F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 15 – Point 3 - Qadha dan Qadar Bag. 1

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 15 – Point 3 - Qadha dan Qadar Bag. 1
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ POINT 3 - QADHA DAN QADAR #1 ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Point 3 - Qadha dan Qadar #1

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد

Sahabat Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah Rabbul Alamin

Alhamdulillah pada kesempatan ini kita bisa melanjutkan kembali pelajaran kitab Syarhus Sunnah karya Al Imam Al Muzani

Pelajaran kali ini adalah poin ketiga dari kitab Syarhus Sunnah karya Al Imam Al muzani, di halaman 21 dimana poin yang ketiga ini saya beri judul tentang

Al-Qadha’ Wal Qadar (Qadha’ dan Qadar)

Penulis berkata :

أَحَاطَ عِلْمُهُ بِالْأُمُوْرِ ، وَأَنْقَذَ فِي خَلْقِهِ ، سَابِقُ الْمَقْدُوْرِ،( يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ )

فَالْخَلْقُ عَامِلُوْنَ بِسَابِقِ عِلْمِهِ ، وَنَافِذُوْنَ لِمَا خَلَقَهُمْ لَهُ مِنْ خَيْرٍ وَشَرٍ ، لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ مِنَ الطَّاعَةِ نَفْعًا ، وَلَا يَجِدُوْنَ إِلَى صَرْفِ الْمَعْصِيَةِ عَنْهَا دَفْعًا ، خَلَقَ الْخَلْقَ بِمَشِيْئَتِهِ عَن غَيْرِ حَاجَةٍ كَانَت بِهِ

ِِArtinya : “Ilmu Allah meliputi segala sesuatu dan takdirnya yang telah mendahului pasti terlaksana, Allah berfirman yang artinya 'Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati ' (QS Ghafir: 19)

Seluruh makhluk pasti melakukan apa yang telah Allah Jalla Wa ‘Ala ketahui sebelumnya, Mereka pun akan melakukan amal yang telah Allah ciptakan untuknya yang baik maupun yang buruk mereka sama sekali tidak memiliki manfaat bagi diri mereka dalam bentuk ketaatan sebagaimana Mereka pun tidak mampu memalingkan maksiat dari diri mereka jika bukan karena Allah Azza Wa Jalla Allah menciptakan makhluk dengan kehendaknya tanpa ada kebutuhan padannya”

Ada beberapa faedah yang ingin saya jelaskan di sini

1. Kalimat "ilmunya meliputi segala sesuatu".

Bahasan tentang ilmu telah disampaikan sebelumnya ketika kita membahas tentang nama Allah Al ‘Alim jadi Silahkan merujuk kembali kepada Bahasan tentang nama Allah Al ‘Alim

2.Kalimat "Dan takdirnya yang telah mendahului pasti terlaksana,

Ini adalah bahasan tentang takdir Allah, bahasan yang sangat penting bahkan Al Iman Bil Qadha Wal Qadar Iman kepada takdir termasuk bagian dari rukun iman yang enam dan iman kepada takdir walaupun rukun iman secara menyendiri hanya saja sebenarnya ia merupakan iman kepada Allah karena itu orang yang tidak mengimani takdir Allah maka ia pun tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Umar Bin Khattab Radhiyallahu Ta'ala Anhu pernah berkata :

القدر قدرة الله عز وجل، فمن كذب بالقدر فقد جحد قدرة الله عز وجل
“Takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala termasuk kekuasaan Allah barangsiapa yang mengingkari takdir maka dia telah mengingkari kekuasaan Allah” (Dikutip oleh Ibnu Baththah dalam kitab nya Al Ibadah)
Selanjutnya

Tingkatan iman kepada takdir meliput 4 tingkatannya :

1. Al ‘Ilmu

Yakni iman kepada ilmu Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengetahui segala sesuatu secara umum maupun secara rinci

2. Al Kitabah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menuliskan segala sesuatu yang terjadi sampai hari kiamat di antara dalilnya adalah Firman Allah dalam surah Al-Hajj ayat 70 Allah berfirman :

اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ اِنَّ ذٰلِكَ فِيْ كِتٰبٍۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi, bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (atau Lauhul Mahfudz) sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”
Nabi pun Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menuliskan takdir-takdir makhluk pada 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”(Hadits Shahih riwayat Imam Muslim dan yang lainnya)

3. Al-Masyi’ah atau kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Yakni kita mengimani bahwa segala sesuatu tidak akan pernah keluar dari kehendak Allah, baik terkait perbuatan Allah Subhanahu Wa Ta'ala maupun perbuatan hambanya, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

لِمَنْ شَاۤءَ مِنْكُمْ اَنْ يَّسْتَقِيْمَۗ ٢٨ وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ ٢٩
“Yaitu bagi siapa di antara kalian yang mau menempuh jalan yang lurus, dan kalian tidak dapat menghendaki kecuali apabila dikehendaki oleh Allah Tuhan semesta alam”
Allah berfirman وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ tidaklah kalian berkehendak kecuali Allah pun berkehendak, artinya kehendak manusia ada pada kehendak Allah subhanahu wa ta'ala atau tidak akan dapat keluar dari kehendak Allah

4. Al-Khalqu

Yaitu mengimani bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :

اَللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۙوَّهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”
Inilah Empat tingkatan iman kepada takdir
  1. Kita mengimani ilmu Allah (Al ‘Ilmu)
  2. Kita mengimani bahwa segala sesuatu telah Allah Tuliskan bahkan 50.000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi (Al-Kitabah)
  3. Segala sesuatu tidak akan keluar dari kehendak Allah (Al-Masyi’ah)
  4. Segala sesuatu ini adalah ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala (Al-Khalqu)

Demikian sahabat sekalian yang dimuliakan oleh Allah Rabbul Alamin materi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.