F0GAxlSUN0OEmaFkMbnca2nyh81gHBssC6AV9hGe
Bookmark

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 10 – Point 1 Menetapkan Nama dan Sifat Allah tanpa Tamtsil dan Tathil #3

Syarhus Sunnah Al-Muzani – 10 – Point 1 Menetapkan Nama dan Sifat Allah tanpa Tamtsil dan Tathil #3
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
▬▬▬▬▬๑๑▬▬▬▬▬
📘 Syarhus Sunnah Al-Muzani : ❝ POINT 1 - MENETAPKAN NAMA dan SIFAT ALLAH TANPA TASYBIIH, TA'THIIL, TAKYIIF dan TAHRIF #3 ❞
Dosen : Ustadz Beni Sarbeni, Lc, M.Pd Hafidzhahullah Ta'ala
🎧 Simak Audio 🎧

Point 1 - Menetapkan Nama dan Sifat-sifat Allah tanpa Tamtsil dan Ta'thil #3


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
.الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد


Sahabat Belajar Islam yang semoga dimuliakan dan senantiasa diberkahi oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Kita lanjutkan kajian kitab Syarhus Sunnah karya Al Imam Al Muzani rahimahullah.

Masih poin pertama dan pada kesempatan ini saya akan menjelaskan perkataan penulis

السميع البصير

Jadi sekarang faedah yang kelima

5a. Nama Allah As Samii’

Penulis pada poin pertama ini mengatakan,

الواحِدِ الصَّمَدِ الَّذِي لَيْسَ لَهُ صَاحِبَةٌ وَلَا وَلَدٌ ، جَلَّ عَنِ الْمَثِيْلِ ، فَلَا شَبِيهَ لَهُ وَلَا عَدِيْلَ ، السَّمِيعِ الْبَصِيْرِ

Baik, nama Allah As Samii’ disebutkan dalam Al-Qur’an sekitar 50 kali, yang diantaranya adalah ayat berikut, Surah Al-Mujaadilah ayat 1, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

قَدْ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوْلَ ٱلَّتِى تُجَٰدِلُكَ فِى زَوْجِهَا وَتَشْتَكِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَآ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ
“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”(QS. Al-Mujaadilah [58]: 1)
Demikian pula ayat yang pernah saya bacakan yaitu Surah Asy-Syuuraa ayat 11 Allah berfirman,

لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah (Allah) yang Maha Mendengar dan Melihat.”(QS. Asy-Syuuraa [42]:11)
Dalam Ash-Shahihain, maksudnya dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Shahabat Abu Musa Al Asy'ari beliau berkata, 

“Pernah kami bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan. Jika menanjak kami bertakbir dengan suara keras “Allahu akbar Allahu akbar”. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika itu bersabda,

اربعوا على أنفسكم، فإنكم لا تدعون أصم ولا غائباً، ولكن تدعون سميعاً بصيراً قريباً
“Berlaku lembutlah terhadap diri kalian! (maksudnya jangan mengeraskan suara, jadi kalaupun takut jangan (mengeraskan suara), cukup saja (dengan suara lirih)). Karena sungguh kalian berdoa kepada yang tuli, tidak pula kepada yang tidak ada, akan tetapi kalian berdoa kepada Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Dekat (Ilmu Allah itu dekat).”
'Dan mendengar’, nama Allah As-Samii’ artinya Allah subhanahu wa ta'ala Maha Mendengar segala sesuatu dan yang memenuhi segala kebutuhan. Ketika kita berhajat meminta kepada Allah, Allah memenuhi segala permintaan kita, sama bagi Allah subhanahu wa ta'ala suara yang keras maupun yang pelan. Jadi nama Allah As-Samii’ mengandung sifat di dalamnya bahwa Allah Maha Mendengar, mendengar segala sesuatu, tidak ada perbedaan bagi Allah antara suara keras maupun pelan.

