F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Audio ke-30 Bab Mandi Bag. 5 Sunnah Mandi

Audio ke-30 Bab Mandi Bag. 5 Sunnah Mandi
🌐 WAG Dirosah Islamiyah Dewan Fatwa Perhimpunan Al-Irsyad
🗓 JUM’AT | 28 Rajab 1445 H | 9 Februari 2024 M
🎙 Oleh: Ustadz Anas Burhanuddin, Lc., M.A. حفظه الله تعالى
🔈 Audio ke-30
https://drive.google.com/file/d/1oV5i9jVlL3NFBUm3g5RGub-u736d1bPz/view?usp=sharing

📖 Bab Mandi (Bag. 5) Sunnah Mandi

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
أما بعد
Anggota grup WhatsApp Dirosah Islamiyah yang semoga senantiasa dirahmati oleh Allāh subhānahu wa ta’ālā.

Kita lanjutkan kajian kita dari kitab Matnul Ghāyah wat Taqrīb (متن الغاية والتقريب) karya Abu Syuja’ Al-Ashfahani rahimahullāhu ta’ālā.

In sya Allāh pada kesempatan kali ini kita akan membahas Sunnah-sunnah mandi wajib.
الْمُوَالَاةُ

4. Al-muwālah (الْمُوَالَاةُ)

Artinya adalah membasuh seluruh badan, mengalirkan air ke seluruh badan secara secara kontinyu tanpa ada jeda.

Jadi dengan muwālah (مُوَالَاةُ) ini seluruh anggota tubuh kita terbasahi oleh air tanpa terkecuali dan tanpa ada jeda.

Kalau muwālah (مُوَالَاةُ) dalam wudhu bentuknya lebih jelas. Muwālah (مُوَالَاةُ) dalam wudhu artinya adalah kita membasuh anggota yang berikutnya sebelum anggota yang sebelumnya kering. Misalnya kita harus segera membasuh kedua tangan kita tidak lama setelah kita membasuh wajah kita, dan mengusap kepala kita tidak lama setelah kita membasuh kedua tangan kita. Jangan sampai wajah sudah kering baru kita berpindah ke tangan, tangan sudah kering kita baru berpindah ke kepala. Sehingga ada jeda yang panjang, itu namanya tidak muwālah (مُوَالَاةُ)

Dan demikian juga dengan mandi. Karena bagaimanapun mandi ini juga untuk seluruh anggota tubuh. Jangan sampai kita membasuh kepala kita kemudian santai-santai dulu berhenti kemudian kita baru membasuh badan kita yang lain. Tapi semuanya dilakukan dengan kontinyu (tanpa jeda).

Namun muwālah (مُوَالَاةُ) dalam mandi ini hukumnya adalah sunnah saja tidak seperti dalam wudhu yang merupakan suatu kewajiban menurut sebagian ulama tapi dia adalah sifatnya sunnah saja. Karena ada hadits-hadits dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwasanya muwālah (مُوَالَاةُ), mandi secara kontinyu tanpa jeda ini hukumnya sunnah saja.

Karena dalam beberapa hadits disebutkan bahwasanya Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah setelah Beliau mandi, Beliau mendapatkan ada lam'ah (لمعة), ada bagian tubuh Beliau yang mengkilap belum terkena air. Maka kemudian Beliau mengusap bagian tubuh yang belum terkena air itu dengan rambut Beliau.

Dan dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya seorang sahabat telah mandi kemudian shalat. Dan di waktu dhuha beliau mendapatkan ada juga lam'ah (لمعة), yaitu bagian tubuh yang mengkilap dan belum terkena air. Maka Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang hal itu, beliau mengatakan,

لَوْ أَنَّكَ مَسَحْتَ بِيَدكَ أَجْزَأَكَ
Kalau engkau mengusapnya dengan kedua tanganmu, maka itu sudah cukup.” (HR Ibnu Mājah)
Demikian disebutkan dalam beberapa hadits yang menunjukkan bahwasanya al-muwālah (الْمُوَالَاةُ) dalam mandi tidak sama hukumnya dengan al-muwālah (الْمُوَالَاةُ) dalam wudhu. Dalam wudhu wajib karena ada banyak hadits yang menjelaskan seperti itu, tapi dalam mandi wajib hukum muwālah (مُوَالَاةُ) menurut pendapat yang lebih kuat adalah sunnah saja.

Kemudian yang selanjutnya, yang ke-5 adalah,

وَتَقْدِيمُ اليُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى

5. Mendahulukan bagian tubuh yang kanan sebelum yang kiri.

Artinya saat kita mandi maka kita disunnahkan untuk mendahulukan anggota yang kanan sebelum anggota yang kiri, memulai dengan tangan yang kanan sebelum tangan yang kiri, memulai dengan kaki yang kanan sebelum kaki yang kiri. Juga membasuh anggota tubuh sebelah kanan sebelum sebelah kiri.

Kalau kita menjalankan ini karena cinta kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, mengikuti sunnah Beliau ini akan menambah kualitas ibadah kita. Ingat bahwasanya mandi wajib kita adalah ibadah kepada Allah ‘azza wa jalla.

Kalau kita mandi dengan minimalis itu berpahala sudah. Tapi semakin baik kita mandi, semakin sesuai dengan sifat mandinya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, termasuk di dalamnya dengan mendahulukan anggota tubuh yang kanan dengan anggota tubuh yang kiri. Maka akan semakin besar pahala mandi wajib kita.

Dan seperti diketahui dalam hadits shahihain disebutkan bahwasanya,

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam Beliau suka, Beliau cinta untuk mendahulukan yang kanan dalam memakai sendal, dalam menyisir rambut Beliau, dan dalam semua urusan Beliau.(Muttafaqun ‘alaih).
Maka kita yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam hendaknya mencintai apa yang dicintai oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.

KIni adalah lima hal yang disunnahkan dalam mandi wajib:
  1. Mengucapkan bismillāh (بسم الله), mengucapkan basmalah (بَسْمَلَة).
  2. Berwudhu sebelum mandi,
  3. Mengusap atau menggosok tangan ke seluruh anggota tubuh kita,
  4. Muwālah (مُوَالَاةُ), yaitu kontinyu tanpa jeda,
  5. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan sebelum yang kiri.
Ini adalah perkara-perkara yang akan membuat mandi wajib kita semakin sempurna. Dengan demikian kita simpulkan bahwasanya

Mandi wajib itu ada dua kategori:

1. Kategori minimalis atau yang disebut oleh para ulama sebagai mujzi’ (مجزئ), ash shifah al mujziah (الصفة المجزئة).

Sifat yang sekedar cukup, minimalis yaitu dengan mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh. Kalau kita sudah yakin air sudah sampai ke seluruh anggota tubuh bagaimanapun caranya. Baik dengan mandi dari bak atau dengan menyembur ke laut atau ke kolam atau ke sungai dengan niat mengangkat hadats akbar maka itu sudah cukup, sudah sah.

2. Ash shifah al kāmilah (الصفة الكاملة) atau yang mendekatinya sifat yang sempurna,

Sifat yang juga mewujudkan sunnah-sunnah mandi di dalamnya. Dan ini tentunya lebih baik dan bisa menambah pahala kita di sisi Allah subhānahu wa ta’ālā.

Barangkali ini yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat.

Wallāhu ta'ālā a'lam.

وصلى الله على نبينا محمد وعلى اله وصحبه وسلمواخر دعونا  ان الحمدلله رب العالمين

•┈┈•⊰✿✿⊱•┈┈•
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.