▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ POINT 1 - MENETAPKAN NAMA dan SIFAT ALLAH TANPA TASYBIIH, TA'THIIL, TAKYIIF dan TAHRIF #5 ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧
Point 1 - Menetapkan Nama dan Sifat-sifat Allah tanpa Tamtsil dan Ta'thil #5
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
Sahabat Belajar Islam yang semoga dirahmati oleh Allah rabbul ‘alamin, kita lanjutkan kajian kitab Syarhus Sunnah karya Al-Imam Al Muzani.
Masih poin yang pertama bagian kelima yaitu tentang: Menetapkan Nama dan Sifat-sifat Allah Tanpa Tamtsiil dan Ta’thiil
Dimana Imam Al-Muzani rahimahullah berkata,
الْوَاحِد الصَّمد الَّذِي لَيْسَ لَهُ صَاحِبَة وَلَا ولد جلّ عَن المثيل فَلَا شَبيه لَهُ وَلَا عديل السَّمِيع الْبَصِير الْعَلِيم الْخَبِير المنيع الرفيع
“Dia-lah Al-Waahid (Yang Maha esa), Ash-Shamad (Dzat tempat bergantung), Yang tidak memiliki pendamping, tidak pula anak. Dia Maha agung Yang tidak ada yang semisal dengan-Nya, tidak ada yang serupa dengan-Nya, juga tidak ada tandingan bagi-Nya. Dia adalah As-Samii’, Al-Bashiir, Al-‘Aliim, Al-Khabiir, Al-Manii’, dan Ar-Rafii’.”
Kali ini saya akan bahas tentang Al-Manii’, Ar-Rafii’. Kata Al-Manii’ artinya (Yang Maha Agung), tidak terkalahkan, dan takdirnya tidak akan bisa ditolak. Kata Al-Manii’ tidak termasuk nama Allah subhanahu wa ta'ala, hanya saja penulis sebatas mengabarkan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala Maha Kuat yang tidak akan pernah terkalahkan.
Hal itu sebagaimana dalam Firman-Nya,
وَهُوَ ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْخَبِيرُ
“Dan Dialah Allah yang berkuasa atas sekalian hamba-Nya, dan Dialah Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am [6]: 18)
Allah itu ٱلْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ Yang Maha Berkuasa atas sekalian hamba-Nya, sehingga tidak terkalahkan. Demikian pula Ar-Rafii’ tidak termasuk nama diantara nama-nama Allah, Ar-Rafii’ artinya Yang Maha Tinggi. Adapun yang termasuk nama diantara nama-nama Allah adalah الرافع (Ar-Raafi’).
Faedah, (para pendengar sekalian) bahwa penetapan nama dan sifat Allah bersifat توقيفي artinya mesti benar-benar berdasarkan atas dalil baik Al-Qur’an maupun Sunnah.
Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,
لا يوصف الله إلا بما وصف به نفسه، أو وصفه به رسوله صلى الله عليه وسلم لا يتجاوز القرآن والحديث.
“Allah tidak disifati kecuali dengan apa yang Allah tetapkan bagi diri-Nya, atau ditetapkan oleh Rasul-Nya tidak boleh melampaui Al-Qur’an dan Sunnah.”
Adapun hanya sebatas mengabarkan tentang Allah maka itu lebih luas daripada mensifati dan menetapkan nama bagi Allah. Jadi,
باب الخبر أوسع من باب الصفة
Kalau hanya mengabarkan saja tapi bukan mensifati Allah, itu tidak bermasalah. Yang jelas, apa yang kita kabarkan itu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Misalnya kita katakan “Dzat Allah”, maka kata “Dzat” ini bukan nama juga bukan sifat, hanya menunjukkan sesuatu yang disifati dengan segala sifat kesempurnaan. Maka kalimat “Dzat Allah” bukan sifat dan bukan juga nama, hanya ingin mengabarkan bahwa Allah bisa disifati dengan sebutan “Dzat” tersebut.
Jadi, apa yang disampaikan oleh penulis yaitu Al-Manii’ dan Ar-Rafii’ itu bukan nama dan juga bukan sifat Allah subhanahu wa ta'ala.
Para sahabat sekalian dimuliakan oleh Allah rabbul ‘alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.
Akhukum fillah,
Abu sumayyah Beni Sarbeni
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Post a Comment