Iman seorang hamba bahwa Allah subhanahu wa ta'ala Maha Mendengar, hal itu melahirkan sikap senantiasa menjaga lisan dan ucapan, dan senantiasa berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala, demikian pula melahirkan sikap senantiasa ber-munaajat dan meminta kepada-Nya, karena Allah Maha Mendengar permohonan hamba-Nya. Juga ber-tawassul dengan nama tersebut, kita menyebut nama-nama Allah, “Yaa Samii’.”

“Ya Allah yang Maha Mendengar, kabulkanlah permintaanku.” Itu namanya ber-tawassul.

Sebagaimana hal itu banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, seperti doa Nabi Ibrahim dan Ismail. Nabi Ibrahim bertawassul kepada Allah, Allah menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail,

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah [2]: 127)
Jadi para nabi ber-tawassul dengan menyebut nama-nama Allah subhanahu wa ta'ala. Di bab tawassul itu dibahas bahwa tawassul yang dibenarkan itu adalah:
  1. Dengan menyebut nama atau sifat Allah
  2. Dengan amal shalih yang kita lakukan
  3. Dengan doa orang-orang Shalih yang masih hidup.

5b. Nama Allah Al Bashiir

Selanjutnya adalah nama Allah subhanahu wa ta'ala Al-Bashiir (Yang Maha Melihat).

Nama ini disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dari 40 tempat, maknanya bahwa Allah subhanahu wa ta'ala Maha Melihat segala sesuatu walaupun ia sangat kecil, Allah subhanahu wa ta'ala melihat langkah semut hitam, pada batu yang sangat hitam, di malam yang sangat gelap.

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Allah subhanahu wa ta'ala melihat dengan sangat sempurna, Allah melihat rincian makhluk yang sangat kecil, komponen penyusunnya, dagingnya, darahnya, otaknya, pembuluhnya, demikian pula Allah melihat langkahnya yang berjalan pada batu hitam di malam yang sangat gelap.

Dinukil dari kitab Thariiqul Hijratain karya Al Imam Ibnu Qayyim.

Jadi, Allah melihat komponen tubuh kita, pembuluh, otak, darah, dan seterusnya, maka mintalah kepada Allah. Jika kita dalam keadaan sakit agar komponen dalam tubuh kita itu disembuhkan kembali, dijadikan seperti sediakala. Allah itu senang diminta,

ادعوني أستجب لكم
“Mintalah kepadaku, niscaya akan ku kabulkan.”
Sebaliknya, Allah itu tidak senang bahkan marah kepada hamba-Nya yang tidak meminta, kata Nabi,

من لم يسأل الله يغضب عليه
“Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah, Allah marah kepadanya.”
Kemudian, diantara dalil yang menunjukkan nama Allah Al-Bashiir adalah Surah Asy-Syuuraa tadi,

لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah (Allah) yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syuuraa [42]:11)
Demikian pula firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 265,

وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan Allah Maha Melihat Apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 265)
Walaupun kamu melakukannya dalam keadaan sendirian, Allah Maha Tahu, dan ketika itulah kita diuji keimanan kita. Diantara pengaruh terhadap nama dan sifat Allah Al-Bashiir, bahwa seorang hamba senantiasa merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta'ala, kemudian dia senantiasa Ihsaan (berbuat baik dalam ibadah dan menjauhi kemaksiatan).

الإحسان : أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك
“Ihsaan itu: anda beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat Allah, dan jika kamu tidak merasakan hal itu maka sesungguhnya Allah melihatmu.”
Itulah Ihsaan.

Sahabat sekalian, demikian materi yang bisa saya sampaikan semoga bermanfaat.

Akhuukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Post a Comment

Post a Comment

Aturan berkomentar:
- Afwan, komentar yang mengandung link hidup dan spam akan kami remove.
- Silahkan ikuti blog ini untuk update info terbaru kami, dengan cara klik Follow+
- Silakan berikan komentar. Centang kotak "Notify me" untuk mendapatkan notifikasi via email jika ada yang membalas komentar.