian atau kepada pasangan kalian.

Di antara tujuan kita menikah, tujuan menikah salah satunya adalah Anda melangsungkan, menjadi bagian dari tongkat estafet kepemimpinan di muka bumi ini. 

Allāh telah menciptakan manusia sebagai khalifah. 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَـٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ

"Dan ingatlah tatkala Rabb-Mu berkata kepada para malaikat, Aku akan menciptakan khalifah/pemimpin di muka bumi ini." [QS Al-Baqarah: 30]

Dan Allāh dalam ayat lain, Allāh juga dengan tegas mengatakan: 

وَٱسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَٱسْتَغْفِرُوهُ 

"Allāh menginginkan memerintahkan kalian agar memakmurkan bumi ini." [QS Hud: 61]

Sehingga terjadinya proses lahir melahirkan, lahir melahirkan, pernikahan kemudian terjadi proses kelahiran, itu adalah bagian dari rencana Allāh, itu bagian dari perintah Allāh agar dunia ini terus makmur dengan ibadah kepada Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Andai dunia ini tidak dimakmurkan, tidak diramaikan dengan ibadah maka dunia ini tidak ada artinya dihadapan Allāh. 

الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا

Kata Nabi: "Dunia ini terkutuk, jauh dari kasih sayang Allāh jauh dari rahmat Allāh Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana  penghuninya, semua jauh dari kasih sayang Allāh."

إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ وَعَالِمًا أَوْ مُتَعَلِّمًا

Kecuali segala sesuatu yang itu adalah dzikir kepada Allāh atau hal yang mendukung terlaksananya dzikir ibadah kepada Allāh Subhanahu wa Ta'ala.

Dan pernikahan itu menjadi salah satu ketentuan alam yang telah Allāh tentukan agar di dunia ini terus tercipta, terlahir hamba-hamba Allāh yang akan mengikrarkan, beribadah kepada Allāh menegakkan dzikir kepada Allāh Subhanahu wa Ta’ala.

Karena itu Nabi berpesan kepada umatnya:

 تََزَوَجُوْا الوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فإني مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ يوم القيامة 

Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang penyayang (الوَدُوْدَ), subur (الْوَلُوْدَ). Karena aku nanti dihadapan Allāh akan saling membandingkan (berbanding-bandingan) umat dengan para nabi.

Apa fungsinya? Kenapa banyaknya umat dijadikan sebagai sebuah perbandingan (kebanggaan)? Kenapa Nabi sampai mengharapkan, sangat mengharap agar umat beliau menjadi umat yang terbesar? 

Karena beliau mendapat tugas dari Allāh Subhanahu wa Ta'ala sebagai seorang Rasul, sebagai seorang Nabi untuk mengajak manusia mengikrarkan, melantunkan ibadah, mengikrarkan tauhid, ibadah kepada Allāh Subhanahu wa Ta’ala yang itu merupakan fungsi dari diciptakannya manusia.

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ

"Serulah manusia untuk berbondong-bondong menuju jalan Allāh dengan cara-cara yang bijak." [QS An-Nahl: 125]

Sehingga dengan pernikahan terlahirnya anak keturunan, berarti kita telah mensukseskan misi menjadikan dunia ini makmur dengan ibadah kepada Allāh Subhanahu wa Ta’ala.

Di antara tujuan pernikahan yang ini menjadi poin terakhir yang saya sampaikan pada kesempatan ini, bahwa pernikahan itu adalah suatu benteng yang kokoh, suatu bata yang harus kita susun untuk menciptakan masyarakat yang muslim dan muslimah.

Kalau rumah tangga itu harmonis maka seluruh masyarakat pun akan segera harmonis, tapi ketika rumah tangga itu rusak, satu rumah tangga rusak, satu rumah tangga lagi rusak, maka tatanan masyarakat itu akan rusak semuanya.

Untuk itu kita harus sadar bahwa baiknya masyarakat majunya suatu negeri, jayanya suatu negeri diawali dari rumah tangga. Bagaimana Anda mendidik anak keturunan Anda. Bagaimana  Anda tolong menolong membangun generasi masa depan.

Anda, ketika Anda menikah bukan lagi saatnya untuk berpikir, "Saya mencari kepuasan seksual, mencari kepuasan ini dan itu", Tidak! 

Tetapi Anda harus berorientasi ke depan dari rumah tangga inilah akan terlahir pemimpin-pemimpin di masa depan. Dari keluarga ini akan terlahir orang-orang shalih yang akan memimpin dunia ini, memakmurkan dunia ini dengan ibadah kepada Allāh Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu Nabi dulu berpesan kepada kaum suami (calon-calon suami), beliau mengatakan:

تَخَيَّرُوا لِنُطَفِكُمْ

"Kalau kalian ingin menikah, menyalurkan nafsu, pilihlah di mana engkau akan meletakkan benihmu itu, jangan sembarangan engkau menikah yang penting cantik jelita.

تُنْكَحُ المرأَةُ لِأَرْبَعٍ

Wanita itu dinikahi karena empat alasan (biasanya empat alasan). Karena kecantikan, harta, jabatan (kedudukan), dan karena agama.

فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ

Kata Nabi, "Pilihlah wanita yang beragama."

تَرِبَتْ يَدَاكَ

Niscaya engkau akan beruntung.

Karena dari wanita yang shalihah akan terlahir generasi-generasi yang shalih dan shalihah, sebaliknya demikian pula jangan nikahkan anak Anda dengan orang yang kaya, tampan tapi tidak mempunyai agama. 

إِذَا أَتَاكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ 

Kalau datang kepadamu lelaki yang agamanya engkau ridhai, agamanya baik,

وَخُلُقَهُ
Akhlaknya baik, 
فأَنكِحُوا - 
Nikahkan dia, terima lamarannya karena dari merekalah akan terlahir generasi-generasi yang shalih.

Karenanya saudaraku seiman dan seaqidah, di manapun Anda berada.

Generasi masa depan pemimpin masa depan terletak pada rumah tangga. Masa depan negara kita sangat bergantung kepada kesuksesan kita membangun rumah tangga. 

Karena itu jangan lihat rumah tangga itu hanya kesenangan sesaat tetapi itu adalah kesuksesan masa depan, masa depan negara kita, masa depan bangsa kita, masa depan masyarakat kita, sangat bergantung bagaimana kita menikah, bagaimana kita mengarungi bahtera rumah tangga ini.

Sebagai penutup, saya berpesan tujuan-tujuan yang mulia tersebut tidak akan bisa terwujud hanya berbekalkan dengan modal kekuatan kita kehebatan ilmu kita, keluasan pengalaman kita. Tidak! 

Semua itu hanya bisa terlaksana dengan pertolongan dan karunia Allāh Subhanahu wa Ta’ala. Karena itu senantiasa lantunkanlah doa kepada Allāh, agar Allāh membenahi rumah tangga kita, membenahi anak keturunan kita.

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

Para Nabi saja berdoa: 

رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ

"Yaa Allāh, berikanlah aku keturunan yang shalih." [QS As-Saffat: 100]

Para Nabi juga berdoa: 

وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِىٓ

"Benahilah anak keturunanku." [QS Al-Ahqaf: 15]

Dan masih banyak lagi doa-doa yang dicontohkan oleh para ulama, para orang-orang shalih dan para Nabi tentunya, bagaimana kita terus bersandar kepada Allāh, memohon kepada Allāh agar rumah tangga kita betul-betul menjadi baitiy jannatiy (بيتي جنتي).

Wallahu Ta'ala A'lam. 

Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
Fiqih Nikah / Baiti Jannati WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.